Bachtiar Murtala
Faculty of Medicine, Hasanuddin University, Makassar-Indonesia

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

CORRELATION BETWEEN SERUM CALCIUM AND PHOSPHATE WITH CORONARY ARTERY CALCIUM SCORES ON CARDIAC MSCT EXAMINATION Kai, Rosita; Murtala, Bachtiar; Zainuddin, Andi Alfian; Amin, Muzakkir; Ilyas, Muhammad
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 15, No 2 (2019): December 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.617 KB) | DOI: 10.22219/sm.Vol15.SMUMM2.9970

Abstract

Increased serum calcium and phosphate associated with cardiovascular disease in patients with chronic kidney disease, but research on the relationship between coronary artery calcium scores with serum calcium and phosphate in individuals with normal kidney function is lacking. We explore the relationship of serum calcium and phosphate levels with coronary atherosclerosis as assessed by cardiac Multislice Computed Tomography (MSCT) in individuals with normal kidney function. This study aims to assess the correlation of calcium level scores on cardiac MSCT examination with serum calcium and phosphate levels, and assess the association with risk factors for coronary heart disease. This study was a cross-sectional study of 40 subjects who underwent cardiac MSCT examination with normal kidney function, at RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar during the March-July 2019 period. The results showed an correlation between coronary artery calcium scores with calcium and serum phosphate (serum calcium r = 0.67, serum phosphate r = 0.53, p <0.05).
Intra Arterial Heparin Flushing Increases Manual Muscle Test – Medical Research Councils (MMT-MRC) Score in Chronic Ischemic Stroke Patient Putranto, Terawan Agus; Yusuf, Irawan; Murtala, Bachtiar; Wijaya, Andi
BALI MEDICAL JOURNAL Vol 5 No 2 (2016)
Publisher : BALI MEDICAL JOURNAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.936 KB)

Abstract

Background: Muscle strength impairment in stroke patient affect the patient daily life, especially when it occurs on the extremities muscles. Manual Muscle Testing (MMT) is an examination method to measure muscle strength using standardized scoring. Objective: To find possible improvement of Manual Muscle Test (MMT) Score after administration of Intra Arterial Heparin Flushing in chronic ischemic stroke patient. Method: This is an experimental study using pretest-posttest group design, with randomized controlled clinical trial, conducted among patients in Cerebrovascular Center Unit in Army Central Hospital Gatot Soebroto starting from February 2014. With 75 patients included in this study. The examination of muscle strength was done by trained physicians. The MMT score were taken before and after the IAHF procedure is conducted. Results: This study found higher score of MMTMRC scoring system on chronic stroke patient with IAHF procedure (mean MMT-MRC Score = 6,05 point. With p
Correlation between Ultrasound Findings of Uric Acid Precipitate in MTP I and Acute Gout Flare in Gouty Arthritis SUSANTI, Elys; Ilyas, Muhammad; Idris, Nurlaily; Zainuddin, Andi Alfian; Murtala, Bachtiar; HP, Faridin
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 31, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2020.031.01.7

Abstract

Acute gout flare is the most common manifestation of gouty arthritis that intermittently occurs with severe pain in the joints due to interactions between monosodium urate crystals (MSU) and the surrounding tissues. The most common predilection is the metatarsophalangeal joint (the 1st MTP). Ultrasound examination is a modality that can be used to visualize MSU crystal precipitates in and around joints. This study aimed to determine the correlation between the findings of the MSU crystal precipitate on the 1st MTP using ultrasound with the occurrence of acute gout flare in gout patients. This study was an analytical observational study with a cross-sectional method. The samples were 41 patients with a history of previous acute flares and in the intercritical phase when participating in the study. Examinations of ultrasound on the 1st MTP and random serum uric acid level were performed. Evaluations were carried out on both of the 1st MTPs to assess the shape of the MSU crystalline precipitate, namely Double Contour Sign (DCS), aggregate, and tophus. Each sample was evaluated within five days to assess the presence or absence of an acute flare. The diagnostic tests used were the Chi-Square Test and the Fischer Exact Test with a significance value of p <0.05. The results showed the images of DCS were seen in 20 samples with 9 (45%) samples experiencing acute flare (p <0.05), while in 21 samples where no DCS were found, all did not experience any flare. Findings of aggregate and tophus were rarely found, 7.3% and 4.9%, respectively. In this study, the finding of DCS precipitates using ultrasound has a significant correlation to the emergence of acute flare and is a significant form of precipitate findings in this study, whereas aggregate and tophus precipitates are difficult to determine.
Hubungan Shear Wave Elastography Ginjal dengan Estimated Glomerular Filtration Rate pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Arif, Asnita; Idris, Nurlaily; Murtala, Bachtiar; Zainuddin, Andi Alfian; Asriyani, Sri; Kasim, Hasyim
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 30, No 4 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2019.030.04.10

