Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar fase B melalui integrasi Project Based Learning (PJBL), literasi, dan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila (P5). Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis 14 laporan observasi yang berasal dari sembilan sekolah dasar negeri dan swasta di Kabupaten Bangkalan dan sekitarnya. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian meliputi guru dan siswa kelas III dan IV. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, wawancara singkat, dokumentasi kegiatan, serta analisis laporan, kemudian dianalisis menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar fase B melalui integrasi Project Based Learning (PJBL), literasi, dan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila (P5). Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis 14 laporan observasi yang berasal dari sembilan sekolah dasar negeri dan swasta di Kabupaten Bangkalan dan sekitarnya. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian meliputi guru dan siswa kelas III dan IV. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, wawancara singkat, dokumentasi kegiatan, serta analisis laporan, kemudian dianalisis menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan variasi strategi pembelajaran Bahasa Indonesia, dengan dominasi model PJBL dan inquiry, diikuti oleh metode problem solving, ceramah, diskusi, dan diferensiasi pembelajaran. Praktik literasi yang ditemukan meliputi pembiasaan membaca 15 menit, pengelolaan pojok baca dan perpustakaan mini, proyek menulis narasi maupun surat, serta penerapan literasi digital pada sekolah dengan fasilitas yang memadai. Tantangan utama yang teridentifikasi meliputi rendahnya minat baca siswa, keterbatasan sarana pembelajaran (seperti proyektor dan koleksi buku), variasi kemampuan guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, serta motivasi belajar siswa yang belum konsisten. Integrasi nilai-nilai P5, seperti gotong royong, tanggung jawab, kejujuran, dan bernalar kritis, terlihat terinternalisasi melalui proyek pembelajaran di beberapa sekolah. Kesimpulannya, integrasi PJBL, literasi, dan P5 berpotensi menjadi strategi efektif untuk meningkatkan keterampilan berbahasa sekaligus membentuk karakter siswa. Keberhasilan implementasinya memerlukan dukungan sarana yang memadai, peningkatan kompetensi guru, dan penguatan program literasi yang berkelanjutan.