Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP IMPLEMENTASI DESAIN INTERIOR STUDI KASUS MUSEUM BASKET THE BUCKETLIST, BOGOR Mutiara, Maitri Widya; Kristina, Ardya
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v4i1.7750.2020

Abstract

Brand image is a representation of the whole brand and is formed from information and past experience of the brand. Implementation of brand image in interior design will provide a positive image. The museum is an institution that has properties, one of which is Basketball is a popular sport in Indonesia. But unfortunately, the history of basketball development in Indonesia has not been well documented. The Bucketlist is a place as a basketball history museum in Indonesia. Research methods to support the results of the design carried out in this paper are literature studies, site studies / floor plans and focus group discussions. This research is the basis for making design decisions on the Interior design of The Bucketlist Basketball Museum. In order to attract visitors, a strong brand image is needed. Brand image is a representation of the overall perception of the brand and is formed from information and past experience of the brand. Servicescape itself is a physical environment which includes services in an interior or exterior facility. Awareness of this servicescape will affect users and visitors of the place. Based on the FGD that has been done, The Bucketlist's brand image is basketball-focused, experience-oriented, instagrammable, and family friendly. The brand image that has been determined from the results of this discussion becomes the basis for the formation of the image of the space to be applied in the interior design of the Bucketlist Basket Museum. In its application, all four aspects of the brand image have been applied but there is still room for maximization given the current project is still running.Perancangan interior yang baik memiliki banyak pertimbangan yang akan membuat nyaman penggunanya. Sehingga pengguna adalah sebagai salah satu pertimbangan dalam perancangan. Dalam ruang publik, selain pengguna juga perlu mempertimbangkan citra ruang tersebut yang sesuai dengan citra brand yang dapat dilihat melalui brand image. Brand image merupakan representasi dari keseluruhan merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek tersebut. Implementasi brand image dalam desain interior akan memberikan citra yang positif. Museum merupakan lembaga yang memiliki sifat, salah satunya adalah Basket merupakan olahraga yang digemari di Indonesia. Akan tetapi, sejarah perkembangan basket di Indonesia belum terdokumentasikan dengan baik. The Bucketlist hadir menjadi wadah sebagai museum sejarah basket di Indonesia. Dalam rangka menarik pengunjung, diperlukan brand image yang kuat. Brand image adalah representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Servicescape sendiri merupakan lingkungan fisik yang di dalamnya mencakup pelayanan pada suatu fasilitas interior ataupun eksterior. Kesadaran akan servicescape ini akan mempengaruhi pengguna maupun pengunjung tempat tersebut. Metode penelitian untuk mendukung hasil desain yang dilakukan dalam penulisan ini adalah studi literatur, studi tapak/denah dan diskusi kelompok terarah (FGD). Penelitian ini menjadi dasar pengambilan keputusan-keputusan desain pada desain Interior Museum Basket The Bucketlist. Hasil penelitian ditemukan bahwa, brand image The Bucketlist adalah basket-focused, experience-oriented, instagrammable, dan family friendly. Brand image yang sudah ditetapkan dari hasil diskusi ini menjadi dasar bagi pembentukan citra ruang yang ingin diterapkan dalam desain interior Museum Basket The Bucketlist. Dalam penerapannya, keempat segi brand image sudah diterapkan namun masih terbuka ruang untuk dimaksimalkan mengingat saat ini proyek masih berjalan.
PENDAMPINGAN PENATAAN PAMERAN PRODUK FURNITURE STUDI KASUS: PENGUSAHA MEBEL, KLENDER, JAKARTA Mutiara, Maitri W.; W, Augustina Ika; Chandra, Edy; Marizar, Eddy S.
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 1, No 2 (2018): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.354 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v1i2.2898