Abstract

Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan global dengan biaya ekonomi tinggi pada sistem kesehatan sehingga dibutuhkan modalitas pencitraan klinis non invasif untuk mendeteksi penyakit ginjal pada stadium awal. Shear wave elastography (SWE) merupakan pemeriksaan imaging untuk menilai tingkat keparahan dari perubahan morfologi kronik ginjal berdasarkan pengukuran elastisitas kortex. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara SWE dengan estimated glomerular filtration rate (eGFR) sehingga SWE dapat direkomendasikan untuk deteksi dini tingkat keparahan penyakit ginjal kronik.  Penelitian ini dilakukan di bagian Radiologi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dari bulan September 2018 sampai dengan Februari 2019. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangan potong lintang. Sampel penelitian sebanyak 118 sampel yang terdiri dari 71 sampel dengan penyakit ginjal kronik dan 47 sampel normal. Pemeriksaan ultrasonografi yang dilakukan dengan metode SWE untuk mengukur shear wave velocity (SWV) pada kedua ginjal dengan tiga kali pengukuran pada kortex ginjal. Nilai median dari SWV pada kedua ginjal dihubungkan dengan eGFR. Data dianalisis dengan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai median SWV pada kelompok sampel normal adalah 2,02±0,32m/s pada ginjal kanan  2,01±0,32m/s pada ginjal kiri yang cenderung menurun dengan bertambahnya  usia. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara nilai SWV pada ginjal kanan dan kiri dengan eGFR, dengan arah korelasi positif (p<0,0001). Pada penelitian ini, terdapat pula korelasi negatif yang signifikan antara tekanan darah dan proteinuria dengan eGFR maupun dengan SWV pada pasien penyakit ginjal kronik.
Prediksi Prognosis Penderita Trauma Kapitis Berdasarkan Gambaran CT scan Kepala Husnah, Kurniawati; Murtala, Bachtiar; Asriyani, Sri; Zainuddin, Andi Alfian; Mustamir, Nasrullah; Latief, Nikmatia
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 30, No 4 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.337 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2019.030.04.12

Abstract

Trauma kapitis memiliki penyebab, patologi, tingkat keparahan dan prognosis yang berbeda-beda sehingga diperlukan prediktor terpercaya untuk menilai luaran pasien. CT scan berperan penting dalam mengevaluasi kerusakan struktural pada fase akut trauma kapitis. Penelitian ini bertujuan menilai gambaran CT scan kepala dalam memprediksi prognosis penderita trauma kapitis. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif terhadap 444 penderita trauma kapitis ringan sampai berat yang dilakukan pemeriksaan CT scan kepala di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar selama periode Januari-Juni 2018. Peneliti mengidentifikasi gambaran CT scan yang berpengaruh terhadap mortalitas pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status sisterna basalis (compressed, OR=31.690, absent, OR=11.092, p<0.0001), midline shift (OR=2.889, p<0.0001), dan pendarahan subarachnoid atau intraventrikel (OR=6,977, p<0.0001) merupakan prediktor independen mortalitas penderita trauma kapitis.
Hubungan Kadar Lipid Darah Dengan Degenerative Disc Disease Berdasarkan Klasifikasi Pfirrmann Menggunakan Magnetic Resonance Imaging Lumbosacral pada Pasien Nyeri Punggung Bawah Indra, Ryan; Ilyas, Muhammad; Muis, Mirna; Murtala, Bachtiar; Alfian, Andi; Kaelan, Cahyono
Majalah Kesehatan Pharmamedika Vol 11, No 2 (2019): DESEMBER 2019
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/mkp.v11i2.1321

