Koesrini Koesrini
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KEUNGGULAN KOMPETITIF DAN PREFERENSI PETANI TERHADAP VARIETAS UNGGUL DI LAHAN PASANG SURUT TIPE C (Kasus Desa Matang Danau, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas KalBar) Koesrini Koesrini; Yanti Rina Darsani
Agros Journal of Agriculture Science Vol 22, No 2 (2020): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v22i2.1135

Abstract

Adopsi varietas sangat tergantung dengan adaptasi varietas, preferensi petani serta keunggulan kompetitifnya. Varietas yang memiliki ketiga kriteria tersebut lebih mudah diadopsi petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui varietas unggul yang memiliki keunggulan kompetitif dan preferensi petani terhadap keragaan morfologi tanaman padi di lahan pasang surut. Penelitian dilakukan dengan metode survei di Desa Matang Danau, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat pada tahun 2018.Sebanyak 12 varietas padi ditanam di lahan petani seluas 5 Ha. Jumlah responden sebanyak  30 orang dipilih secara acak sederhana.Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas padi unggul yang ditanam pada musim kemarau (MK) lebih kompetitif  dibandingkan varietas padi Cilosari menggunakan teknologi introduksi adalah varietas Inpara 1, Inpari 32, Inpara 2 dan Inpara 8, sebaliknya pada  musim hujan (MH) tidak ada varietas yang dapat bersaing dengan varietas Cilosari (teknologi introduksi). Varietas Cilosari yang ditanam pada MH memiliki peluang untuk ditingkatkan produksinya dengan menggunakan teknologi introduksi.Varietas padi yang disukai petani adalah  Cilosari, Inpara 3 , Inpara 1, Margasari, dan Inpari 32.
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI MELALUI AMELIORASI DAN PEMBERIAN PUPUK HAYATI DI LAHAN RAWA PASANG SURUT TIPE B Koesrini Koesrini; M Saleh; Arthanur Rifki Hidayat
Agros Journal of Agriculture Science Vol 22, No 2 (2020): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v22i2.1134

Abstract

Produktivitas padi di lahan rawa pasang surut masih rendah, lebih rendah dari potensi hasilnya. Peningkatan produktivitas dapat dilakukan melalui penggunaan varietas unggul baru berdaya hasil tinggi dan perbaikan lingkungan tumbuh. Tujuan penelitian mengevaluasi pengaruh amelioran dan pupuk hayati dalam meningkatkan produktivitas  padi  lahan rawa pasang surut.Pengujian dilaksanakan di lahan rawa pasang surut tipe luapan air B di Kebun Percobaan Belandean, Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Alalak, Barito Kuala, Kalimantan Selatan musim kemarau April sampai Agustus 2018. Rancangan percobaan menggunakan Strip Plot, dengan tiga ulangan. Sebagai strip plot adalah 4 paket pemupukan, yaitu paket 1 (takaran pupuk berdasarkan program DSS padi rawa), paket 2 (paket 1+biotara 25 kg/ha), paket 3 (paket 1+bokashi dari kotoran ayam 2 t/ha), paket 4 (paket 1+biotara 25 kg/ha + pupuk cair diberikan 1 kali) dan sebagai sub plot adalah 3 varietas Inpara (Inpara 2, Inpara 3, dan Inpara 8). Hasil: pemberian kombinasi pupuk anorganik dengan takaran sesuai DSS padi rawa dan pemberian amelioran berupa bokashi kotoran ayam 2 t/ha meningkatkan hasil padi 11,97% lebih tinggi dibandingkan hanya pemberian pupuk anorganik sesuai takaran DSS padi rawa di lahan rawa pasang surut. Keragaan hasil padi masih rendah (1,5-1,7 t/ha) lebih rendah daripada potensi hasilnya yang dapat mencapai 5,6-6,08 t/ha.
FARMING SYSTEM OF RICE SEED BREEDING ON TIDAL SWAMPLAND (Case Study of UPBS Balittra) Yanti Rina Darsani; Koesrini Koesrini
Agros Journal of Agriculture Science Vol 20, No 1 (2018): Edisi Januari 2018
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.537 KB)

