Widayanti Widayanti
Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Bandung

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Angka Kejadian Tuberkulosis Paru pada Anak dengan Imunisasi BCG di RSUD Al-Ihsan Bandung Bulan Januari–Juni 2019 Fitri Janur Rakhmawati; Arief Budi Yulianti; Widayanti Widayanti
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i2.5651

Abstract

Tuberkulosis (TB) yang dikenal sebagai salah satu penyebab 10 kematian tertinggi di dunia merupakan penyakit infeksi menular disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru dapat diderita oleh anak termasuk pada usia 0–5 tahun. Berbagai faktor risiko penularan TB pada anak, yaitu usia jenis kelamin, status gizi, dan status imunisasi BCG. Penelitian ini berupa deskriptif bertujuan menganalisis angka kejadian TB anak dengan karakteristik riwayat imunisasi BCG pada pasien TB anak yang baru didiagnosis di RSUD Al-Ihsan Bandung pada bulan Januari–Juni 2019. Desain ini menggunakan metode deskriptif yang diperoleh dari rekam medis pasien TB. Hasil penelitian didapatkan bahwa penderita TB paru anak yang datang ke Poli Anak RSUD Al-Ihsan Bandung pada bulan Januari–Juni 2019 sebanyak 211 penderita TB dengan jumlah kejadian terbanyak pada bulan Mei. Jumlah pasien TB anak usia 1–24 bulan 30 orang (25,6%) dan usia 25–60 bulan 87 orang (74,4%), jenis kelamin laki-laki 59 orang (50,4%) dan perempuan 58 orang (49,6%). Pasien yang memiliki tanda parut 98 orang (83,8%) dan tidak memiliki tanda parut 19 orang (16,2%). Simpulan, penderita TB paru anak banyak terjadi pada usia 1–24 bulan, jenis kelamin laki-laki, dan memiliki riwayat imunisasi BCG. NUMBERS OF LUNG TUBERCULOSIS IN CHILDREN WITH BCG IMMUNIZATION IN AL IHSAN BANDUNG HOSPITAL MONTHS JANUARY–JUNE 2019Tuberculosis (TB), known as one of the 10 highest causes of death in the world, is an infectious disease caused by the bacterium Mycobacterium tuberculosis. Pulmonary tuberculosis can be suffered by children including those aged 0–5 years. Various risk factors for TB transmission in children are age, sex, nutritional status and immunization status of BCG. This descriptive research aims to analyze the incidence of pediatric TB with a characteristic history of BCG immunization in newly diagnosed pediatric TB patients at Al-Ihsan Regional Hospital Bandung in January– June 2019. This design used a descriptive method obtained from the medical records of TB patients. The results showed that patients with pulmonary TB who came to the Children’s Polyclinic of Al-Ihsan Regional Hospital Bandung in January–June 2019 were 211 TB patients with the highest number of events in May. The number of TB patients in children aged 1–24 months were 30 children (25.6%) and aged 25–60 months was 87 children (74.4%), boys were 59 children (50.4%) and girls were 58 people (49.6%). Patients who had scar marks were 98 children (83.8%) and did not have scar marks 19 children (16.2%). In conclusion many children with pulmonary TB occur at 1–24 months of age, male, and have a history of BCG immunization.
Hubungan Letak Lesi Strok Iskemik dengan Kualitas Tidur di RSAU dr. M. Salamun Bandung Alya Tursina; Widayanti Widayanti; Ariko Rahmat Putra
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v1i2.4637

