Koesoemadji Koesoemadji
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Studi Kesesuaian Wisata Pantai Sadranan Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta Dan Potensi Pengembangannya Sebagai Kawasan Wisata Bahari Wibisono, Ganang; Pratikto, Ibnu; Koesoemadji, Koesoemadji
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (765.207 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v7i2.25903

Abstract

ABSTRAK : Pantai Sadranan memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dengan pantai selatan lainnya, yaitu ikan karang beragam, pasir putih, dan memiliki gelombang yang relatif kecil. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kesesuaian wisata pantai, wisata berenang, dan mengetahui daya dukung ekologis kawasan Pantai Sadranan. Menganalisis potensi aktivitas wisata yang cocok untuk Pantai Sadranan dan menyusun strategi pengembangan kawasan wisata bahari. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2016 dengan metode deskriptif. Penentuan stasiun pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan Indeks Kesesuaian Wisata (IKW), Daya Dukung Lingkungan Wisata, dan untuk analisa potensi pengembangannya menggunakan Analisis SWOT. Kondisi kualitas air Pantai Sadranan berkualitas baik, salah satu fenomena alam khas Pantai Sadranan yaitu tebing batu dengan volume bongkah batu sebesar 16,83m3, kedalaman perairan berkisar 0,73m – 1,27m, tingkat kecerahan perairan mencapai 100%, kemiringan gisik pantai 8,80, tipe pantai berupa pasir putih, air tawar tersedia dalam radius 20m, tinggi gelombang tahun 2015 sebesar 0,271m, kecepatan arus tahun 2015 sebesar 0,055m/det, lebar pantai 10,317m, flora dan fauna yang beragam. Pantai ini  memiliki nilai IKW kategori rekreasi pantai sebesar 85,71 % sedangkan untuk kategori berenang sebesar 88,57 %, nilai ini termasuk dalam kategori sangat sesuai untuk kegiatan wisata. Daya dukung lingkungan untuk rekreasi pantai adalah 34 orang dan untuk wisata berenang adalah 40 orang. Pantai Sadranan secara umum sangat sesuai untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata bahari. ABSTRACT : Sadranan beach has unique characteristics and different from other south coast, that reef fish variety, white sand, and has a relatively small wave. This research aims to assess the suitability of the beach tourism, swimming tourism and know carrying capacity ecological of Sadranan Beach. Analyze the potential of tourism activity that is suitable for the beach Sadranan and strategy of marine tourism development.This research was carried out in April-May 2016 with descriptive method. The determination of the sampling station using a purposive sampling method. Data analysis using the index of suitability of Tourism (IKW), Carrying Capacity Tourism Ecological, and for its development potential analysis using SWOT analysis.Sadranan Beach water quality in good condition, one of the natural phenomena in Sadranan is rock cliff with the chunks of rock volume is 16, 83m3, the depth is 0,73m – 1,27m, brightness water level reaches 100%, the beach slope is 8,80, the beach type is white sand, fresh water is available within a radius of 20 m, wave height by 2015 is 0, 271 m, speed of current year 2015 is 0, 055m/sec, the width of the beach 10, 317m, diverse in flora and fauna. This beach has a beach recreation category of IKW 85.71% whereas for the category of swimming 88,57%, these values are included in the category of very fit. Sadranan beach can accommodate around 34 persons for beach recreational an 40 persons for swimming recreation. In General, the beach is very suitable to be developed as a marine tourism area. 
Tinjauan Parameter Fisik Pantai Mangkang Kulon Untuk Kesesuaian Pariwisata Pantai Di Kota Semarang Yustishar, Maulana; Pratikto, Ibnu; Koesoemadji, Koesoemadji
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.623 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v1i2.2012