Abstract

Dalam persaingan dengan industri, ada beberapa hal berkaitan dengan promosi yang dapat dilakukan agar produk yang ditawarkan dapat diminati dan dibeli. Koperasi Industri kayu dan Mebel di Kawasan Klender merupakan tempat berkumpulnya Usaha Kecil Menengah produk kayu dan mebel sejak tahun 1950an. Namun sejak tahun 1970an sampai saat ini belum mengalami perubahan yang signifikan sesuai dengan kemajuan jaman. Selain pola pikir, proses produksi, serta teknologi yang lumayan tertinggal, juga pengetahuan mengenai model promosi di jaman modern ini. Tim dari Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Tarumanagara menyelenggarakan pelatihan dengan materi manajemen bisnis industri mebel dan pelatihan berkaitan dengan promosi produk kayu dan mebel. Pelatihan promosi khususnya pada Penataan Pameran produk Kayu dan Mebel. Penataan pameran tidak terlepas dari keindahan secara visual dan bagaimana tatanan tersebut mempengaruhi penggunanya secara psikologis. Pertimbangan-pertimbangan tersebut dapat menambah daya tarik dan menjadi nilai lebih bagi produk kayu dan mebel yang ditata dengan prinsip-prinsip desain. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan minat pembeli dan pada akhirnya akan meningkatkan angka penjualan. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di koperasi ini dilakukan dengan cara memberikan pelatihan dan pendampingan dalam penataan produk. Hasilnya para peserta mulai mengubah tata produk. Produk tidak hanya dikumpulkan di area yang sama, tapi juga ditata dan ditampilkan dengan lebih estetik dan memiliki konsep tertentu.
Studi Identitas Visual Desa Semoyo Sebagai Kawasan Sustainable Industry Berbahan Kayu Sri Sulistyo Purnomo; Augustina Ika Widyani; Maitri Widya Mutiara
VISUAL Vol 14, No 2 (2019)
Publisher : FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN - UNIVERSITAS TARUMANAGARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jurnal.v14i2.4505

Abstract

Abstract— Gunung Kidul sebelumnya dikenal sebagai daerah kering yang selalu kekurangan air bersih di musim kemarau. Namun kini keadaan tersebut telah banyak berubah sehingga Desa Semoyo yang menjadi pelopor penghijauan kemudian ditetapkan sebagai Desa Kawasan Konservasi (DKK) oleh Bupati Gunung Kidul, Suharto, pada tahun 2007. Hutan Rakyat di Desa Semoyo yang memiliki luasan 251,38 ha telah dikelola secara lestari (sustainable).Selain menjadi kawasan percontohan untuk kelestarian lingkungan, saat ini kelompok masyarakat desa Semoyo telah mengembangkan industri berbahan kayu, dengan hasil produknya berupa furnitur dan kriya (craft).Dengan menghasilkan produk berbahan kayu, maka harga jual kayu menjadi lebih tinggi dibandingkan harga jual kayu mentah. Meskipun industri tersebut masih tergolong skala industri kecil, namun memiliki potensi besar untuk dikembangkan.Penelitian ini menyoroti potensi yang dimiliki oleh Semoyo sebagai Desa Kawasan Konservasi dengan hutan rakyatnya yang telah dikelola secara legal dan lestari, serta industri kecil berbahan kayu sebagai potensi untuk mengembangkan kawasan tersebut. Data dikumpulkan melalui survey langsung ke lokasi DKK Semoyo dan wawancara terhadap masyarakat setempat, didukung dengan studi pustaka mengenai Desa Semoyo yang terletak di kabupaten Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta.Dengan pemetaan potensi kawasan dan analisis kuantitatif maupun kualitatif, penelitian ini ditujukan untuk menemukan identitas kawasan yang diangkat dari potensinya.
Penerapan Tema “Oasis in Urbanism” pada Perancangan Interior Hotel Resort Novotel Palembang Riko Tannuwijaya; Eddy Supriyatna Marizar; Maitri Widya Mutiara
VISUAL Vol 13, No 2 (2018)
Publisher : FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN - UNIVERSITAS TARUMANAGARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jurnal.v13i2.8023

Abstract

Penerapan Tema ‘Explore and Find Serenity’ pada Perancangan Interior Ganara Art School Desy Lestary; Eddy Supriyatna Marizar; Maitri Widya Mutiara
VISUAL Vol 14, No 1 (2018)
Publisher : FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN - UNIVERSITAS TARUMANAGARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jurnal.v14i1.9053

