Mepi Sulastri
Universitas Dehasen Bengkulu

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Kunjungan Antenatal Care dan Pengalaman Persalinan Terhadap Depresi Pada Ibu Hamil: Pengaruh Kunjungan Antenatal Care dan Pengalaman Persalinan Terhadap Depresi Pada Ibu Hamil Yatri Hilinti; Ronalen Br. Situmorang; Mepi Sulastri
Ahmar Metastasis Health Journal Vol. 1 No. 2 (2021): Ahmar Metastasis Health Journal
Publisher : Yayasan Ahmad Mansyur Nasirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (851.825 KB) | DOI: 10.53770/amhj.v1i2.16

Abstract

Introduction: In general, there is an increase in depression in pregnant women due to inappropriate ANC visits and unpleasant experiences in previous pregnancies and deliveries. The purpose of this study was to determine the relationship between ANC visits and delivery experience on depression in pregnant women at the Sawah Lebar Health Center, Bengkulu City. Methods: This research is a quantitative analytic study with a cross-sectional design. The sample in this study were pregnant women in Trimeter II and III in the Work Area of the Sawah Lebar Health Center Bengkulu, which amounted to 158 respondents. The sampling technique in this study used a  simple random sampling technique.  The data used in this study were collected using a questionnaire and analyzed univariately and bivariately using SPSS. Results: from 158 respondents, it was found that 99 (62.7%) mothers had inappropriate ANC visits, 86 (54.4%) mothers experienced complications in previous deliveries,  81  (51.3%) mothers  57 people (36%) who did not experience depression during pregnancy, pregnant women who had inappropriate ANC visits (57 people) (36%) experienced depression, and 50 people (31.6%) experienced depression. Conclusion: There is an Influence between ANC Visits and Childbirth Experience with Depression in Pregnant Women in the Work Area of the Sawah Lebar Health Center, Bengkulu City. Pendahuluan:  Secara umum  terjadi peningkatan  depresi  pada Ibu hamil disebabkan oleh  kunjungan  ANC  tidak  tepat  dan  adanya  pengalaman  kurang  menyenangkan  pada kehamilan dan persalinan sebelumnya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan kunjungan ANC dan pengalaman persalinan terhadap depresi pada ibu hamil di Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan design cross sectional, Sampel pada penelitian ini adalah Ibu hamil Trimeter II dan III di Wilayah Kerja Puskesmas  Sawah Lebar Bengkulu    yang berjumlah 158 responden.  Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Data yang digunakan dalam penelitian dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis secara univariat  dan  bivariat  menggunakan  SPSS.  Hasil:    dari  158  orang  responden  ditemukan sebanyak 99 orang (62,7%) ibu yang tidak tepat dalam melakukan Kunjungan ANC, 86 orang (54,4%) ibu yang mengalami penyulit dalam persalinan sebelumnya, 81 orang (51,3%) ibu yang tidak mengalami depresi  saat  hamil, ibu hamil yang melakukan  kunjungan  ANC tidak tepat sebesar  57  orang  (36%)  mengalami  depresi,  dan  ibu  hamil  yang  memiliki  pengalaman persalinan dengan penyulit 50 orang (31,6%) mengalami depresi. Kesimpulan: Ada Pengaruh antara  Kunjungan  ANC  dan  Pengalaman  Persalinan  dengan  Depresi  Pada  Ibu  Hamil    di Wilayah Kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu.
HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSLUSIF DENGAN KEJADIAN STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU Yatri Hilinti; Mepi Sulastri; Ronalen Br Situmorang; Lezi Yovita Sari
Mitra Raflesia (Journal of Health Science) Vol 15, No 1 (2023)
Publisher : LPPM STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51712/mitraraflesia.v15i1.205

