Claim Missing Document
Check
Articles

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGOLAHAN AIR BANJIR MENJADI AIR BAKU DI DAERAH RAWAN BANJIR Dwiratna, Sophia; Pareira P, Boy Macklin; Kendarto, Dwi Rustam
Dharmakarya Vol 7, No 1 (2018): Maret
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.061 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v7i1.11444

Abstract

Saat terjadi bencana banjir, ketersediaan air menjadi sangat krusial. Kebutuhan akan air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi, memasak, mencuci dan sebagainya sangat sulit dipenuhi ditengah-tengah keadaan bencana banjir. Salah satu wilayah di Kabupaten Bandung yang sering terkena dampak banjir adalah Desa Rancaekek Wetan Kecamatan Rancaekek. Desa ini setiap musim hujan selalu terkena dampak luapan sungai Cikeruh. Pada saat banjir, sumur sumur yang biasa digunakan tercemar air banjir sehingga kondisinya keruh dan berbau. Melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan pengolahan air banjir menjadi air bersih, diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan pengolahan air banjir menjadi air bersih dan air baku bagi masyarakat yang terkena dampak banjir. Salah satunya adalah menggunakan teknologi sederhana melalui proses koagulasi-sedimentasi-filtrasi untuk menghasilkan air bersih yang layak pakai oleh masyarakat di pengungsian. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan guna memasyarakatkan teknologi sederhana pengolahan air banjir menjadi air baku sebagai upaya penanganan bencana banjir.
KAJIAN PENAMBAHAN GUAR GUM DAN BENIH RUMPUT BERMUDA DALAM APLIKASI HYDROSEEDING TERHADAP LAJU EROSI Kendarto, Dwi Rustam; Aliyah, Fauziah; Bafdal, Nurpilihan; NP, Sophia Dwiratna; Herwanto, Totok
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 11, No 1 (2018): Jurnal Rekayasa Lingkungan
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1496.55 KB)

Abstract

Kawasan lahan-lahan marginal memerlukan penanganan yang intensif agar kerusakan lahan dapat diturunkan. Revegetasi menggunakan metode hydroseeding telah banyak dilakukan dengan hasil yang sangat memuaskan. Aplikasi hydroseeding optimal dan ramah lingkungan memerlukan kajian dan penelitian terutama berkaitan dengan pemilihan zat aditif yang cocok sebagai pengganti zat aditif yang biasa digunakan dalam hydroseeding. Pengunaan guar gum sebagai pengganti perekat ramah lingkungan dalam hydroseeding karena memiliki sifat biodegradable. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh bahan aditif (Guar Gum) dan penanaman benih rumput Bermuda terhadap jumlah tanah yang tererosi serta mengkaji konsentrasi bahan aditif (Guar Gum) yang efektif terhadap penurunan laju erosi dengan metode hydroseeding. Metode yang digunakan deskriptif dengan media tanam lumpur (Sludge) bertekstur dominan pasir. Guar Gum dengan konsentrasi 0.5%, 1% dan 1.5% masing-masing dicampurkan dengan air sebanyak 5000 ml dan pupuk NPK 10 cc, kemudian disemprotkan pada box yang berukuran 38 cm x 28 cm x 13 cm yang telah ditaburi dengan pupuk kompos, sekam padi dan benih rumput bermuda. Pengamatan erosi dilakukan setiap kejadian hujan. Hasil penelitian menunjukkan semakin kental konsentrasi guar gum, maka semakin kecil jumlah tanah yang tererosi. Pertumbuhan benih rumput Bermuda pada konsentrasi 0.5% lebih banyak dibandingkan dengan konsentrasi 1% dan 1.5%. Namun, berdasarkan uji Regresi menyatakan bahwa konsentrasi 1% merupakan konsentrasi yang paling baik dalam laju erosi dan pertumbuhan benih rumput Bermuda.kata kunci: guar gum, hydro-seeding, laju erosi, rumput Bermuda
Kajian Kebutuhan Air Irigasi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Berdasarkan KP-01 dan Metode Thornthwaite-Mather Wahyuni, Sri; Kendarto, Dwi Rustam; Bafdal, Nurpilihan
Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian Vol 3, No 2 (2019): Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, Juni
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1089.538 KB) | DOI: 10.31289/agr.v3i2.2590