Abstract

Uji Pasar Desain Furniture Rotan Untuk Pasar Global STUDI KASUS: PAMERAN IFEX 2018 Maitri Widya Mutiara; Agustinus Purna Irawan; Eddy Supriyatna Marizar
VISUAL Vol 15, No 1 (2019)
Publisher : FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN - UNIVERSITAS TARUMANAGARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jurnal.v15i1.7401

Abstract

Penelitian dalam pagelaran pameran desain furniture rotan merupakan upaya untuk mendapatkan respon kelayakan pasar dan produksi yang dihasilkan dari proses penciptaan desan furniture rotan. Pagelaran pameran ajang uji pasar yang relevan dalam menciptakan berbagai kontak baru. Di dalam konteks ini, kontak baru yang dimaksud adalah responden, yaitu pengunjung pameran (buyers) yang spesifik memahami dunia furniture. Jika kita mempunyai produk baru yang akan diluncurkan, pameran menjadi sarana peluncuran yang tepat, baik terhadap media dan audiens sasaran. Desain merupakan unsur sentral komunikasi (pemasaran). Penampilan produk, kemasannya, cara mengiklankannya, semua mempunyai peran dalam membangkitkan respon emosional dari seorang pelanggannya. Pagelaran pameran internasional merupakan salah satu luaran di dalam proses penelitian penciptaan desain furniture untuk pasar global. Hasil penciptaan desain tersebut wajib dipamerkan untuk mengamati kecenderungan respon pengunjung pameran (buyers) terhadap desain yang diciptakan. Adapun IFEX 2018 (Indonesia International Furniture Expo 2018) merupakan ajang pertemuan antara produsen dan pembeli asing dari berbagai negara. Pengunjung pameran sebagai responden adalah para pelaku bisnis furniture yang sangat memahami dunia furniture, termasuk desain furniture yang sesuai dengan “wants and needs” konsumennya di pasar global. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif berbasis riset desain dan manajemen, dengan metode pengumpulan data melalui wawancara langsung dengan pengunjung pameran yang datang dari berbagai negara. Hasil dari penelitian ini berupa masukan kepada desainer yakni: desain kursi rotan dengan system yang baru yaitu “stacking” dan “knock-down”. Pada furniture Knock-down perlu memperhatikan system konstruksi terutama dari segi estetis dan teknis. Kata kunci: Desain, furniture, rotan, pameran, pasar global.
Analisa Penerapan Material Pada Lobby Hotel Best Western Premier Jakarta Selatan Letitia Rena
VISUAL Vol 12, No 2 (2017)
Publisher : FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN - UNIVERSITAS TARUMANAGARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jurnal.v12i2.2126

Abstract

Lobby memiliki peran penting dalam sebuah hotel, karena lobby pada hotel merupakan tempat yang pertama kali ditemui dan menjadi pusat sirkulasi bagi pengunjung. Dengan demikian, diperlukan perancangan interior yang mempertimbangkan segala aspek. Perancangan interior pada dasarnya merupakan pembentukan suasana ruang dengan memadukan unsur-unsur pembentuk ruang, warna, material pada lantai, dinding, dan plafon. Pemilihan material yang baik pada perancangan interior dapat menciptakan suasana/citra ruang menjadi lebih hidup dan nyaman. Penggunaan material pada lobby hotel dapat menimbulkan suasana ruang yang berbeda, dikarenakan setiap material memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda. Penelitian ini dilakukan pada Lobby Hotel Best Western Premier Jakarta Selatan dengan menggunakan metode kualitatif – deskriptif. Metodologi kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan di masyarakat Bahasa. Penelitian berfokus pada penggambaran secara menyeluruh tentang bentuk, warna, material, fungsi dari lantai, dinding, plafon lobby hotel Best Western. Hasil dari penelitian ini, pada lobby Hotel Best Western Premier, penggunaan material yang digunakan seperti travertine, karpet, tembaga, akrilik, wallpaper, taco sheet, dan kaca sudah cukup baik dari segi estetika maupun fungsional.
Peran Fotografi dalam Promosi Produk : Studi Kasus Kerajinan Kayu, Masyarakat Desa Kawasan Konservasi (DKK) Semoyo Gunungkidul Yogyakarta Budi Darmo; Augustina Ika Widyani; Maitri Widya Mutiara
Journal of Sustainable Community Development (JSCD) Vol 2 No 1 (2020): Journal Of Sustainable Community Development (JSCD)
Publisher : Sekolah Tinggi Manajemen IPMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32924/jscd.v2i1.7

