Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PERBEDAAN KESEIMBANGAN TUBUH LANSIA BERDASARKAN KEIKUTSERTAAN SENAM LANSIA DI PANTI WERDA PELKRIS PENGAYOMAN DAN ELIM SEMARANG Nurhayati, Eka; Arwani, -; Purnomo, -
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berbagai perubahan akan dialami lansia berkaitan dengan insiden jatuh lansia, terutama ketika perubahan tersebut berefek pada kemampuan fungsional dan menimbulkan gangguan sensori atau gaya berjalan dan ketidakstabilan keseimbangan tubuh. Prevalensi lansia jatuh di RSCM pada tahun 2000 sebesar 15,53 persen (285 kasus). Latihan keseimbangan dapat mengurangi insiden jatuh sebesar 17 persen, oleh karena itu latihan keseimbangan yang salah satunya adalah dengan olahraga senam lansia dapat dilakukan lansia untuk memperbaiki perubahan yang terjadi pada lansia terutama pada keseimbangan tubuh lansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan keseimbangan tubuh lansia berdasarkan keikutsertaan senam lansia. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi komparasi menggunakan pendekatan Cross Sectional Study, dilakukan pada 60 responden dari 126 lansia dengan metode Total Sampling. Pengambilan data menggunakan Berg Balance Scale (BBS), dan dianalisis dengan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseimbangan tubuh lansia memiliki skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan lansia yang tidak teratur dalam mengikuti senam lansia dan secara statistic bermakna (Z = -5,36 dan p value = 0,000). Disimpulkan ada perbedaan keseimbangan tubuh lansia berdasarkan keikutsertaan senam lansia di Panti Werda Pelkris Pengayoman dan Elim Semarang. Disarankan agar senam lansia bisa dijadikan salah satu intervensi (keperawatan) dalam pelayanan keperawatan di panti terutama dalam menjaga keseimbangan tubuh lansia karena senam lansia bermanfaat bagi lansia guna menjaga kestabilan sistem gerak dan kebugaran jasmani.Kata Kunci : Keseimbangan tubuh, Senam lansia
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 3-5 TAHUN Krisdiyanto, Endra; Arwani, -; Purnomo, -
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pola asuh merupakan pola interaksi orang tua dengan anak dalam rangka mendidik karakter anak. Terdapat 4 macam pola asuh orang tua yaitu pola asuh demokratis, pola asuh otoriter, pola asuh permisif, dan pola asuh laissez faire. Faktor lingkungan dan kepribadian anak dapat mempengaruhi keterlambatan dalam perkembangan motorik. Besar kemungkinan pola pengasuhan anak dan lingkungan ikut berperanan dalam pemberian stimulasi untuk mengembangkan kemampuan motorik dan merupakan hal yang urgen atau penting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan motorik anak usia 3-5 tahun di Posyandu Desa Jolontoro Kecamatan Sapuran Wonosobo. Jenis penelitian ini adalah deskripsi korelasi menggunakan rancangan cross sectional, dilakukan pada 32 orang tua yang mempunyai anak usia 3 – 5 tahun, dengan teknik total sampling. Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji fisher exact, diperoleh nilai p sebesar 0,006 (p < 0,05) untuk perkembangan motorik kasar dan p sebesar 0,047 (p < 0,05) untuk perkembangan motorik halus. Sehingga disimpulkan ada hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan motorik anak usia 3-5 tahun di Posyandu Desa Jolontoro Kecamatan Sapuran Wonosobo. Saran dalam penelitian ini adalah hendaknya diberikan penyuluhan informasi tentang pola asuh orang tua dan pentingnya dalam memantau tumbuh kembang anak khususnya perkembangan motorik anak.Kata Kunci: Pola asuh orang tua, Perkembangan motorik anak.