Abstract

Two different methods for determining irrigation water requirement for corn, is  KP-01 and  Thornthwaite-Mather method. Two Methods have different parameter such as reference crop evapotranspiration (ETo) and effective rainfall. The average ETo value using Penman-Monteith for Thornthwaite-Mather was lower (82,5%) than using Penman Modification method (KP-01) . The ratio of effective rainfall between KP-01 and Thornthwaite-Mather was 33,02%.  Corn water irrigation requirement for a pattern planting based on KP-01 is 806,96 mm, while corn water irrigation requirement based on Thornthwaite-Mather method is 254,4125 mm.  Corn water irrigation requirement using KP-01 is higher than Thornthwaite-Mather because effective rainfall method for KP-01 (using USDA Soil Conservation Service) is lower than rainfall effective for Thornthwaite-Mather.
KAJIAN PENAMBAHAN GUAR GUM DAN BENIH RUMPUT BERMUDA DALAM APLIKASI HYDROSEEDING TERHADAP LAJU EROSI Kendarto, Dwi Rustam; Aliyah, Fauziah; Bafdal, Nurpilihan; NP, Sophia Dwiratna; Herwanto, Totok
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 11, No 1 (2018): Jurnal Rekayasa Lingkungan
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1496.55 KB)

Abstract

Kawasan lahan-lahan marginal memerlukan penanganan yang intensif agar kerusakan lahan dapat diturunkan. Revegetasi menggunakan metode hydroseeding telah banyak dilakukan dengan hasil yang sangat memuaskan. Aplikasi hydroseeding optimal dan ramah lingkungan memerlukan kajian dan penelitian terutama berkaitan dengan pemilihan zat aditif yang cocok sebagai pengganti zat aditif yang biasa digunakan dalam hydroseeding. Pengunaan guar gum sebagai pengganti perekat ramah lingkungan dalam hydroseeding karena memiliki sifat biodegradable. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh bahan aditif (Guar Gum) dan penanaman benih rumput Bermuda terhadap jumlah tanah yang tererosi serta mengkaji konsentrasi bahan aditif (Guar Gum) yang efektif terhadap penurunan laju erosi dengan metode hydroseeding. Metode yang digunakan deskriptif dengan media tanam lumpur (Sludge) bertekstur dominan pasir. Guar Gum dengan konsentrasi 0.5%, 1% dan 1.5% masing-masing dicampurkan dengan air sebanyak 5000 ml dan pupuk NPK 10 cc, kemudian disemprotkan pada box yang berukuran 38 cm x 28 cm x 13 cm yang telah ditaburi dengan pupuk kompos, sekam padi dan benih rumput bermuda. Pengamatan erosi dilakukan setiap kejadian hujan. Hasil penelitian menunjukkan semakin kental konsentrasi guar gum, maka semakin kecil jumlah tanah yang tererosi. Pertumbuhan benih rumput Bermuda pada konsentrasi 0.5% lebih banyak dibandingkan dengan konsentrasi 1% dan 1.5%. Namun, berdasarkan uji Regresi menyatakan bahwa konsentrasi 1% merupakan konsentrasi yang paling baik dalam laju erosi dan pertumbuhan benih rumput Bermuda.kata kunci: guar gum, hydro-seeding, laju erosi, rumput Bermuda
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Dampaknya Terhadap Minat Nasabah Menggunakan Mobile Banking Bank Kalbar dengan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) B2041152006, Kendarto
Equator Journal of Management and Entrepreneurship (EJME) Vol 7, No 1 (2019): Equator Journal of Management and Entrepreneurship
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/ejme.v7i1.28100

Abstract

Teknologi dan sistem informasi berkembang pesat sejalan dengan perkembangan zaman. Teknologi informasi saat ini sudah berbasis internet sehingga semua dapat diakses kapanpun dan dimanapun tanpa batas. Para pelaku bisnis harus mempelajari dan menggunakan teknologi dan sistem informasi agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan.Technology Acceptance Model (TAM) dan Technology Readiness Index (TRI) merupakan teori penerimaan teknologi yang digunakan dalam penelitian ini. Terdapat lima konstruk yang digunakan dan merupakan gabungan dari konstruk-konstruk asli yang terdapat dalam TAM dan TRI. Kelima konstruk tersebut adalah kesiapan peneriman teknologi (technology readiness), persepsi kemudahan (perceived ease of use), persepsi kegunaan (perceived usefulness), sikap (attitude), dan minat perilaku menggunakan teknologi (behavioral intention). Model gabungan ini selanjutnya digunakan untuk meneliti penggunaan mobile banking Bank Kalbar.Penelitian ini selanjutnya akan menjelaskan tentang hubungan antar faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan dan penggunaan mobile banking Bank Kalbar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausalitas dengan teknik analisis data menggunakan pendekatan PLS. Data diperoleh dari responden yang merupakan nasabah Bank Kalbar pengguna mobile banking dengan menyebarkan kuesioner tertutup. Terdapat 100 sampel penelitian yang dianalisis menggunakan metode PLS dengan software smartPLS.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel technology readiness (X1) berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness (Y1) dan perceived ease of use (Y2), variabel perceived usefulness (Y1) dan perceived ease of use (Y2) berpengaruh signifikan terhadap attitude (Y3) dan berhavioral intention (Y4) dan variabel attitude (Y3) berpengaruh signifikan terhadap berhavioral intention (Y4). Kata Kunci : Technology Readiness, Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, Attitude, Berhavioral Intention
Kajian Kebutuhan Air Irigasi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Berdasarkan KP-01 dan Metode Thornthwaite-Mather Wahyuni, Sri; Kendarto, Dwi Rustam; Bafdal, Nurpilihan
Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian Vol 3, No 2 (2019): Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, Juni
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/agr.v3i2.2590

