Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP STRESS KERJA PENGENDALI (CONTROLLER) KERETA API INDONESIA Irianti, Lauditta; Geovania, Ade; Iridiastadi, Hardianto
Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Vol 2 No 04 (2015): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Oktober 2015
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.793 KB) | DOI: 10.25124/jrsi.v2i04.50

Abstract

Keselamatan kereta api merupakan permasalahan yang memerlukan perhatian lebih, mengingat moda transportasi ini merupakan moda yang banyak digunakan oleh masyarakat. Pengendali adalah salah satu divisi yang sangat mempengaruhi kelancaran dan keselamatan perjalanan kereta api, sehingga performansi kerja yang baik merupakan tuntutan yang sangat tinggi bagi divisi tersebut. Shift kerja adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi performansi kerja manusia. Shift kerja terbukti mempengaruhi kelelahan, kantuk dan lainnya, namun hingga saat ini masih terdapat beberapa pendapat mengenai keterkaitan antara shift kerja dan stres kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh shift kerja terhadap stres kerja pengendali kereta api. 17 partisipan adalah pegawai pengendali kereta api stasiun besar kelas A Daerah Operasi (DAOP) II Bandung. Alat ukur yang digunakan adalah cocorometer. Cocorometer digunakan untuk mengukur kadar α- amilase dalam air liur. Pengolahan data dilakukan dengan Uji Statistika Friedman dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc Bonferonni jika terbukti signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa shift kerja tidak signifikan mempengaruhi tingkat stres kerja (P > 0,10). Meskipun begitu, hasil pengukuran pada seluruh partisipan untuk setiap shift sangat tinggi (120-135 kU/l), dan nilai tertinggi dihasilkan saat shift siang. Hal ini menunjukkan tingkat stres kerja sangat tinggi dan tidak dipengaruhi oleh shift kerja. Berdasarkan penelitian ini, tindakan perbaikan terhadap sistem shift pada PT. Kereta Api Indonesia (KAI) tidak terlalu perlu dilakukan namun diperlukan peninjauan kembali terhadap faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat stres kerja, seperti karateristik pekerjaan, beban kerja, lingkungan kerja ataupun faktor individu.
An Analysis of EEG Changes during Prolonged Simulated Driving for the Assessment of Driver Fatigue Zuraida, Rida; Iridiastadi, Hardianto; Sutalaksana, Iftikar Zahedi; Suprijanto, Suprijanto
Journal of Engineering and Technological Sciences Vol 51, No 2 (2019)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.919 KB) | DOI: 10.5614/j.eng.technol.sci.2019.51.2.9

Abstract

Fatigue during driving is the main contributing factor to road accidents. It is influenced by time on task (TOT) and time of day (TOD). Recent electroencephalogram (EEG) research on fatigue assessment has shown a promising result in explaining the fatigue phenomenon. However, different findings exist regarding the best EEG parameters related to fatigue. This study examined EEG changes according to the effect of TOT and TOD and determined the best parameters to distinguish fatigue status. To generate driver fatigue, prolonged driving in the morning and at night in a simulator was conducted. The EEG signal was collected from 28 male participants at frontal and occipital areas. The EEG power (brainwave) was determined from the first and last 5 minutes of the driving task and after a break of 30 minutes. The results of this study showed a general tendency of EEG power changing throughout the driving sessions. However, changes related to fatigue were only found for the night sessions, as confirmed by q power and the subjective fatigue measurement result. This study showed that TOT (as a factor that induces fatigue) was explained by q from the frontal area, whereas TOD was differentiated by a, q, q/b, (q+a)/b and (q+a)/(b+a).
PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP STRESS KERJA PENGENDALI (CONTROLLER) KERETA API INDONESIA Irianti, Lauditta; Geovania, Ade; Iridiastadi, Hardianto
Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Vol 2 No 04 (2015): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Oktober 2015
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/jrsi.v2i04.50

