Miftahul Jannah, Siti Rozaina Kamsani, Nurhazlina Mohd. Ariffin
(Scopus 85084446652) Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pola Pengasuhan Orang Tua Dan Moral Remaja Dalam Islam Miftahul Jannah
Jurnal Edukasi : Jurnal Bimbingan Konseling Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Edukasi : Jurnal Bimbingan Konseling
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/je.v1i1.318

Abstract

Style of parenting can`t be separated by moral behavior in educating children, how to have morals in life, especially in the family environment and parents this sekolah.Dewasa many difficulties and problems in educating children, from academics, intellectuals, state officials moreover from lower socioeconomic circles who have no education and mature economies. The problem lies in the failure of parents to educate generations obedient to Allah and will understand Islamic values. Various problems occur for example brawl, free sex, lack incapacity to control children in the associate, drugs, and various other criminal. Events and these events often occur in big cities but now shifts to all levels of society, both in rural and metropolitan cities. The teenagers went along with all the negative behavior without thinking about the impact of the negative impacts that will be experienced both for himself and his parents have failed to maintain the good name of both parents in the world and in the presence of Allah, for failing to do good deeds as an eternal charity before Allah Swt. Our country is far backward from the Islamic civilization since leaving the values of Islam, the developed world have left their ignorance and are following Islamic law that is believed to be true in the welfare of the ummah. Generani Islamic Ummah and Islam must educate by parents who have the foundation of Islam in the household so that kusesesan begins within the family nucleus and then continues into the school environment and the community. Abstrak: gaya pengasuhan orang tua tidak terlepas dengan moral dalam mendidik perilaku anak, bagaimana agar memiliki moral dalam kehidupan, terutama di lingkungan keluarga dan sekolah.Dewasa ini orang tua banyak mengalami kesulitan dan permasalahan dalam mendidik anak, b aik dari kalangan akademisi, intelektual, petinggi negara apalagi dari kalangan sosial ekonomi bawah yang tidak memiliki pendidikan dan ekonomi yang matang. Permasalahan orang tua terletak pada gagalnya mendidik generasi yang taat pada Allah Swt dan paham akan nilai-nilai keislaman. Berbagai masalah terjadi misalnya tawuran, free sex, ketidak sanggupan mengontrol anak dalam bergaul, narkoba, dan berbagai macam kriminal lainnya. Kejadian dan peristiwa ini sering terjadi di kota besar namun sekarang bergeser ke semua tingkatan masyarakat baik di desa, dan kota metropolitan. Para remaja ikut - ikutan dengan segala dampak perilaku negatif tanpa memikirkan dampak negatif yang akan dialami baik untuk dirinya dan orang tuanya telah gagal menjaga nama baik orang tua baik di dunia dan di hadapan Allah Swt, karena gagal dalam beramal shalih sebagai amal yang kekal di hadapan Allah Swt. Negara kita jauh mundur ke belakang dari peradaban Islam karena meninggalkan nilai-nilai islam, dunia maju telah meninggalkan kejahilan mereka dan sedang mengikuti syariat islam yang diyakini kebenarannya dalam mensejahterakan ummat. Ummat islam dan generani Islam harus didik oleh orang tua yang memiliki landasan keislaman dalam rumah tangga sehingga kusesesan di mulai dalam keluarga inti kemudian berlanjut ke dalam lingkungan sekolah dan masyarakat Kata kunci: Pola Pengasuhan orang tua, moral dan remaja
REMAJA DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGANNYA DALAM ISLAM Miftahul Jannah
Psikoislamedia : Jurnal Psikologi Vol 1, No 1 (2016): Psikoislamedia : Jurnal Psikologi
Publisher : State Islamic University (UIN) Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.662 KB) | DOI: 10.22373/psikoislamedia.v1i1.1493