Abstract

Mangkang Kulon Coast has the potential to be developed to provide benefits to community. This research aimed to overview physic parameter for coastal tourism of Mangkang Kulon Coast, Mangkang Village, Tugu Distric, Semarang Regency. There are 2 beach of sampling, primary sampling on May-June 2009 and field sampling on February-March 2010. Field sampling includes measurements physic parameters and supported by secondary data. This research used descriptive and purposive sampling method. The results showed that the Coast Mangkang Kulon have the potential and suitability as a coastal tourism. The results of measurements in station I, II and III almost similar, it shows of water depth is ± 2.5 meters (< 5 meter maximum value of depth), slope coast about 3-6° so very easy to do tourism activity and oceanography aspect including waves, tides and currents available and support the marine tourism. Although there are several unfavorable parameters such as such turbidity, narrow coast, varies sands size and sand color. However, need strategy to show the better display its advantages such as convenience factor, supporting facilities to cover the shortage. In addition, the presence of mangrove can be an interesting icon visitor's attention so that the government is expected to wisely choose the concept of tourism development on the coast is the most appropriate.
Kesesuaian Lahan Sebagai Ekowisata Bahari Di Pantai Tanjung Natuna Akhmad, Dhanar Syahrizal; Koesoemadji, Koesoemadji; Pratikto, Ibnu
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.532 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v3i4.8363

Abstract

Dalam Rencana induk Pengembangan Pariwisata Daerah tahun 2010–2030, Kabupaten Natuna diarahkan pada pengembangan wisata bahari dan wisata minat khusus. Pantai Tanjung yang masih alami dan letak geografis Natuna yang merupakan salah satu pulau paling utara Indonesia di Laut Tiongkok Selatan,dengan pengelolaan yang baik maka mempunyai potensi sebagai kawasan ekowisata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian lahan dan daya dukung kawasan untuk kegiatan ekowisata di Pantai Tanjung.Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Pantai Tanjung, pada Januari sampai Februari 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif, dengan survey lapangan. Pengolahan data menggunakan baku mutu kualitas air laut untuk wisata bahari, matriks kesesuaian lahan, serta matriks daya dukung kawasan terhadap kepadatan pengunjung. Hasil penelitian berdasarkan hasil perhitungan dari matriks kesesuaian lahan, untuk wisata pantai kategori rekreasi memiliki kelas kesesuaian wisata kategori S1 (sangat sesuai), wisata bahari kategori snorkeling memiliki kelas kesesuaian wisata kategori S1 (sangat sesuai), wisata bahari kategori menyelam mempunyai kelas kesesuaian wisata kategori S2 (cukup sesuai),Sedangkan daya dukung Pantai Tanjung terhadap kepadatan pengunjung setiap harinya sebanyak 6748 orang dimana untuk rekreasi pantai adalah 68 orang, berenang 136 orang berjemur 272 orang, selam 2000 orang, Snorkeling 4000 orang, berperahu 272 orang.
Analisis Kesesuaian Wisata Pantai Di Pantai Krakal Kabupaten Gunung Kidul Febyanto, Fadhil; Pratikto, Ibnu; Koesoemadji, Koesoemadji
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.636 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v3i4.8364

Abstract

Pantai Krakal terletak di Desa Ngestirejo, Kecamatan Tanjungsari. Pantai ini memiliki potensi yang dapat dikembangkan untuk dijadikan sebagai kawasan wisata. Masalah yang belakangan ini muncul di kawasan Pantai Krakal adalah masih kurangnya minat masyarakat untuk mengunjungi pantai, semakin rusaknya lingkungan di kawasan pantai, pengelolaan sampah yang kurang baik serta tata ruang yang masih belum baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesesuaian wisata pantai di Pantai Krakal.Pengumpulan data primer dilakukan pada siang hari dan pada saat air laut sedang pasang. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling pada bulan Mei 2014, yang terbagi menjadi tiga stasiun pengamatan. Sedangkan metode yang digunakan untuk analisis hasil penelitian menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan analisis Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) yang menghasilkan nilai kesesuaian wisata. Hasil penelitian yang dilakukan pada siang hari dan saat air laut sedang pasang menyimpulkan bahwa tingkat kesesuaian wisata pantai di Pantai Krakal di Stasiun 1,2, dan 3 masuk ke dalam kategori sangat sesuai untuk wisata pantai karena memiliki nilai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) diatas 80% dengan rincian sebagai berikut: di Stasiun 1 dengan nilai IKW sebesar 82,759%; di Stasiun 2 nilai IKW sebesar 88,506%; serta Stasiun 3 memiliki nilai IKW sebesar 85,057%.
KONDISI TERUMBU KARANG PADA LOKASI WISATA SNORKELING DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA, JAWA TENGAH Biondi, Ias; Munasik, Munasik; Koesoemadji, Koesoemadji
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11467.646 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v3i3.5990