Abstract

Keselamatan kereta api merupakan permasalahan yang memerlukan perhatian lebih, mengingat moda transportasi ini merupakan moda yang banyak digunakan oleh masyarakat. Pengendali adalah salah satu divisi yang sangat mempengaruhi kelancaran dan keselamatan perjalanan kereta api, sehingga performansi kerja yang baik merupakan tuntutan yang sangat tinggi bagi divisi tersebut. Shift kerja adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi performansi kerja manusia. Shift kerja terbukti mempengaruhi kelelahan, kantuk dan lainnya, namun hingga saat ini masih terdapat beberapa pendapat mengenai keterkaitan antara shift kerja dan stres kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh shift kerja terhadap stres kerja pengendali kereta api. 17 partisipan adalah pegawai pengendali kereta api stasiun besar kelas A Daerah Operasi (DAOP) II Bandung. Alat ukur yang digunakan adalah cocorometer. Cocorometer digunakan untuk mengukur kadar α- amilase dalam air liur. Pengolahan data dilakukan dengan Uji Statistika Friedman dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc Bonferonni jika terbukti signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa shift kerja tidak signifikan mempengaruhi tingkat stres kerja (P > 0,10). Meskipun begitu, hasil pengukuran pada seluruh partisipan untuk setiap shift sangat tinggi (120-135 kU/l), dan nilai tertinggi dihasilkan saat shift siang. Hal ini menunjukkan tingkat stres kerja sangat tinggi dan tidak dipengaruhi oleh shift kerja. Berdasarkan penelitian ini, tindakan perbaikan terhadap sistem shift pada PT. Kereta Api Indonesia (KAI) tidak terlalu perlu dilakukan namun diperlukan peninjauan kembali terhadap faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat stres kerja, seperti karateristik pekerjaan, beban kerja, lingkungan kerja ataupun faktor individu.
EVALUASI BEBAN FISIOLOGIS PADA INDUSTRI MANUFAKTUR (INDUSTRI PEMBUATAN KOMPONEN PESAWAT TERBANG DAN INDUSTRI SEPATU) Sitohang, Donny Richardo; Winaningthias, Mei; Iridiastadi, Hardianto
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 5, No.2, Mei 2010
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.445 KB) | DOI: 10.12777/jati.5.2.119-126

Abstract

Studi ini meneliti beban fisiologis yang dialami pekerja pada industri manufaktur, tepatnya pada industri pembuatan komponen pesawat terbang dan industri pembuatan sepatu. Pada industri pembuatan komponen pesawat terbang pekerjaan yang akan diteliti beban fisiologisnya adalah pekerjaan assembly, machining,dan metal forming. Untuk industri sepatu pekerjaan yang akan diamati adalah pekerjaan pola, jahit dan potong. Penelitian ini melibatkan 10 orang responden pada setiap jenis pekerjaan. Pada industri pembuatan komponen pesawat terbang nilai rata-rata denyut jantung kerja untuk pekerjaan assembly adalah sebesar 82.9±7,1 denyut/menit, untuk pekerjaan machining sebesar 79.9±9,5 denyut/menit, dan untuk pekerjaan metal forming sebesar 88,8 ±11,2  denyut/menit. Nilai rata-rata konsumsi oksigen relatif pada pekerjaan assembly adalah sebesar 20,8±4%, pekerjaan machining 23,1±5%, dan pekerjaan metal forming 26,4 ± 8%. Sedangkan pada industri pembuatan sepatu nilai denyut jantung kerja rata-rata untuk pekerjaan pola adalah 82±5,3 denyut/menit, pekerjaan jahit 84,5±6,1 denyut/menit, dan pekerjaan potong 88,4±11,5 denyut/menit. Nilai rata-rata konsumsi oksigen relatif pada pekerjaan pola adalah sebesar 15,8±5%, pekerjaan jahit 15,9±4%, dan pekerjaan potong 18±7%. Secara umum intensitas beban kerja fisik pada aktivitas yang diteliti baik pada industri pembuatan komponen pesawat terbang maupun industri pembuatan sepatu bersifat ringan dan masih berada dalam batas yang direkomendasikan. Kata kunci : Beban kerja fisiologis, Konsumsi Oksigen, Denyut Jantung, Skala Borg       Generally, the purpose of this study is to evaluate work physical capacity of Indonesian Aerospace production division operators and shoe industry operators. In this study, physiological workloads were evaluated in assembly, machining, and metal forming tasks (Indonesian Aerospace) pattern making activity, sewing, and cutting (shoe industry) using three indicators (heart rate, oxygen consumption and subjective ratings, Borg scale). This study use 10 workers for each task (total 60 operators, 30 mens and 30 womens). Heart rate, oxygen consumption and subjective ratings of all sixty subjects were evaluated during work day with sampling method. Those data were taken in 4 different times (early workday, before rest, after rest, and end of workday).  As the result of this study, heart rate average for assembly work is 82.9 ± 7.1 beats / min, for machining 79.9 ± 9.5 beats / min, and metal forming 88.8 ± 11.2 beats / min. The average value of %VO2 for assembly is 20.8 ± 4%, machining 23.1 ±  5%, and metal forming 26.4 ± 8%. While the value of shoe industry, heart rate average for the patternmaking work is 82 ± 5.3 beats / min, sewing  84.5±6.1 beats / min, cutting 88.4 ± 11.5 beats / minutes. The average value of %VO2 for pattern making is 15.8 ± 5%, sewing 15.9±4%, and cutting 18± 7%. In general, the intensity of physical workload on the activity studied both in industrial manufacturing aircraft components as well as shoe-making industry are minor and still in the recommended limits. Keywords: Physiological workload, oxygen consumption, heart rate, Borg scale
PERANCANGAN COMPUTER AIDED SYSTEM DALAM MENGANALISA HUMAN ERROR DI PERKERETAAPIAN INDONESIA Budiawan, Wiwik; Iridiastadi, Hardianto
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 8, No.2, Mei 2013
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.523 KB) | DOI: 10.12777/jati.8.2.89-89