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang : Stunting menjadi suatu permasalahan dalam kesehatan karena berhubungan dengan risiko terjadinya suboptimal perkembangan otak, sehingga terjadi  keterlambatan pada perkembangan motorik dan terhambatnya pertumbuhan mental. Hal ini menjadi ancaman serius bagi keberadaan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Data Riskesdas tahun 2017 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia mencapai 29,6%, meningkat menjadi 30,8%, di tahun 2018 kemudian menurun menjadi 27,7% di tahun 2019. Angka tersebut masih jauh dari standar WHO yaitu dibawah 20%. Masih tingginya angka stunting diindonesia menjadi perhatian penting bagi pemerintah. Dari beberapa penelitian didapatkan faktor penyebab stunting salah satunya yaitu tidak menerapkan ASI Eksklusif pada Bayi. Maka peneliti termotivasi melakukan penelitian tentang hubungan riwayat ASI Eksklusif terhadap Kejadian Stunting di Puskesmas Sawah Lebar Bengkulu.Metode : Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Desain penelitian ini dilakukan degan melakukan observasi pada semua variabel, baik variabel independen (riwayat ASI Eksklusif) maupun variabel dependen (stunting) dalam waktu yang bersamaan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 222 orang balita di wilayah kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu.Hasil : Penelitian menunjukkan hasil bahwa 46 (63,9%) responden tidak ASI eksklusif dan mengalami stunting. Sedangkan dari 29 (19,6%) responden dengan ASI eksklusif dan mengalami stunting. Dari uji statistik dapat diketahui bahwa p-value = 0,000 atau lebih kecil dari nilai α (0,05).Simpulan : Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara riwayat ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sawah Lebar Bengkulu. Dilihat dari nilai RP = 3,261 yang dapat diartikan bahwa responden yang tidak ASI eksklusif berpeluang 3,261 kali lebih tinggi mengalami stunting dibandingkan dengan responden yang ASI eksklusif.Kata Kunci : Asi Eksklusif, Stunting ABSTRACTBackground: Stunting is a health problem because it is associated with the risk of suboptimal brain development, resulting in delays in motor development and stunted mental growth. This is a serious threat to the existence of children as the next generation of the nation. Riskesdas data in 2017 shows the prevalence of stunting in Indonesia reached 29.6%, increased to 30.8%, in 2018 and then decreased to 27.7% in 2019. This figure is still far from the WHO standard, which is below 20%. The high rate of stunting in Indonesia is an important concern for the government. From several studies, it was found that the factors causing stunting, one of which was not applying exclusive breastfeeding to infants. So the researchers were motivated to conduct research on the relationship of exclusive breastfeeding history to the incidence of stunting at the Sawah Lebar Health Center Bengkulu.  Methods: This type of research is quantitative using an analytical survey method with a cross sectional approach. The design of this study was carried out by observing all variables, both the independent variable (history of exclusive breastfeeding) and the dependent variable (stunting) at the same time. The sample in this study amounted to 222 children under five in the work area of the Sawah Lebar Health Center, Bengkulu City.Results: The study showed that 46 (63.9%) respondents were not exclusively breastfed and experienced stunting. Meanwhile, out of 29 (19.6%) respondents with exclusive breastfeeding and experiencing stunting. From the statistical test, it can be seen that the p-value = 0.000 or less than the value of (0.05).Conclusion: It can be concluded that there is a significant relationship between a history of exclusive breastfeeding and the incidence of stunting in toddlers in the working area of the Sawah Lebar Health Center Bengkulu. Judging from the value of RP = 3.261 which means that respondents who are not exclusively breastfed have a 3,261 times higher chance of experiencing stunting compared to respondents who are exclusively breastfed.Keywords: Exclusive Breastfeeding, Stunting  
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PRILAKU PENCEGAHAN COVID 19 DI ERA NEW NORMAL DI BPM NETTY HERAWATI, SST MEPI SULASTRI; YATRI HILINTI; DESI AULIA UMAMI
Journal Of Midwifery Vol 11 No 1 (2023)
Publisher : UNIVED PRESS, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jm.v11i1.4196