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI SD NEGERI KARANGAYU 03 SEMARANG Khotimah, Khusnul; Suhadi, -; Purnomo, -
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah kesehatan gigi yang paling sering terjadi pada anak-anak adalah karies gigi. Pada umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk dan anak lebih banyak makan makanan dan minuman yang menyebabkan karies dibanding orang dewasa. Depkes menyebutkan bahwa prevalensi karies gigi di Indonesia berkisar antara 85-99%. Di Indonesia sebanyak 89% anak dibawah 12 tahun menderita penyakit gigi dan mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian karies gigi pada anak SD kelas 1-6 di SD Negeri Karangayu 03. Desain penelitian ini adalah survey analitik, jumlah sampel 70 responden dengan teknik proportionate stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian karies gigi dengan nilai ρ value 0,021 (p<0,05). Tidak ada hubungan antara usia dengan kejadian karies gigi dengan nilai ρ value 0,053(p>0,05). Tidak ada hubungan antara status ekonomi dengan kejadian karies gigi dengan nilai ρ value 0,708(p>0,05). Ada hubungan antara menggosok gigi dengan kejadian karies gigi dengan nilai ρ value 0,014(p<0,05). Ada hubungan antara makanan kariogenik dengan kejadian karies gigi dengan nilai ρ value 0,017(p<0,05). Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah agar orangtua untuk mengawasi pola makan anak-anaknya terutama makanan kariogenik, membiasakan anaknya untuk menggosok gigi minimal 2 kali sehari, mengajarkan cara menggosok gigi yang benar, serta memberi contoh cara menggosok gigi yang benar.Kata Kunci : Kejadian Karies Gigi, Anak Usia 6-12 Tahun
HUBUNGAN BIMBINGAN ORANGTUA DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN MENARCHE (STUDI PADA SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN TAWANGMAS SEMARANG) Nuryani, Lia; Arwani, -; Purnomo, -
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun. Perasaan bingung, gelisah, tidak nyaman selalu menyelimuti perasaan seorang remaja yang mengalami menstruasi pertama kali (menarche). Di lain sisi masih adanya anggapan orang tua yang salah bahwa hal ini merupakan hal yang tabu untuk diperbincangkan dan menganggap bahwa anak akan tahu dengan sendirinya, menambah rumitnya permasalahan, tidak perlu malu atau cemas dengan adanya menstruasi. Bimbingan orangtua sangat penting agar pada saat remaja mengalami menarche mampu menjaga kebersihan selama masa menstruasi dengan mengganti pembalut minimal dua kali sehari sehingga dapat mengurangi perkembangbiakan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan bimbingan orang tua dengan pelaksanaan perawatan Menarche (studi pada Sekolah Dasar di Kelurahan Tawangmas Semarang). Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional dilakukan pada 64 responden. Data dianalisis dengan uji Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar bimbingan orangtua tentang menarche pada siswi dengan kategori cukup dan baik, dan pelaksanaan perawatan saat menarche oleh siswi juga dalam kategori cukup dan baik. Hubungan kedua variable dalam penelitian secara statistic bermakna (p=0,0005) sehingga disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara bimbingan orangtua terhadap pelaksanaan perawatan menarche. Disarankan perlunya pemahaman orangtua tentang kesehatan reproduksi remaja terutama dalam hal menyiapkan anaknya untuk menghadapi menarche.Kata Kunci: Perawatan menarche, bimbingan orangtua
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERAN KELUARGA DALAM MERAWAT LANSIA DENGAN OSTEOATRITIS DI DESA BONDO KABUPATEN JEPARA Darwinto, Yuni Kristiani; Suhadi, -; Purnomo, -