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan serum lipid darah dengan degenerative disc disease berdasarkan klasifikasi pfirrmann menggunakan magnetic resonance imaging lumbosacral pada pasien nyeri punggung bawah. Penelitian ini dilaksanakan di Departemen Radiologi RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar mulai bulan Oktober 2018 sampai Januari 2019. Subjek sebanyak 52 orang dengan rentang usia 30 - 60 tahun. Metode yang digunakan adalah uji Spearman. Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi antara kadar low-density lipoprotein (LDL) dan trigliserida serum dengan degenerative disc disease dengan nilai p=0.02 (p0.05). Semakin tinggi kadar LDL dan trigliserida maka derajat degerative disc disease cendereng semakin berat. Tidak terdapat korelasi antara HDL dengan degenerative disc disease. Secara statistik tidak terdapat korelasi antara kolesterol total dengan degenerative disc disease. Namun, didapatkan pada grafik nilai kolesterol total pada setiap derajat degenerative disc disease meningkat.
Hubungan Antara Parameter Geometrik Sagital Lumbosakral Dengan Kejadian Hernia Nukleus Pulposus Pada Pasien Yang Dilakukan Pemeriksaan MRI Lumbosakral Simanjuntak, Martin L.; Ilyas, Muhammad; Murtala, Bachtiar; Zainuddin, Alfian
Jurnal Biomedik : JBM Vol 13, No 1 (2021): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.13.1.2021.32080

Abstract

Abstract: The research aimed at analyzing the relationship between the lumbosacral sagittal geometric parameter and the herniated nucleus pulposus incident in the patients undergoing the lumbosacral MRI examination. The research was conducted in the Radiological Installation of Doctor Wahidin Sudirohusodo Hospital, Makassar from February to April 2020. Samples were as many as 65 patients. The data were analyzed using Spearman's correlation and Chi-square tests. The research result indicates that there is the significant relationship between the global lumbosacral angle (p=0.020, r=0.287), sacral table angle (p=0.018, r=0.292), lumbar sagittal balance axis (p=0.011, r=0.313), age (p=0.004, r=0.354) and the herniated nucleus pulposus incident. The smaller the global lumbosacral angle, the higher the herniated nucleus pulposus degree. The greater the sacral table angle and lumbar sagittal balance axis, the higher the herniated nucleus pulposus degree. The greater the age (old), the higher the herniated nucleus pulposus degree. There is no significant relationship between the sacral kyphosis angle (p=0.127), sex (p=0.717), body mass index (p=0.220) and the herniated nucleus pulposus incident. However, there is the tendency that the smaller the sacral kyphosis angle, the higher the herniated nucleus pulposus degree. There is also the tendency that the greater the body mass index, the higher the herniated nucleus pulposus degree.Key words: Global lumbosacral angle, sacral table angle, sacral kyphosis angle, lumbar sagittal balance axis, age, sex, body mass index, herniated nucleus pulposus Abstrak: Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara parameter geometrik sagital lumbosakral dengan kejadian hernia nukleus pulposus pada pasien yang dilakukan pemeriksaan MRI lumbosakral. Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Dokter Wahidin Sudirohusodo Makassar mulai bulan Februari sampai dengan bulan April 2020. Jumlah sampel sebanyak 65 pasien. Metode yang digunakan adalah Uji korelasi Spearman dan Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara sudut global lumbosacral (p=0,020, r=-0,287), sudut sacral table (p=0,018, r=0,292), lumbar sagittal balance axis (p=0,011, r=0,313), umur (p=0,004, r=0,354) dengan kejadian hernia nukleus pulposus. Semakin kecil sudut global lumbosacral maka semakin tinggi derajat hernia nukleus pulposus. Semakin besar sudut sacral table dan lumbar sagittal balance axis maka semakin tinggi derajat hernia nukleus pulposus. Semakin bertambah umur (tua) maka semakin tinggi derajat hernia nukleus pulposus. Tidak ada hubungan yang bermakna antara sudut sacral kyphosis (p=0,127), jenis kelamin (p=0,717), indeks massa tubuh (p=0,220) dengan kejadian hernia nukleus pulposus. Namun, terlihat kecenderungan bahwa semakin kecil sudut sacral kyphosis maka semakin tinggi derajat hernia nukleus pulposus. Terlihat juga kecenderungan bahwa semakin besar indeks massa tubuh maka semakin tinggi derajat hernia nukleus pulposus.Kata Kunci: Sudut global lumbosacral, sudut sacral table, sudut sacral kyphosis, lumbar sagittal balance axis, umur, jenis kelamin, indeks massa tubuh, hernia nukleus pulposus
Hubungan Volume Sinus Etmoid dengan Tingkat Keparahan Rhinosinusitis Kronik berdasarkan Skor Lund-Mackay pada Suku Toraja-Mandar dan Bugis-Makassar (menggunakan computed tomography scan sinus paranasal) Syarifuddin, Syahruna; Murtala, Bachtiar; Idris, Nurlaily
Jurnal Biomedik : JBM Vol 13, No 2 (2021): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.13.2.2021.32536