Abstract

Pendahuluan: Kasus positif Covid 19 bertambah sebanyak 2.090. Sehingga jumlahnya saat ini menjadi 151.498 orang. Sementara, untuk kasus sembuh ada penambahan sebanyak 2.207 orang. Penambahan itu sekaligus menjadikan total pasien yang telah sembuh menjadi 105.198 orang.Dalam situasi normal, kematian ibu dan kematian neonatal di Indonesia masih menjadi tantangan besar, apalagi pada saat situasi bencana. Saat ini, Indonesia sedang menghadapi bencana nasional non alam Covid-19 sehingga pelayanan kesehatan maternal dan neonatal menjadi salah satu layanan yang terkena dampak baik secara akses. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independen dan dependen, kemudian akan menganalisa data yang terkumpul untuk mencari pengaruh antara variabel. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional untuk melihat adanya Pengetahuan terhadap pencegahan Covid 19 di era New Normal di BPM Netty Herawati, SST Hasil dan Pembahasan: Hasil uji Hasil penelitian didapat hasil bahwa ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik memiliki prilaku mencegah covid-19 14 orang (93,3%), pengetahuan cukup memiliki prilaku mencegah covid-19 sebanyak 17 orang (70,8%) dan ibu hamil yang memiliki kurang melakukan memiliki prilaku mencegah covid-19 sebanyak sebanyak 2 orang (12,5%) yang sama dengan temuan pada kegiatan ini dilaporkan bahwa ada perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan ibu sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan (Kapti et al., 2019). Penulis menyimpulkan bahwa semakin baik pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan penularan Covid-19, maka ibu hamil akan semakin terhindar dari penularan Covid-19. Kesimpulan: Sebagai upaya preventif bidan dapat meningkatkan penyuluhan atau pendidikan kesehatan mengenai pencegahan penularan Covid-19 khususnya bagi ibu hamil dan sebaiknya bidan melakukan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 secara ketat termasuk menggunakan APD yang sesuai standar pada saat memberikan pelayanan.
HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG AKUPRESUR DENGAN KEJADIAN DISMENORE DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’AN HARSALLAKUM KOTA BENGKULU YATRI HILINTI; MEPI SULASTRI
Journal Of Midwifery Vol 11 No 1 (2023)
Publisher : UNIVED PRESS, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jm.v11i1.4442

Abstract

Pendahuluan: Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia tahun 2016 angka dismenore terjadi sebesar 64,25% yang dibagi menjadi dua yaitu dismenore primer sebesar 54,89% dan dismenore sekunder sebesar 9,36%. Biasanya gejala dismenore primer terjadi pada wanita usia produktif 1-5 tahun setelah mengalami haid pertama dan wanita yang belum pernah hamil. Kebanyakan perempuan di Indonesia yang mengalami dismenore tidak memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan. Data menunjukkan 90% perempuan Indonesia pernah mengalami dismenore. Prevalensi angka kejadian dismenore di Indonesia menurut Jurnal Occupational Environtmental yaitu dismenore primer (54,98 %) dan dismenore sekunder (9,36% ). .Hal yang mampu menggambarkan perilaku untuk mendorong masyarakan dalam upaya pencegahan adalah pengetahuan, sikap dan tindakan tokoh masyarakat atau pemerintah. Pondok pesantren Al-Qur’an Harsallakum memiliki 432 siswi yang berusia remaja. Data dari UKS menunjukkan rata-rata 5 siswi datang ke UKS dengan keluhan nyeri saat menstruasi yang mengganggu konsentrasi mereka mengikuti pembelajaran di sekolah dan asrama setiap bulannya. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional untuk melihat hubungan antara tingkat pengetahuan remaja putri tentang akupresur dengan kejadian dismenore. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 79 siswi dari seluruh total populasi. Hasil dan Pembahasan: Terdapat 54 (84,3%) dari siswa yang mengalami dismenore memiliki pengetahuan yang kurang tentang akupresur, sedangkan 12 (80%) dari siswa yang tidak mengalami dismenore memiliki pengetahuan yang cukup. Setelah dilakukan analisis chi-square Test dengan Likelihood Ratio hubungan pengetahuan remaja putri tentang akupresur dengan kejadian dismenore diperoleh nilai signifikansi (p value) 0,000 atau lebih kecil dari (alpha) = 0,05 yang menunjukkan bahwa secara statistik ada hubungan pengetahuan remaja putri tentang akupresur dengan kejadian dismenore di Pondok Pesantren Al-Qur’an Harsallakum Kota Bengkulu. Kesimpulan: terdapat hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang akupresur dengan kejadian dismenore di Pondok Pesantren Al-Qur’an Harsallakum Kota Bengkulu.