Abstract

Perkembangan remaja penting untuk dikaji ulang, karena setiap individu melewati usia remaja dalam rentang kehidupannya. Remaja harus mampu mengembangkan seluruh potensi baik yang ada dalam dirinya sehingga mampu melewati perkembangannya tanpa stres dan penuh kebimbangan. Sehingga teori yang mengatakan usia remaja adalah identik dengan usia badai dan sress adalah keliru. Saat ini semakin banyak remaja mengalami hambatan dalam melaksanakan tugas perkembangannya padahal remaja dituntut agar mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dengan tetap menjaga keimanan yang kokoh, tidak terlibat narkoba, adiktif terhadap pornografi, melakukan seks bebas, dan menjadi korban pelecehan seksual. Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah bagaimana perkembangan remaja mampu melewati fase kritis dengan tidak mengalami tekanan yang berat, sehingga berdampak pada perilaku negatif . Studi ini menelaah beberapa kajian teori dan menyesuaikan dengan fenomena yang terjadi saat ini, dan menunjukkan bahwa remaja saat ini sulit menjalankan tugas-tugas perkembangannya jika tidak didukung oleh lingkungan yang sehat. Penyelesaian masalah remaja memerlukan kajian ulang dengan mengkaji pengetahuan yang integratif dan komprehensif tentang bagaimana konsep remaja yang mampu membangkitkan kesadaran mereka sebagai makhluk Allah yang paling berharga di dunia dan menjadi harapan bangsa dan negara.
THE IMPACT OF TRAUMA FOR RELIGIOUS IDENTITY AFTER CIVIL CONFLICT: STUDY AT BOARDING SCHOOL BABUL ALA NURILLAH BEUTONG ATEUH NAGAN RAYA ACEH INDONESIA Miftahul Jannah; Siti Rozaina Kamsani; Nurhazlina Mohd Ariffin
Psikoislamedia : Jurnal Psikologi Vol 6, No 2 (2021): PSIKOISLAMEDIA : JURNAL PSIKOLOGI
Publisher : State Islamic University (UIN) Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/psikoislamedia.v6i2.11000

Abstract

The impact of prolonged civil conflict in Aceh has caused lost family and mental disorder to the local community. One of the tragedy occurred during conflict in Aceh was the killing tragedy in Boarding School Babul 'Ala Nurillah, Blang Meurandeh village Beutong Blang Galang Nagan Raya Aceh Province Indonesia on July 23, 1999 and killed more than 50 man when they are in Boarding School ( Dayah) and learn Islamic knowledge.The peace agreement after conflict between Free Aceh Movement and Indonesia Goverment has 16 years ago since August 18, 2005. They are saw their husband killed by army, andmany women became widows and became poor life. The purpose of this study is to know how the traumatic post conflict and misdevelopment about the religious identity. The Method of this study used quantitative and qualitative method, used scale TSI (Trauma Syndrome Inventory) for trauma by Briere with 100 items and MRPI (Muslim Religious-Personality Inventory)  for scale religious identity. MRPI has 47 item. The sample in this research 25 Woman and 5 man who directly saw the extrajudicial killing, this sample technique used random assigned sampling.The result showed that the victims there are have traumatized is: high trauma 3, low trauma 3, and middle trauma 24 person . The result of this study is that there is a relationship between trauma and religious identity is low  r = -0,312. The correlation beetween trauma and Islamic worldview and spiritual is r = 0.312 (low), trauma with ritual r= 0.543 (medium), trauma with muamalat = 0.157 (very low). This meaning that although the victims feel traumatized but their ritual (hablun min Allah) still good in medium correlation, but the correlation between trauma and Islamic worldview and spiritual is low, and correlation between trauma and mu’amalat (hablun min an-naas) is very low, as well as in religious personality which is divided into Islamic worldview and spiritual, ritual (hablun minallah) and muamalat (hablun min an-naas). After twenty years ago they can to growth with their self and they want to forgotten the tragedy July 23 1999, and want to live in peace. And now they have the commitment to explore and learn Islamic knowledge again after twenty years ago they life without learning the Islamic knowledge in boarding school.
THE EFFECTIVENESS OF RESILIENCY TRAINING TO IMPROVE FAMILY WELL-BEING AMONG WOMEN EXPERIENCED SEXUAL VIOLENCE IN ACEH Eka - Srimulyani; Miftahul Jannah; Ida Fitria; Fatmawati Fatmawati; Rawdhah Binti Yasa; Iyulen Pebry Zuanny
Psikoislamedia : Jurnal Psikologi Vol 6, No 1 (2021): PSIKOISLAMEDIA : JURNAL PSIKOLOGI
Publisher : State Islamic University (UIN) Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/psikoislamedia.v6i1.8945