Abstract

             Intensity improvement of cultivation in swamp land should be followed by application of adaptive innovation technology. At moment, swamp rice seed breeding is still limited, not many independent breeders produce swamp rice seeds. To understanding the feasibility of Inpara rice seed breeding farming in tidal swamp land, research was conducted on seed breeding location in Karang Bunga Village, Mandastana Subdistrict and non breeders in Samuda Village, Belawang Subdistrict, Barito Kuala District in 2016. Samples of farmers were randomly selected in each village as many as 15 people so that number of farmers were 30 people. Data collected were among others:  farmers' characteristics, input-output of farming, problems in breeding.Data tabulated and analyzed by descriptive and balance of cost and income.Farming is considered financially and economically feasible if the R/C is more than one. Results showed that rice seed breeding farming and consumption rice were equally feasible to be cultivated.Feasibility analysis comparison between two farmings showed that income from rice seed breeding farming in Inpara 2 and Inpara 3 is lower than acceptance of consumption rice farming of Margasari variety. Inpara 3 variety in consumption rice farming are more sensitive if there are changes on price and achieved production compared to other varieties.
PREFERENSI PETANI TERHADAP BEBERAPA VARIETAS PADI INPARA DI LAHAN RAWA PASANG SURUT KALIMANTAN SELATAN Koesrini Koesrini; Hendri Sosiawan; Yanti Rina Darsani
Agros Journal of Agriculture Science Vol 22, No 1 (2020): edisi Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v22i1.1108

Abstract

Inpara atau Inbrida Padi Rawa adalah varietas adaptif untuk lahan rawa. Varietas Inpara 2 dan Inpara 3 paling banyak ditanam di lahan rawa pasang surut di Kalimantan Selatan. Varietas Inpara lainnya, terutama Inpara 6, 7, 8, dan 9, relatif belum banyak dikenal petani. Perlu upaya mendiseminasikan keempat varietas tersebut melalui demplot varietas.Tujuan penelitian: mengetahui preferensi petani terhadap karakteristik tanaman, mutu beras, dan rasa nasi beberapa varietas Inpara di lahan rawa pasang surut Kalimantan Selatan.Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balandean Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan tahun 2018. Jumlah sampel 30 orang dipilih secara acak sederhana. Hasil: petani menyukai varietas Inpara 2, cukup suka terhadap varietas Inpara 7, 8, dan 9, tidak suka varietas Inpara 6 berdasarkan morfologi tanaman dan ketahanan terhadap OPT. Petani menyukai varietas Inpara 2, 6, 8, dan 9 serta cukup suka terhadap varietas Inpara 7 berdasar mutu gabah atau beras dan uji rasa nasi. Secara umum petani lebih menyukai varietas Inpara 2 dibanding empat varietas lainnya yang diuji, baik dari segi morfologi tanaman, ketahanan terhadap OPT, mutu gabah atau beras dan rasa nasi. Kriteria umur panen, jumlah anakan produktif, tipe tanaman dan mutu nasi (warna, rasa, kepulenan) menjadi karakter penting dalam pemilihan varietas yang disukai petani
TINGKAT ADOPSI VARIETAS INPARA DAN MARGASARI DI LAHAN RAWA PASANG SURUT Yanti Rina; Koesrini Koesrini
Agros Journal of Agriculture Science Vol 18, No 1: Edisi Januari 2016
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.622 KB)