Abstract

Abstrak Masyarakat Desa Kawasan Konservasi (DKK) Semoyo yang terletak di Kabupaten Gunungkidul, Yogayakarta, telah mengembangkan daerahnya menjadi kawasan industri kayu yang menghasilkan produk furniture kayu yang berkelanjutan dan mandiri. Namun perencanaan pemasaran dan promosi yang dilakukan oleh masyarakat DKK Semoyo melalui media sosial Instagram belum optimal dikarenakan kualitas foto yang diunggah oleh masyarakat belum menarik. Metode pelaksanaan yang dipakai dalam kegiatan ini dimulai dari tahapan persiapan materi presentasi tentang prinsip-prinsip dasar fotografi dalam pengambilan gambar untuk nantinya dipresentasikan kepada masyarakat, pengambilan foto bersama masyarakat dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar fotografi dan penggunaan mini box studio di lapangan, serta penggunaan aplikasi rekayasa foto untuk kepentingan bisnis sehingga kualitas foto yang akan diunggah di media sosial dapat menjadi lebih baik sehingga dapat menarik minat calon pembeli. Hasil dari kegiatan ini adalah masyarakat DKK Semoyo mengerti dan memahami pentingnya prinsip-prinsip dasar fotografi dalam menentukan kualitas foto yang nantinya dapat digunakan dalam perencanaan promosi di media sosial Instagram. Abstract The Semoyo Conservation Village Community which located in Gunungkidul, Yogyakarta, has developed its area into a wood industry area that produces sustainable and independent wood furniture products. However, marketing and promotion plans carried out by the Semoyo community through their social media Instagram have not been optimal because the quality of photo uploaded has not attractive. The implementation method used in this activity starts from the preparation stage of presentation material about the basic principles of photography in taking pictures to be presented to the community, taking photos with the community by applying the basic principles of photography, the use of mini box studio in the field, and the use of photo engineering applications for business purposes so that the quality of the photos to be uploaded on social media can be better so that they can attract potential buyers. The result of this activity is that the people of Semoyo Conservation Village Community understand and comprehend the importance of the basic principles of photography in determining the quality of photos that can later be used in planning promotions on Instagram social media.
PENGEMBANGAN DESAIN UKIR KAYU PADA INDUSTRI FURNITURE DI JEPARA Eddy Supriyatna; Agustinus Purna Irawan; Maitri Widya Mutiara
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v3i2.6036

Abstract

Industri furniture di Jepara sedang mengalami proses perubahan dalam mengatisipasi pasar ekspor. Desain-desain fuirniture yang diproduksi cenderung mengikuti keinginan dan kebutuhan pasar global yang nyaris tidak menampilkan ukiran kayu dalam desain furniturenya. Padahal, ukir kayu Jepara merupakan keunggulan Jepara yang telah berkembangn secara turun-temurun, beratus tahun lamanya. Tampaknya potensi ukir kayu tersebut tidak diberdayakan sebagai alat daya saing ekspor. Oleh sebab itu, diperlukan pengembangan desain furniture ukir kayu yang disesuaikan dengan tuntutan keinginan dan kebutuhan konsumennya di pasar ekspor. Di dalam konteks penelitian ini, pengembangan desain dilakukan setelah melakukan identifikasi pasar ekspor di pasar global dan mengidentifikasi potensi produksi yang dimiliki oleh kalangan industri Jepara. Identifikasi pasar menghasilkan karakteristik desain furniture yang sesuai dengan tuntutan ekspor, adapun identifikasi potensi produksi sebagai pertimbangan di dalam pengembangan desain. Luaran yang dicapai adalah desain furniture ukir kayu, prototype furniture knockdown dan beragam jenis desain ukiran, baik diproses manual maupun masinal. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan multidisiplin bidang desain, teknologi, dan manajemen pemasaran. ABSTRACTThe furniture industry in Jepara is undergoing a process of change in anticipating the export market. Furniture designs produced tend to follow the desires and needs of the global market which barely displays wood carvings in their furniture designs. In fact, Jepara wood carving is an advantage of Jepara which has been developed for generations, hundreds of years. It seems that the potential for carving wood is not empowered as a means of export competitiveness. Therefore, it is necessary to develop wooden carved furniture designs that are tailored to the demands and desires of consumers in the export market. In the context of this research, design development is carried out after identifying the export market in the global market and identifying the production potential of the Jepara industry. Market identification produces furniture design characteristics that are in line with export demands, while the identification of production potential as a consideration in design development. The achieved output is wood carved furniture design, prototype knockdown furniture and various types of carving designs, both processed manually and masinal. This qualitative research uses a multidisciplinary approach in the fields of design, technology, and marketing management. 
STUDI RUANG KERJA PADA TEMPAT PELATIHAN PROSES BATIK STUDI KASUS: RUMAH BATIK PALBATU, JAKARTA Augustina Ika Widyani; Maitri Widya Mutiara; Muhammad Adi Pribadi
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v5i1.11732.2021