Abstract

Sexual harassment has many negative impacts on the victims, both physically and psychologically. Women as victims of sexual harassment feel difficulties when they interact in social environment. The psychological impact on the victim will result in prolonged trauma and depression which can then lead to unhealthy attitudes such as insecurity, excessive fear, and disturbed mental conditions. For this reason, this study aimed to examine the effectiveness of resiliency training to improve family well-being among women victims of sexual violence in Aceh. The number of participants recruited were 7 women who have experienced sexual violence in PSAA Aceh. The research design used a one group pretest-posttest design and the data were collected using family well-being scale. The results of data analysis indicated that the provision of resiliency training did not have a significant contribution on increasing family well-being. This could be explained because the incidents of sexual violence experienced by the subjects have happened several years ago, so they have adapted to their families to the presence of children born from the sexual violence.
PERKEMBANGAN USIA DEWASA : TUGAS DAN HAMBATAN PADA KORBAN KONFLIK PASCA DAMAI Miftahul Jannah, Siti Rozaina Kamsani, Nurhazlina Mohd. Ariffin
Bunayya Vol 7, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/bunayya.v7i2.10430

Abstract

Manusia terus berkembang dan mengalami perubahan (change over time) ke arah yang positif, menjadi hamba Allah yang bertaqwa dan husnul khatimah di akhir kehidupan masing-masing. Namun berbeda dengan orang dewasa yang hidup dalam masa konflik yang penuh dengan tekanan psikis dan cenderung mengalami trauma yang berkepanjangan. Bagaimana perkembangan psikis mereka pasca konflik di Aceh pasca damai 15 Agustus 2005? Usia dewasa sangatlah menarik untuk dikaji, pertama karena memasuki usia paling panjang dalam tahapan kehidupan manusia, kedua, menjalani tugas-tugas perkembangan yang berat dan kompleks dengan berbagai dinamika permasalahan fisik dan psikis sebagai dampak dari perkembangan sebelumnya, ketiga, usia yang matang dalam menyelesaikan tantangan kehidupan, keempat, Bagaimana konsep Islam memandang usia dewasa. Tujuan dari artikel ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana setiap individu mampu menghadapi dan memasuki usia dewasa baik dewasa awal, madya dan akhir dengan baik. Mampu mempersiapkan fisik dan psikis yang sehat yang akan berdampak positif pada diri dan lingkungan. Metode penelitian dari artikel ini adalah kualitatif, menggunakan pendekatan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Artikel ini membahas konsep dari usia dewasa. Dari hasil penelitian menunjukkan meskipun usia dewasa pada korban konflik dapat tumbuh dan berkembang namun berbeda dengan usia dewasa lainnya, mereka kehilangan masa bermain, masa belajar, pada masa kanak-kanak, karena pada masa kanak-kanak mereka mengungsi ke desa lain dan hidup penuh kesulitan karena kehilangan orang yang mereka cintai pada tragedi pembunuhan masal (extrajudicial killing) tanggal 23 Juli 1999. Dampak kehilangan tahapan perkembangan masa kanak-kanak  mengalami gangguan psikis pada masa dewasa.  
PERKEMBANGAN OTAK PADA ANAK USIA DINI:KAJIAN DASAR NEUROLOGI DAN ISLAM Miftahul Jannah
Bunayya Vol 9, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/bunayya.v9i1.18499