Abstract

Abstract: The volume of the paranasal sinuses varies between individuals and is one of the factors that influence the risk of chronic rhinosinusitis. The severity of chronic rhinosinusitis can be determined based on the Lund-Mackay score on a CT scan. The purpose of this study was to determine the relationship between ethmoid sinus volume and the severity of chronic rhinosinusitis based on the Lund-Mackay score in the Toraja-Mandar and Bugis-Makassar tribes that were subjected to a CT scan of the paranasal sinuses. A total of 103 people aged> 15 years were measured for the ethmoid sinus volume and a Lund-Mackay score was calculated for each side.The subjects consisted of 65 people from Bugis-Makassar ethnicity (63.1%) and Toraja-Mandar ethnicity for 38 people (36.9%). The mean volume of the right ethmoid sinus in the Bugis-Makassar tribe group is 5.44 cm3, in the Toraja-Mandar tribe it is 6.30 cm3 with p-value 0.007, while on the left side is 5.46 cm3 in the Bugis-Makassar tribe and 6.11 cm3 in the Toraja-Mandar tribe with p-value 0.03. There was a significant relationship between ethmoid sinus volume with Lund-Mackay score on each side with a p-value of 0.001 on the right side and a p-value of 0.002 on the left side. conclusion, there is a difference in the mean volume of ethmoid sinuses between the two ethnic groups, where a larger mean volume was found in the Toraja-Mandar ethnic group. The smaller the volume of the ethmoid sinus, the higher the severity of chronic rhinosinusitis.Keywords: ethmoid sinus volume, rhinosinusitis, Toraja tribe  Abstrak.Volume sinus paranasal berbeda antar individu dan merupakan salah satu faktor yang  mempengaruhi resiko terjadinya rinosinusitis kronik. Derajat keparahan rinosinusitis kronik dapat ditentukan berdasarkan skor Lund-Mackay pada pemeriksaan CT scan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan volume sinus etmoid dengan derajat keparahan rhinosinusitis kronik berdasarkan skor Lund-Mackay pada sukuToraja-Mandar dan Bugis-Makassar yang dilakukan pemeriksaan CT-scan sinus paranasalis. Sebanyak 103 orang yang berusia> 15 tahun dilakukan pengukuran volume sinus etmoid dan dihitung skor Lund-Mackay pada setiap sisi.Subyek terdiri dari suku Bugis-Makassar 65 orang (63,1%) dan suku Toraja-Mandar 38 orang (36,9. Rerata volume sinus etmoid kanan pada kelompok suku Bugis-Makassar adalah 5,44 cm3, pada sukuToraja-Mandar adalah 6,30 cm3 p-value 0,007, sedangkan pada sisi kiri 5,46 cm3 pada suku Bugis-Makassar dan 6,11 cm3 pada suku Toraja-Mandar p-value 0,03. Terdapat hubungan yang bermakna antara volume sinus etmoid dengan skor Lund-Mackay pada setiap sisi  p-value 0,001 pada sisi kanan dan p-value 0,002 pada sisi kiri. Sebagai simpulan, terdapat perbedaan rerata volume sinus etmoid antar kedua kelompok suku, dimana rerata volume lebih besar ditemukan pada kelompok suku Toraja-Mandar. Semakin kecil volume sinus etmoid maka semakin tinggi derajat keparahan rinosinusitis kronik.Kata kunci: volume sinus etmoid, rhinosinusitis, suku Toraja
Korelasi antara Derajat Dehidrasi Menurut WHO dengan Rasio Vena Cava Inferior/Aorta Abdominal Menggunakan Ultrasonografi pada Anak Penderita Diare Herman, Teddy Marzuki; Murtala, Bachtiar; Latief, Nikmatia; Asriyani, Sri; Zainuddin, Andi Alfian; Ganda, Idham Jaya
Majalah Kesehatan Pharmamedika Vol 12, No 1 (2020): JUNI 2020
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/mkp.v12i1.1600