Abstract

Kecelakaan kereta api (KA) yang terjadi secara beruntun di Indonesia sudah berada pada tingkat kritis. Berdasarkan data dari Direktorat Jendral Perkeretaapian, dalam kurun 5 tahun terakhir (2005-2009) total terdapat 611 kecelakaan KA.  Banyak faktor yang berkontribusi menyebabkan terjadinya kecelakaan, antara lain: sarana, prasarana, SDM operator (human error), eksternal, dan alam.  Kegagalan manusia (Human error) merupakan salah satu faktor yang berpotensi menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan KA dan dinyatakan sebagai faktor utama penyebab terjadinya suatu kecelakaan kereta api di Indonesia. Namun, tidak jelas bagaimana teknik analisis ini dilakukan. Kajian human error yang dilakukan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih relatif terbatas, tidak dilengkapi dengan metode yang sistematis. Terdapat beberapa metode yang telah dikembangkan saat ini, tetapi untuk moda transportasi kereta api masih belum banyak dikembangkan. Human Factors Analysis and Classification System (HFACS) merupakan metode analisis human error yang dikembangkan dan disesuaikan dengan sistem perkeretaapian Indonesia. Guna meningkatkan keandalan dalam analisis human error, HFACS kemudian dikembangkan dalam bentuk aplikasi berbasis web yang dapat diakses di komputer maupun smartphone. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh KNKT sebagai metode analisis kecelakaan kereta api khususnya terkait dengan human error. Kata kunci : human error, HFACS, CAS, kereta api   Abstract Train wreck (KA) which occurred in quick succession in Indonesia already at a critical level. Based on data from the Directorate General of Railways, during the last 5 years (2005-2009) there were a total of 611 railway accidents. Many factors contribute to cause accidents, such as: facilities, infrastructure, human operator (human error), external, and natural. Human failure (Human error) is one of the factors that could potentially cause a train accident and expressed as the main factors causing the occurrence of a train crash in Indonesia. However, it is not clear how this analysis technique is done. Studies of human error made ​​National Transportation Safety Committee (NTSC) is still relatively limited, is not equipped with a systematic method. There are several methods that have been developed at this time, but for railway transportation is not widely developed. Human Factors Analysis and Classification System (HFACS) is a human error analysis method were developed and adapted to the Indonesian railway system. To improve the reliability of the analysis of human error, HFACS then developed in the form of web-based applications that can be accessed on a computer or smartphone. The results could be used by the NTSC as railway accident analysis methods particularly associated with human error. Keywords: human error, HFACS, CAS, railways
PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP STRESS KERJA PENGENDALI (CONTROLLER) KERETA API INDONESIA Lauditta Irianti; Ade Geovania; Hardianto Iridiastadi
JRSI (Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri) Vol 2 No 04 (2015): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Oktober 2015
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/jrsi.v2i04.50