Abstract

Two different methods for determining irrigation water requirement for corn, is  KP-01 and  Thornthwaite-Mather method. Two Methods have different parameter such as reference crop evapotranspiration (ETo) and effective rainfall. The average ETo value using Penman-Monteith for Thornthwaite-Mather was lower (82,5%) than using Penman Modification method (KP-01) . The ratio of effective rainfall between KP-01 and Thornthwaite-Mather was 33,02%.  Corn water irrigation requirement for a pattern planting based on KP-01 is 806,96 mm, while corn water irrigation requirement based on Thornthwaite-Mather method is 254,4125 mm.  Corn water irrigation requirement using KP-01 is higher than Thornthwaite-Mather because effective rainfall method for KP-01 (using USDA Soil Conservation Service) is lower than rainfall effective for Thornthwaite-Mather.
Differences Growing Media In Autopot Fertigation System And Its Response To Cherry Tomatoes Yield Nurpilihan Bafdal; Sophia Dwiratna; Dwi Rustam Kendarto
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 7, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.362 KB) | DOI: 10.24198/ijas.v7i3.14369

Abstract

Hydroponic cultivation system is one solution to overcome the limited agricultural land. This farming system is widely used in farming high-value horticulture, one of them is a cherry tomato plants. The key to success in the hydroponic system is the management of water and nutrients appropriate to the needs of plants. Nevertheless, fertigation system on hydroponic plant cultivation requires a fairly high production costs and dependent on electrical energy for circulation. This study aims to assess the application of fertigation systems that do not use electricity for the circulation of water and nutrients using autopot technology. Fertigation system using this autopot applied to the cherry tomato plants using three combinations of planting medium is husk-compost, husk charcoal-humus and husk-cocopeat with a ratio of 50%: 50%. The results showed that autopot system capable of supplying the needs of water and plant nutrients to the level of irrigation efficiency is very high also minus consumption of electrical energy. The combination of growing media and compost husk cherry tomato plants to respond favorably with yields of 4.72 kg/plant. Keywords : Hydroponics; Autopot technology; Growing media; Cherry tomatoes; Fertigation automation
Uji Kinerja Sistem Fertigasi Autopot pada Budidaya Tomat Cherry Sophia Dwiratna; Nurpilihan Bafdal; Dwi Rustam Kendarto
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 7, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.396 KB) | DOI: 10.24198/ijas.v7i3.13499