Abstract

Peningkatan jumlah kunjungan wisata snorkeling di Taman Nasional Karimunjawa dikhawatirkan dapat mengakibatkan penurunan tutupan terumbu karang pada lokasi wisata snorkeling. Penelitian ini dilakukan  untuk mengetahui kondisi terumbu karang dan bentuk – bentuk kerusakannya akibat wisata snorkeling. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan manta tow untuk pengambilan data terumbu karang dan metode survey untuk kualitas perairan seperti suhu, salinitas, pH dan kecerahan. Persentase tutupan terumbu karang hidup pada lokasi wisata snorkeling di Taman Nasional Karimunjawa sebesar 33%-52,5%. Kondisi ini termasuk dalam kategori buruk-baik. Persentase tutupan terumbu karang hidup tertinggi terdapat pada Pulau Sintok dengan nilai 52,5% dan persentase tutupan terumbu karang terendah terdapat pada Pulau Menjangan Kecil dengan nilai 33%. Kerusakan terumbu karang yang ditimbulkan dari wisata snorkeling dapat berupa rubble (patahan karang) dan karang keras mati dikarenakan terinjak maupun terkibas fins.
STUDI POTENSI PANTAI SINDANGKERTA DI KABUPATEN TASIKMALAYA UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI Suryani, Dietta; Pratikto, Ibnu; Koesoemadji, Koesoemadji
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.317 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v2i3.3140

Abstract

Sindangkerta Beach in Cipatujah is one of tourism object in South Tasikmalaya which has considerable potential as marine tourism area. The government doesn’t pay much attention makes this area couldn’t develop optimally. In addition, management data is very minimum. The study aims to indentify Sindangkerta Beach potential for marine tourism area. The research was held on February until March 2012. Those months is the last period of the rainy season in Indonesia but it wasn’t discourage the tourists to came to Sindangkerta Beach. The study used description analysis which is describes the real condition in the field and analysis of the suitability of tourism. This type analysis is compared the characteristics and quality of land to land use requirements for specific tourism activities. The result showed that Sindangkerta Beach has many unique things such as upraised coral area, culture attraction and has adequate facilities for supporting tourism activities, Based on the result of Indeks Kesesuaian Wisata (IKW), Sindangkerta Beach is very suitable (S1) for beach recreation. As for Taman Saut the value is 83.57%, for Taman Lengsar is 80% and 82.85% for Ketapang Beach which are the places result into S1 class or very suitable.
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Mangrove Rhizopora mucronata Ali Ridlo; Rini Pramesti; Koesoemadji Koesoemadji; Endang Supriyantini; Nirwani Soenardjo
Buletin Oseanografi Marina Vol 6, No 2 (2017): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (773.292 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v6i2.16555