Abstract

Keselamatan kereta api merupakan permasalahan yang memerlukan perhatian lebih, mengingat moda transportasi ini merupakan moda yang banyak digunakan oleh masyarakat. Pengendali adalah salah satu divisi yang sangat mempengaruhi kelancaran dan keselamatan perjalanan kereta api, sehingga performansi kerja yang baik merupakan tuntutan yang sangat tinggi bagi divisi tersebut. Shift kerja adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi performansi kerja manusia. Shift kerja terbukti mempengaruhi kelelahan, kantuk dan lainnya, namun hingga saat ini masih terdapat beberapa pendapat mengenai keterkaitan antara shift kerja dan stres kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh shift kerja terhadap stres kerja pengendali kereta api. 17 partisipan adalah pegawai pengendali kereta api stasiun besar kelas A Daerah Operasi (DAOP) II Bandung. Alat ukur yang digunakan adalah cocorometer. Cocorometer digunakan untuk mengukur kadar α- amilase dalam air liur. Pengolahan data dilakukan dengan Uji Statistika Friedman dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc Bonferonni jika terbukti signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa shift kerja tidak signifikan mempengaruhi tingkat stres kerja (P > 0,10). Meskipun begitu, hasil pengukuran pada seluruh partisipan untuk setiap shift sangat tinggi (120-135 kU/l), dan nilai tertinggi dihasilkan saat shift siang. Hal ini menunjukkan tingkat stres kerja sangat tinggi dan tidak dipengaruhi oleh shift kerja. Berdasarkan penelitian ini, tindakan perbaikan terhadap sistem shift pada PT. Kereta Api Indonesia (KAI) tidak terlalu perlu dilakukan namun diperlukan peninjauan kembali terhadap faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat stres kerja, seperti karateristik pekerjaan, beban kerja, lingkungan kerja ataupun faktor individu.
STUDI LITERATUR: PENGUKURAN BEBAN KERJA Euis Nina Saparina Yuliani; Ketut Tirtayasa; I Putu Gede Adiatmika; Hardianto Iridiastadi; Nyoman Adiputra
Jurnal PASTI (Penelitian dan Aplikasi Sistem dan Teknik Industri) Vol 15, No 2 (2021): Jurnal PASTI
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.53 KB) | DOI: 10.22441/pasti.2021.v15i2.008

Abstract

Setiap pekerjaan memiliki beban kerja, yang jumlahnya akan berbeda. Idealnya, beban kerja yang diterima oleh pekerja sesuai dengan kemampuannya. Sejumlah dampak buruk dapat terjadi jika beban pekerjaan telah melampaui kapasitas fisik dan mental yang dimiliki pekerja, diantaranya yaitu kelelahan kerja dan gangguan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan studi literatur secara sistematis, untuk mengetahui metode pengukuran beban kerja serta intervensi perbaikan yang dilakukan.  Metode yang digunakan adalah studi literatur secara sistematis melalui basis data seperti Google scholar, Researchgate, Ripositori Indonesia-Neliti, serta referensi lainnya, dengan menggunakan kata kunci beban kerja dan intervensi ergonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pengukuran beban kerja fisik dengan pendekatan fisiologis diantaranya menggunakan pengukuran denyut nadi/jantung, %HRR, %CVL dan konsumsi oksigen. Sedangkan pengukuran beban kerja mental dengan pendekatan psikologis diantaranya menggunakan kuesioner SWAT dan NASA-TLX. Intervensi  ergonomi dalam perbaikan kerja dapat menurunkan beban kerja. Terdapat celah penelitian mengembangkan pengukuran beban kerja secara real time pada bidang transportasi.   
An Analysis of EEG Changes during Prolonged Simulated Driving for the Assessment of Driver Fatigue Rida Zuraida; Hardianto Iridiastadi; Iftikar Zahedi Sutalaksana; Suprijanto Suprijanto
Journal of Engineering and Technological Sciences Vol. 51 No. 2 (2019)
Publisher : Institute for Research and Community Services, Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.eng.technol.sci.2019.51.2.9