Abstract

Prevalensi strok di Indonesia terus meningkat seiring dengan usia harapan hidup yang semakin meningkat dan menyebabkan banyak kematian. Pasien strok terutama strok iskemik dapat mengalami berbagai macam gangguan tidur. Macam gangguan tidur pada penderita strok bergantung pada defisit neurologis yang dialaminya. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan lokasi lesi strok iskemik daerah kortikal dan subkortikal dengan kualitas tidur menggunakan pemeriksaan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) di RSAU dr. M. Salamun Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian potong lintang. Penelitian dilakukan terhadap 38 penderita yang pertama kali didiagnosis strok iskemik yang dirawat inap di Bagian Neurologi RSAU dr. M. Salamun Bandung pada bulan Juni sampai Oktober 2016. Instrumen penelitian berupa kuesioner PSQI yang dilakukan pada hari ke-7 pasien dirawat inap. Statistical for social science (SPSS) versi 17 digunakan untuk mengolah data. Hasil penelitian menunjukkan  terdapat hubungan bermakna lokasi lesi strok iskemik daerah kortikal dan subkortikal dengan kualitas tidur (p=0,215). Penderita strok iskemik dengan lokasi lesi hipodens subkortikal yang mengalami gangguan kualitas tidur sebesar 23 dari 28 subjek dan lokasi lesi hipodens kortikal sebesar 3 dari 9 subjek. RELATIONSHIP BETWEEN ISCHEMIC STROKE LESIONS AND SLEEP QUALITY AT RSAU DR. M. SALAMUN BANDUNG The prevalence of stroke in Indonesia continues to increase with increasing life expectancy and it causes many deaths. Stroke patients, especially ischemic stroke can experience a variety of sleep disorders. The types of sleep disorders in stroke patients depend on the neurological deficits they experience. The purpose of this study was to study the relationship between the location of cortical and subcortical ischemic stroke lesions with the quality of sleep using Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) examination in RSAU dr. M. Salamun Bandung. This study was an observational study with a cross sectional study design. The study was conducted on 38 patients who were first diagnosed with a stroke in the Neurology Department of RSAU Dr. M. Salamun Bandung in June to October 2016. The research instrument consisted of the PSQI questionnaire conducted on the 7th day of hospitalized patients. Version 17 of the social sciences statistics (SPSS) was used to process data. The results showed that there was a correlation between the location of cortical and subcortical ischemic stroke lesions with the quality of sleep (p=0.215). Ischemic stroke patients with subcortical hypodense lesions who experienced sleep quality disorders were 23 of 28 and patients with cortical hypodens lesions were 3 of 9 patients.
Scoping Review: Pengaruh Minyak Ikan dalam Pencegahan Sekunder Penyakit Jantung Koroner Rahmad Chairuddin Anwar; Widayanti; Ratna Nurmeliani
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.400

Abstract

Abstract. Coronary heart disease is a disease caused by insufficient blood and oxygen supply to the myocardium due to blockage of atherosclerotic plaques in the coronary arteries. Secondary prevention coronary heart disease needs to be done to inhibit the development of disease. One way is to take fish oil supplements, which are long-chain omega-3 unsaturated fatty acids which contain docosahexaenoic acid (DHA) and eicosapentaenoic acid (EPA). This study aims to determine the effect of fish oil in secondary prevention of coronary heart disease. This study use a scoping review conducted by analyzing English-language Randomized Controlled Trial research articles published in 2011-2021 and accessible in full text in three databases, namely PubMed, ScienceDirect, and SpringerLink. The articles obtained were 6094 and those that matched the inclusion criteria were 750 articles. The result of the screening using PICOS, and a feasibility test based on the Joanna Briggs Institute (JBI), obtained 4 articles. The results of this study are fish oil can restore endothelial dysfunction and prevent the development plaque fibrous, non calcification, and total coronary arteries. In conclusion, fish oil can be used as a secondary prevention of coronary heart disease. Keywords: Coronary Artery Disease, Fish Oil. Abstrak. Penyakit jantung koroner merupakan penyakit akibat suplai darah dan oksigen ke miokardium tidak tercukupi karena adanya penyumbatan plak aterosklerotik pada arteri koroner. Pencegahan sekunder penyakit jantung koroner perlu dilakukan untuk menghambat perkembangan keparahan penyakit. Salah satu caranya adalah mengkonsumsi suplemen minyak ikan, yang merupakan asam lemak tidak jenuh rantai panjang omega-3 yang memiliki kandungan docosahexaenoic acid (DHA) dan eicosapentaenoic acid (EPA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minyak ikan dalam pencegahan sekunder penyakit jantung koroner. Penelitian ini menggunakan scoping review yang dilakukan dengan cara menganalisis artikel penelitian Randomized Controlled Trial berbahasa Inggris yang dipublikasi pada tahun 2011-2021 dan dapat diakses full text di tiga database yaitu PubMed, ScienceDirect, dan SpringerLink. Artikel yang didapatkan sebanyak 6094 dan yang sesuai dengan kriteria inklusi berjumlah 750 artikel. Hasil screening menggunakan dengan PICOS, dan uji kelayakan berdasarkan Joanna Briggs Institute (JBI), didapatkan 4 artikel. Hasil dari penelitian ini adalah minyak ikan dapat memulihkan disfungsi endotel dan mencegah perkembangan plak fibrosa, non kalsifikasi, dan total pada arteri koronaria. Kesimpulannya minyak ikan dapat digunakan sebagai pencegahan sekunder penyakit jantung koroner. Kata Kunci: Minyak Ikan, Penyakit Jantung Koroner.
Literature Study: Obesitas sebagai Faktor Risiko pada Kanker Payudara Triple Negative Dian Alfiani; Mirasari Putri Putri; Widayanti Widayanti
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.760