Abstract

Rhizopora mucronata merupakan salah satu jenis mangrove yang berpotensi  sebagai sumber antioksidan alami. Daun tanaman ini mengandung senyawa metabolit sekunder seperti tanin, fenolat, klorofil, karotenoid dan alkaloid. Penelitian ini bertujuan menentukan aktivitas antioksidan ekstrak daun R. mucronata. Sampel diambil dari kawasan mangrove Tugurejo, Semarang dan diekstraksi  secara bertingkat berturut-turut dengan pelarut n-heksana, etil asetat dan metanol. Aktivitas antioksidan diukur dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl) dan nilainya ditentukan berdasarkan nilai Inhibitory Concentration (IC50)pada panjang gelombang 516,5 nm. Kadar senyawa fenolat total ditentukan secara spektrofotometri pada panjang gelombang 725 nm dengan metode Folin-Ciocalteu, kadar klorofil a dan b ditentukan dengan metode spektrofotometri pada panjang gelombang 663 nm dan 645 nm dan kadar karotenoid diukur pada 480 nm. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak metanol memiliki nilai IC50terkecil (113,41  ppm), diikuti ekstrak n-heksana 151,13 ppm dan ekstrak etil asetat 184,78 ppm. Kandungan total fenolat tertinggi terdapat pada ekstrak metanol yaitu 21,06 mg GAE/g sampel, ekstrak n-heksana 13,27 mg GAE/g sampel dan ekstrak etil asetat 2,08 mg GAE/g sampel. Kandungan klorofil a tertinggi terdapat pada ekstrak metanol yaitu 2,304  mg/g, diikuti ekstrak n-heksana 0,705 mg/g dan ekstrak etil asetat 0,64 mg/g. Kandungan klorofil b tertinggi dicapai ekstrak metanol yaitu 0,97 mg/g, ekstrak n-heksana 0,50 mgg dan ekstrak etil asetat 0,13 mg/g. Kandungan karotenoid tertinggi dicapai pada ekstrak metanol yaitu 6,49 mg GAE/g, diikuti ekstrak etil asetat (0.54 mg GAE/g) dan ekstrak n-heksana (1,37 mg GAE/g). Ekstrak metanol memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dan termasuk dalam antioksidan kategori sedang, sedangkan ekstrak etil asetat dan  n-heksana termasuk dalam  antioksidan kategori lemah.   Rhizopora mucronata is one type of mangrove that has the potential as a source of natural antioxidants. The leaves of this plant contain secondary metabolite compounds such as tannins, phenolics, chlorophyll, carotenoids and alkaloids. This study aims to determine the antioxidant activity of R. mucronata leaf extract. Samples were taken from Tugurejo mangrove area, Semarang and extracted successively with n-hexane, ethyl acetate and methanol solvent. Antioxidant activity was measured by DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl) method and its value was determined based on Inhibitory Concentration (IC50) value at 516,5 nm wavelength. Total phenolic compound concentration was determined spectrophotometrically at 725 nm wavelength with Folin-Ciocalteu method. The levels of chlorophyll a and b was determined by spectrofotometry method at 663 nm and 645 nm wavelength and carotenoid levels were measured at 480 nm. The results showed that methanol extract had the smallest IC50 value (113,41 ppm), followed by n-hexane extract 151,13 ppm and ethyl acetate extract 184,78 ppm. The highest total phenolic content was found in methanol extract, 21.06 mg GAE / g sample, n-hexane extract 13,27 mg GAE / g sample and ethyl acetate extract 2.08 mg GAE / g sample. The highest content of chlorophyll a contained in methanol extract is 2,304 mg / g, followed by n-hexane extract 0,705 mg / g and ethyl acetate extract 0,64 mg / g. The highest content of chlorophyll b was methanol extract of 0.97 mg / g, n-hexane extract 0,50 mgg and ethyl acetate extract 0,13 mg / g. The highest carotenoid content was achieved in the methanol extract of 6.49 mg GAE / g, followed by ethyl acetate extract (0.54 mg GAE / g) and n-hexane extract (1.37 mg GAE / g). Methanol extract has the highest antioxidant activity and is included in medium category antioxidants, while ethyl acetate and n-hexane extracts are included in weak category antioxidants.