Abstract

Air merupakan faktor penting dalam sektor pertanian dan juga menjadi salah satu faktor pembatas pertama produksi pertanian. Tindakan konservasi dan peningkatan efisiensi penggunaan air dapat menjadi salah satu alternatif  untuk mengatasi kekurangan air. Salah satu teknologi yang dapat mengoptimalkan penggunaan air adalah dengan menggunakan sistem fertigasi menggunakan autopot. Sistem fertigasi autopot adalah teknologi pemberian larutan nutrisi sesuai kebutuhan air tanaman tanpa menggunakan listrik untuk mensirkulasikan larutan nutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kehandalan kinerja sistem fertigasi autopot pada budidaya tomat cherry berdasarkan parameter keseragaman irigasi, penggunaan air konsumtif dan efisiensi penggunaan air. Penelitian ini dilaksanakan di greenhouse ALG, Universitas Padjadajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif. Budidaya tomat cherry menggunakan media tanam campuran arang sekam dan zeolit dengan perbandingan 9:1 dengan ketinggian media 15 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem fertigasi autopot memiliki kinerja yang sangat baik, berdasarkan nilai keseragaman irigasi rata-rata sebesar 89,4% dan efisiensi penggunaan air per autopot sebesar 22,93 kg/m3. Seluruh air irigasi yang diberikan hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman saja, tanpa ada yg hilang karena drainase maupun rembesan. Kata kunci: Fertigasi, Autopot, Efisiensi Irigasi, Kinerja Irigasi, Soilless Culture
PENGGUNAAN TRANSFORMASI NDVI (NORMALIZED DEFFERENCE VEGETATION INDEX) UNTUK IDENTIFIKASI SUHU PERMUKAAN LAHAN PADA CITRA SATELIT LANDSAT TM ”STUDI KASUS DI SUB DAS CISANGKUY KABUPATEN BANDUNG” Ade Retno Sujani; Dwi Rustam Kendarto
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 2, No 1 (2008)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Informasi suhu sangat penting bagi para perencana wilayah dalam menganalisis potensi ketersediaan air, perencanaan kalender tanam, kekeringan dan sebagainya. Informasi suhu permukaan sering kali masih berupa data titik, artinya informasi tersebut diperoleh pada suatu stasiun (satu lokasi) yang mewakili suatu wilayah. Informasi suhu secara spasial sering kali juga diturunkan dari informasi titik (data stasiun) dengan model interpolasi menjadi kontur suhu. Padahal informasi suhu adalah informasi spasial yang secara dinamik setiap lokasi mempunyai nilai yang mencerminkan nilai temparetur lokasi tersebut. Namun jika pemetaan secara langsung itu dilakukan akan membutuhkan waktu dan biaya yang sangat besar. Oleh sebab itu perlu kiranya dicari suatu metode yang memungkinkan dapat menggambarkan distribusi suhu yang handal dengan efisien. Penginderaan jauh sebagai suatu ilmu yang dapat menggambarkan informasi kebumian secara baik memungkinkan digunakan sebagai suatu metode pemetaan distribusi suhu permukaan.Perkembangan penginderaan jauh dan teknologi satelit memungkinkan memperoleh informasi yang handal dalam memetakan suatu informasi. Informasi suhu permukaan merupakan salah satu hasil interaksi antara intensitas sinar matahari dengan karakteristik lahan. Interaksi intensitas sinar matahari dan karakteristik lahan digunakan sebagai metode untuk identifikasi suhu permukaan. Identifikasi informasi karakteristik lahan yang handal dalam remote sensing adalah penggunaan transformasi NDVI (Normalized Vegetation Index). Oleh sebab itu dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan NDVI untuk indentifikasi suhu permukaan. Hasil NDVI dikonversi menjadi suhu permukaan. Analisis kesalahan digunakan untuk menguji kehandalan metode ini melalui data lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa NDVI mampu digunakan sebagai cara untuk identifikasi suhu permukaan. Kesalahan yang terjadi antara suhu permukaan hasil NDVI dengan data lapangan adalah 1,76. Kata kunci : Suhu permukaan, Penginderaan jauh, Citra Satelit Landsat TM, NDVI (Normalized Defference Vigetation Index)
Kajian Kemampuan Aplikasi Hidromulsa dan GeojuteTerhadap Jumlah Limpasan Permukaan pada Lahan Kering Ciparanje Dwi Rustam Kendarto; Nahda Balqis Salma; Sophia Dwiratna NP; Kharistya Amaru; Totok Herwanto; Nurpilihan Bafdal
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 15, No 2 (2021): TEKNOTAN, Desember 2021
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol15n2.10

Abstract

Lahan kering untuk pertanian pada umumnya berada di daerah lereng dan perbukitan dengan kondisi tanah yang peka terhadap pergerusan tanah akibat limpasan permukaan. Salah satu upaya konservasi pada lahan kering berlereng untuk mengurangi limpasan permukaan adalah dengan penggunaan aplikasi hidromulsa dan geojute. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan aplikasi hidromulsa dan geojute pada budidaya jagung terhadap jumlah limpasan permukaan. Penelitian ini dilakukan di Lahan Kering Ciparanje, Jatinangor. Perlakuan yang digunakan diantaranya plot A dengan menggunakan geojute mesh 5 cm dan hidromulsa, plot B dengan menggunakan geojute mesh 3 cm dan hidromulsa, plot C menggunakan hidromulsa tanpa geojute, dan plot D sebagai kontrol tanpa menggunakan geojute maupun hidromulsa. Pengamatan limpasan permukaan dilakukan setiap kejadian hujan. Metode yang digunakan deskriptif dengan analisis regresi dan uji-T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi hidromulsa dengan geojute mesh 5 cm dapat menurunkan limpasan permukaan paling optimal sebesar 66,39%, tetapi aplikasi hidromulsa tanpa penggunaan geojute menghasilkan jumlah limpasan permukaan yang tinggi.