Abstract

Abstract. Cancer is a non-communicable disease, but the sufferers are increasing every year and are very dangerous, causing high mortality rates. One of the most dominating cancers in Indonesia, especially in women, is breast cancer. This study aims to explore obesity as risk factor of triple negative breast cancer. The method used in this study is a literature study by analyzing academic-oriented literature such as national, international journal, and bookin which related to research objective. The results of the analysis stated that the main risk factor for breast cancer was obesity which was caused by unhealthy patterns and lifestyles. The conclusion of this study is that obese women are more prone to triple negative breast cancer because they have a higher rate of recurrence or metastasis than women who are not obese. Abstrak. Kanker merupakan penyakit yang tidak menular, namun penderitanya meningkat setiap tahun dan sangat berbahaya sehingga menyebabkan tingginya angka kematian. Salah satu penyakit kanker yang paling mendominasi di Indonesia, terutama pada perempuan adalah kanker payudara. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi obesitas sebagai faktor risiko triple negative breast cancer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa literature study dengan mengkaji atau meninjau secara kritis temuan yang terdapat pada literatur berorientasi akademik (academic-oriented literature) seperti jurnal nasional dan internasional, sejumlah buku, yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Hasil analisis menyatakan bahwa faktor risiko utama penyebab kanker payudara adalah obesitas yang disebabkan karena pola dan gaya hidup yang tidak sehat. Simpulan penelitian ini adalah obesitas merupakan faktor risiko utama pada kejadian triple negative breast cancer pada wanita.
Peran Vitamin D dalam Penanganan Pasien Covid-19 Dwi Widi Mandasari; Maya Tejasari; Widayanti
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.1982

Abstract

Abstract. Corona Virus Disease-2019 (Covid-19) is a serious global problem that still needs to be addressed at this time. Covid-19 is caused by the Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). One of the Covid-19 prevention measures related to nutrition is the consumption of vitamin D. This study is a Scoping review, a systematic search was carried out through 3 databases (PubMed, Spinger Link, Science Direct,) that met the eligibility criteria. The search results from a total of 5,662 articles contained 494 according to the inclusion criteria, namely 2019 - 2021, observational, experimental, full text, in English and obtained 8 articles according to PICOS. The results of a review and analysis of 9 articles, all of which showed that there was a reduced risk of mortality in the group given vitamin D supplements than the control group that was not given vitamin D. Vitamin D inactivates viral pathogens or inhibits viral replication. So it has a positive effect on the immune system. And useful for handling Covid-19 patients. The conclusion of this study is that the administration of vitamin D can reduce the risk of mortality and increase improvement in the treatment of COVID-19 patients. Abstrak. Corona Virus Disease-2019 (Covid-19) menjadi masalah global serius yang masih perlu ditanggulangi saat ini. Covid-19 disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrom Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Salah satu langkah pencegahan Covid-19 yang terkait bidang gizi adalah konsumsi vitamin D. Penelitian ini merupakan Scoping review, pencarian sistematis dilakukan melalui 3 database (PubMed, Spinger Link, Science Direct,) yang memenuhi kriteria kelayakan. Hasil pencarian dari total 5.662 artikel terdapat 494 sesuai dengan kriteria inklusi yaitu 2019 - 2021, observasioal, eksperimental, full text, berbahasa Inggrisdan didapatkan 8 artikel sesuai PICOS. Hasil telaah dan analisis dari 9 artikel, semua artikel menunjukan bahwa terjadi penurunan resiko mortalitas pada kelompok yang diberi suplemen vitamin D daripada kelompok kontrol yang tidak diberikan vitamin D. Vitamin D menonaktifkan patogen virus atau menghambat replikasi virus. sehingga memiliki efek positif untuk system kekebalan tubuh. Dan bermanfaat untuk penanganan pasien covid-19. Simpulan dari penelitian ini adalah pemberian vitamin D dapat mengurangi resiko mortalitas serta meningkatkan perbaikan dalam penanganan pasien covid-19.