Abstract

Penelitian ini bertujuan menilai hubungan antara derajat dehidrasi menurut WHO dengan rasio vena cava inferior / aorta abdominal berdasarkan ultrasonografi pada anak penderita diare. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional terhadap 46 anak penderita diare yang masuk ke IGD pediatrik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dari bulan Oktober 2018 sampai Desember 2018. Penilaian derajat dehidrasi menurut WHO dilakukan oleh dokter anak sesaat setelah dilakukan pemeriksaan ultrasonografi untuk mengukur rasio vena cava inferior/aorta abdominal. Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi kuat antara derajat dehidrasi menurut WHO dengan rasio IVC/aorta abdominal (p0,001, r=-0,637). Semakin berat derajat dehidrasi menurut WHO, semakin rendah rasio IVC/aorta abdominal.
Korelasi Gambaran Ultrasonografi Arteri Karotis dan Aorta pada Foto Thorax Posisi PA dengan Renal Resistive Index pada Pasien Hipertensi Fauzan, Regi; Idris, Nurlaily; Murtala, Bachtiar; Bahar, Burhanuddin; Kasim, Hasyim
Majalah Kesehatan Pharmamedika Vol 12, No 1 (2020): JUNI 2020
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/mkp.v12i1.1601

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menilai korelasi ketebalan tunika intima-media arteri karotis pada ultrasonografi, kalsifikasi dan dilatasi pada arkus aorta pada foto thorax posisi PA dengan nilai renal resistive index menggunakan ultrasonografi duplex pada pasien hipertensi. Penelitian ini dilaksanakan di Departemen Radiologi Rumah Sakit Umum Pemerintah Wahidin Sudirohusodo Makassar dan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin Makassar mulai bulan Desember 2019 sampai bulan Maret 2020. Sampel sebanyak 60 pasien dengan usia ? 18 tahun. Metode yang digunakan adalah uji korelasi Spearman rho. Hasil penelitian menujukkan bahwa ada korelasi signifikan (p 0,05) antara kalsifikasi aorta p=0,0001 dan nilai CIMT p=0,0001 dengan nilai index resistive renal bilateral. Terdapat korelasi signifikan antara pasien hipertensi riwayat dislipidemia yang disertai penebalan tunika intima media arteri karotis p = 0,025, kalsifikasi pada arkus aorta p=0,001 dan dilatasi aorta p=0,003 dengan nilai index resistive renal bilateral. Tidak ada korelasi antara dilatasi aorta dengan dengan nilai index resistive renal bilateral.