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Oeteoatritis lebih sering terjadi pada lansia untuk itu perlu peranan khusus lansia pada perawatan osteoatritis terutama bagi keluarga. Peranan keluarga dalam perawatan lansia diantaranya yaitu menjaga dan merawat kondisi anggota keluarga yang lanjut usia, tetap dalam keadaan optimal dan produktif, mempertahankan dan meningkatkan status mental lansia, mengantisipasi adanya perubahan sosial dan ekonomi pada lansia, memotivasi dan memfasilitasi lansia untuk memenuhi kebutuhan spiritual.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan peran keluarga dalam merawat lansia dengan osteoatritis.Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif, jumlah sampel 76 responden dengen teknik purposive Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan keluarga dalam merawat lansia dengan osteoatritis sebagian besar cukup sebanyak 46 responden (60,5%), peran keluarga dalam merawat lansia dengan osteoatritis sebagian besar cukup sebanyak 43 responden (56,6%) dan ada hubungan antara pengetahuan dengan peran keluarga dalam merawat lansia dengan osteoatritis dengan nilai ρ value sebesar 0,0001.Kata Kunci : pengetahuan, peran keluarga, lansia, osteoatritis
PENGARUH TEHNIK MENERAN TERHADAP LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU INPARTU PRIMIGRAVIDA DI RUMAH BERSALIN SEMARANG Mujab, Saeful; Rusmiyati, -; Purnomo, -
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2014
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Robekan jalan lahir sering terjadi pada persalinan dengan trauma. Pertolongan persalinan yang semakin manipulatif dan traumatik akan memudahkan robekan jalan lahir, karena itu dihindarkan memimpin persalinan pada saat pembukaan serviks belum lengkap, Sebanyak  85%  dari perempuan yang melahirkan pervaginam akan mengalami trauma pada perineum dan 3-12% akan mengenai otot sfingter ani. Mengetahui tentang adanya pengaruh tehnik meneran terhadap laserasi jalan lahir pada ibu inpartu primigravida di Rumah bersalin Semarang. Metode penelitian ini adalah Eksperimen Semu dengan pendekatan  pretest posttest design, jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 34 responden dengan tehnik yang digunakan adalah total sampling. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan, berdasarkan uji statistik Che-Square diketahui p value 0,005 <  α (0,05), dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, berarti ada hubungan tehnik meneran terhadap laserasi jalan lahir pada ibu inpartu primigravida. Diketahui bahwa dari 34 responden, 17 (50%) mengalami laserasi perineum derajat I dan 17 (50%) mengalami laserasi perineum derajat II. Berdasarkan responden yang melakukan tehnik meneran adalah sebagian besar tehnik meneran salah sebesar 21 (61,8 %), dan sisanya tehnik meneran benar sebesar 13 (38,2 %). Rekomendasi hasil penelitian ini adalah untuk ibu setelah persalinan diharapkan dapat memenuhi nutrisi yang bergizi dan tidak pantang makanan, sehingga luka laserasi cepat kering.   Kata Kunci : Tehnik meneran, Laserasi jalan lahir
SISTEM KONTROL TEMPERATUR TABUNG INKUBATOR BAYI MENGGUNAKAN IC AT89C51 Achmad Solichan; - Purnomo
MEDIA ELEKTRIKA Vol 1, No 1 (2008): MEDIA ELEKTRIKA
Publisher : PSTE UNIMUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2662.907 KB) | DOI: 10.26714/me.1.1.2008.%p

Abstract

Bayi lahir prematur memerlukan alat bantu untuk membuat lingkungan si bayi sesuai dengan suhu dalam kandungan ibu yang disebut sebagai inkubator bayi. Inkubator bayi biasa menggunakan kontrol temperatur dimana pengolahan datanya dilakukan secara analog dengan memakai lempeng binetal untuk mengontrol pemanas listrik. Penelitian ini bertujuan membuat kontrol temperatur inkubator bayi berbasis mikrokontroler dengan cara membuat model inkubator bayi dan sistem kontrolnya. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa dengan sistem mikrokontroler maka pengambilan data, pengolahan dan hasil pengamatan dapat dilakukan dengan lebih teliti dan dapat berjalan dengan lebih baik.kata kunci : inkubator bayi, sistem kontrol temperatur, mikrokontroler