Abstract

Rumah Batik Palbatu is the center of activities for Palbatu community in learning batik which is located in Jakarta. Until now, Rumah Batik Palbatu has been actively carrying out various programs to preserve and revive the image of batik, especially among young people. Rumah Batik Palbatu Jakarta serves every day from 09.00-16.00. With various activities taking place at Rumah Batik Palbatu Jakarta, the manager stated that the activities could not run optimally due to limited space and facilities. Therefore, this research on batik training workspace is intended to give advice for managers so that activities can run optimally. This study uses the Triangulation Method, that is used to review problems from various points of view, several sources of information and several forms of data, as well as several researchers to analyze in a broad perspective, especially those related to space or interior. The spatial arrangement at Rumah Batik Palbatu is based on the activity pattern. Grouping the types of activities is the main consideration to optimize the activities. Thus the activities do not overlap each other, especially in the implementation of training activities as the main activity of Rumah Batik Palbatu. The results of this study are in the form of an alternative workspace idea design for the manager of the Palbatu Batik House, as well as a cafe procurement plan that will be used for users. Rumah Batik Palbatu adalah pusat aktivitas masyarakat Palbatu dalam belajar membatik yang berlokasi di Jakarta. Hingga saat ini Rumah Batik Palbatu telah aktif melakukan berbagai kegiatan untuk melestarikan dan mengangkat kembali citra batik terutama di kalangan anak muda. Rumah Batik Palbatu Jakarta beroperasi setiap hari dari jam 09.00-16.00. Dengan berbagai kegiatan yang berlangsung di Rumah Batik Palbatu Jakarta, pengelola menyatakan bahwa kegiatan belum dapat berjalan optimal karena keterbatasan ruang dan fasilitasnya. Oleh sebab itu penelitian ruang kerja pelatihan membatik ini ditujukan untuk memberikan masukan bagi pengelola agar kegiatan dapat berjalan dengan lebih optimal. Penelitian ini menggunakan Metode Triangulasi yang menerapkan beberapa metode digunakan untuk meninjau permasalahan dari berbagai sudut pandang, beberapa sumber informasi dan beberapa bentuk data, serta beberapa orang peneliti untuk memberikan analisis yang memiliki perspektif luas, terutama terkait studi ruang atau interior. Penataan ruang di Rumah Batik Palbatu disusun berdasarkan pola aktivitasnya. Pengelompokan jenis kegiatan merupakan pertimbangan utama agar setiap kegiatan dapat dilaksanakan dengan lebih optimal. Dengan demikian kegiatan tidak saling tumpang tindih, terutama dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan sebagai kegiatan utama Rumah Batik Palbatu. Hasil dari penelitian ini adalah berupa alternatif rancangan ide Ruang Kerja bagi pengelola Rumah Batik Palbatu, serta usulan pengadaan kafe yang akan digunakan bagi para pengguna.