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat adopsi varietas Inpara dan Margasari di lahan rawa pasang surut. Penelitian dilakukan di lahan rawa pasang surut di Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2014. Jumlah sampel sebanyak 75 orang dipilih secara acak sederhana yang tersebar pada 5 desa.  Data dianalisis secara deskriptif baik kualitatif maupun kuantitatif dengan teknik skoring.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan petani terhadap varietas Inpara dan Margasari termasuk kategori tinggi, masing-masing 80,3% dan 68,6%, sedangkan sikap petani terhadap inovasi kedua varietas tersebut termasuk dalam kategori setuju. Tingkat adopsi varietas Inpara tergolong sangat tinggi, yaitu sebesar 480% dan Margasari 97,7% per tahun. Usahatani varietas Inpara dan Margasari di lahan pasang surut cukup menguntungkan dan efisien. Varietas Inpara sangat disukai petani karena daya adaptasi varietas di lahan rawa, ketahanan terhadap hama dan penyakit, jumlah anakan dan produktivitas yang tinggi. Sedangkan pada varietas Margasari sangat disukai petani karena daya adaptasi varietas di lahan rawa, ketahanan terhadap hama dan penyakit, bentuk gabah dan tekstur/rasa nasi yang pera. Peningkatan adopsi varietas Inpara dan Margasari dapat dilakukan melalui peningkatan diseminasi dan dukungan benih sumber secara keberlanjutan untuk mendukung pengembangannya di lahan rawa pasang surut.
Keragaan Varietas Inpara di Lahan Rawa Pasang Surut (Performance of Varieties Inpara in Swampland) Koesrini Koesrini; Muhammad Saleh; Dedi Nursyamsi
JURNAL PANGAN Vol. 22 No. 3 (2013): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v22i3.95

Abstract

Lahan rawa pasang surut merupakan lahan marjinal tetapi memiliki potensi cukup besar untuk usahatani padi apabila dikelola dengan menerapkan teknik budidaya yang tepat. Kunci utama keberhasilan usahatani padi di lahan rawa pasang surut adalah pengelolaan air yang tepat dan pemberian hara yang seimbang pada varietas padi yang adaptif. Inpara (Inbrida padi rawa) merupakan varietas yang daya adaptasinya di lahan rawa beragam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keragaan varietas Inpara di lahan rawa pasang surut. Kegiatan dilaksanakan di Kebun Percobaan Belandean, Kabupaten Barito Kuala, Propinsi Kalimantan Selatan pada musim kemarau 2012. Tanah di lokasi pengujian tergolong tipologi lahan pasang surut sulfat masam potensial dengan tipe luapan air B. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok, 6 perlakuan dan 5 ulangan. Ada enam varietas padi rawa yang ditanam, yaitu Inbrida Padi Rawa (Inpara) 1, 2, 3, 4, 5 dan Margasari. Pengujian ini menunjukkan bahwa potensi lahan sulfat masam potensial dapat ditingkatkan dengan menanam varietas unggul Inpara 1, 2, 3, 4 yang produktivitasnya lebih tinggi dari varietas Margasari. Varietas Inpara 5 lebih sesuai ditanam di lahan rawa lebak. Kenaikan hasil Inpara 1, 2, 3, 4 dibandingkan varietas Margasari berturut-turut adalah 0,99, 1,39, 098, 0,98 ton GKG/ha. Kenaikan hasil varietas Inpara nyata sampai sangat nyata secara statistik.Swampy lands or wetlands are marginal lands but they have considerable potentials for rice farming. The main key solution to overcome swampy lands constraints are nutrient and water management as well as the use of adaptive rice varieties. Inparas (inbred swampy land rice) is variety released by the Indonesian Agency for Agricultural Research and Development (IAARD) which is adaptive to swampy land conditions. The purpose of this research was to evaluate the performances of Inpara varieties in tidal wetlands. The field experiment was carried out in Belandean Experiment Station, Barito Kuala District, South Kalimantan Province in the dry season of 2012. Soil of the site is classified as potential acid sulfate soil with type B overflow. The research was arranged in Randomized Completely Design, with 6 treatments and 5 replications. There were planted six swampy land varieties, i.e. Inpara 1, 2, 3, 4, 5 and Margasari. The result showed that potential acid sulfate soil could be increased by planting Inpara 1, 2, 3, and 4 which had higher yield than that of Margasari variety. Inpara 5 variety was more suitable to be planted on fresh water wetlands. The increasing yield of Inpara 1, 2, 3, and 4 compared to that of Margasari variety were 0.99, 1.39, 0.98, 0.98 ton/ha, respectively. The increasing yield of Inpara varieties was significantly different.