Abstract

Fatigue during driving is the main contributing factor to road accidents. It is influenced by time on task (TOT) and time of day (TOD). Recent electroencephalogram (EEG) research on fatigue assessment has shown a promising result in explaining the fatigue phenomenon. However, different findings exist regarding the best EEG parameters related to fatigue. This study examined EEG changes according to the effect of TOT and TOD and determined the best parameters to distinguish fatigue status. To generate driver fatigue, prolonged driving in the morning and at night in a simulator was conducted. The EEG signal was collected from 28 male participants at frontal and occipital areas. The EEG power (brainwave) was determined from the first and last 5 minutes of the driving task and after a break of 30 minutes. The results of this study showed a general tendency of EEG power changing throughout the driving sessions. However, changes related to fatigue were only found for the night sessions, as confirmed by q power and the subjective fatigue measurement result. This study showed that TOT (as a factor that induces fatigue) was explained by q from the frontal area, whereas TOD was differentiated by a, q, q/b, (q+a)/b and (q+a)/(b+a).
Psikososial dan Beban Kerja Perawat – Sebuah Penelitian di Salah Satu RS Militer di Indonesia Hardianto Iridiastadi; Vera Septiawati; Euis Nina Saparina Yuliani; Hernadewita Hernadewita
Jurnal Ergonomi Indonesia (The Indonesian Journal of Ergonomic) Vol 6 No 1 (2020): Volume 6 No 1 Juni 2020
Publisher : Program Studi Magister Ergonomi Fisiologi Kerja Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar Bekerjasama dengan Perhimpunan Ergonomi Indonesia (PEI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JEI.2020.v06.i01.p03

Abstract

This study aimed to determine the level of mental workload and psychosocial factors of nurses at the executive level in in-patient rooms of a military hospital. Data were collected by distributing questionnaires to 41 nurses who served in the in-patient rooms. Measurement of mental workload was carried out using the National Aeronautics and Space Administration - Task-Load Index (Nasa-TLX) questionnaire. Measurement of psychosocial factors was carried out using the Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ II) questionnaire. The results showed that the average value of the overall mental workload was in the high category. The value of psychosocial factors in the work environment shows good results on the majority of the rating scales. However, the hospital needed to pay attention to several factors, such as emotional demands, health perceptions, fatigue and stress and work pace. The results of this study also showed a strong and significant positive relationship between the dimensions of management's trust and performance with r=0.545(p=0.000). Thus, it is recommended that hospital management not only assess the performance of nurses, but also periodically assess mental workload and psychosocial factors in order to create a conducive work environment
Kajian Ergonomi pada Alat dan Perlengkapan TNI dalam Rangka Mendukung Kepentingan Pertahanan Negara Ainun Habibah; Hardianto Iridiastadi; Sigit Permana
Operations Excellence: Journal of Applied Industrial Engineering Vol 13, No 3, (2021): OE November 2021
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/oe.2021.v13.i3.033

Abstract

This study purpose to determine the feasibility and ergonomics aspects of the P-1 and Ranpur Panser APS 1 6X6 produced by PT. Pindad. The data was collected using a survey method through filling out a questionnaire with a purposive sampling method, interviews, and observations. Questionnaires were distributed to 350 TNI soldiers for the use of the P-1 Pistol and 180 of the TNI soldier. Measurement of anthropometric data and fatigue of Ranpur Panser APS soldiers was carried out on 30 soldiers who were randomly drawn from 180 soldiers. The results showed that the Pistol P-1 produced by PT. Pindad in general was still safe, comfortable, and accurate to shoot. However, the addition of infrared will make it easier for soldiers to shoot the targets. The results of the research on the application of ergonomic aspects at Ranpur Panser APS 1 6X6 resulted in a value of 57.47% for the effective criteria, 66.83% for the safe criteria, 69.56% for the comfortable criteria, 75.83% for the healthy criteria, and 80.17% for the efficient criteria. The results show that Ranpur Panser APS fulfill overall EASNE aspects with several notes discussed. Related to the fatigue test, results obtained a significance value of 0.01<0.05 which indicates a significant correlation between fatigue before and after using Ranpur Panser APS 1 6X6.