Abstract

Otak adalah organ utama manusia untuk menjaga kesimbangan fisik dan psikis manusia mulai dari tahapan perkembangan dalam kandungan, bayi, kanak-kanak, remaja sampai usia dewasa dan lansia. Otak menuntun manusia untuk berperilaku positif dan negatif. Otak akan berfungsi positif dalam suasana lingkungan yang positif dan sebaliknya akan berkembang negatif dalam lingkungan yang negatif. Berat otak bayi yang baru lahir 370 g, kemudian pada usia tiga tahun berat otak anak menjadi sekitar seperempat sampai sepertiga dari berat otak orang dewasa, sekitar 1.400 sampai 1.500 g. Perkembangan otak ini dikenal dengan usia “Golden Age”. Setiap orangtua atau significant others yang membesarkan anak harus memahami bahwa pada anak usia dini otak akan berkembang pesat dan sel-sel sel saraf akan berfungsi kuat dan pesat jika diberikan stimulus respon  yang tepat. Maknanya anak akan sangat cepat memahami dan cepat meniru dan menghafal apa yang didengar, dilihat, dan diamatinya. Bagi setiap orang yang membesarkan anak, seorang pendidik, baby sitter pun harus mengerti dan memahami bahwa otak adalah organ tubuh manusia yang harus dilindungi dan dijaga agar tidak terkena benda benda keras dan tajam dan tidak terjadi benturan berat dan luka yang dalam yang menjadikan kerusakan pada tumbuh kembang otak. Kajian ini untuk menjadi referensi awal untuk mengetahui bagian bagian otak untuk mengetahui bahwa otak memiliki bagian-bagian yang memiliki fungsinya masing-masing sesuai dengan hasil kajian ilmiah para ahli saraf. 
Perkembangan Agama dan Pendidikan Islam Pada Usia Kanak-Kanak Miftahul - Jannah
Takammul : Jurnal Studi Gender dan Islam Serta Perlindungan Anak Vol 12, No 2 (2023): Takammul
Publisher : Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/takamul.v12i2.22843

Abstract

Perkembangan agama adalah fithrah (suci) bagi setiap anak yang lahir ke dunia untuk menanamkan keimanan, kedekatan, dan patuh kepada Allah SWT, agama yang ada dalam diri anak harus di tumbuhkan, dan dididik dengan benar sesuai tahapan perkembangan agama pada usia kanak-kanak. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji bagaimana konsep Islam dalam menumbuhkembangakan agama pada diri anak sesuai dengan usianya, dan mengkaji bagaimana pendidikan Islam mampu menumbuhkan keagamaan pada diri anak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kepustakaan yang berkaitan dengan literasi perkembangan agama dan pendidikan Islam, dan juga menggunakan teknik pengumpulan data dengan membaca lierasi dan referensi yang berhubungan dengan perkembangan agama pada anak dan pendidikan islam pada usia kanak-kanak. Hasil penelitian menunjukkan masih rendahnya literasi yang berhubungan dengan tahapan-tahapan perkembangan agama pada anak dalam konsep Islam, namun sangat banyak literasi dalam pendidikan Islam pada usia kanak-kanak.  Kata Kunci: Perkembangan Agama, Pendidikan Islam, Usia kanak-kanak
Implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru dalam Pengembangan Pendidikan Agama Islam di MIS Kulu Kabupaten Nagan Raya Miftahul Jannah; Silahuddin
Journal Scientific of Mandalika (JSM) e-ISSN 2745-5955 | p-ISSN 2809-0543 Vol. 6 No. 2 (2025)
Publisher : Institut Penelitian dan Pengembangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/10.36312/vol6iss2pp329-335

Abstract

This research aims to determine the implementation of teacher certification policies in supporting the development of Islamic religious education at MIS Kulu, Nagan Raya Regency. This study uses a descriptive qualitative approach to analyze data objectively based on field findings. The teacher certification policy is one of the government's efforts to improve the quality of education, including in Islamic Religious Education subjects. The main objective of this policy is to ensure that teachers have sufficient qualifications and competencies to provide effective learning. This research focuses on the implementation of certification policies in the development of Islamic religious education at the Kulu Private Madrasah Ibtidaiyah, Nagan Raya Regency, and its impact on the quality of learning. Data collection was carried out through interviews, observation and document analysis. Research findings reveal that teacher certification contributes significantly to improving the professional competence of teaching staff, which has a positive impact on the quality of Islamic religious education in these madrasas. However, there are still obstacles such as the need for further training, improving facilities, and the readiness of teaching staff to undergo the certification process which require further attention.