Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Work environment on job satisfaction of public health centre (Puskesmas) staff nurses related self-efficacy Riny Apriani; Elvi Susanti Lubis
Malahayati International Journal of Nursing and Health Science Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/minh.v3i2.3436

Abstract

Background: Based on data in the public health centre (Puskesmas). The ratio between the number of nurses  and the number of population is irrational, so that the human resources need to be managed properly.Purpose: To analyze of work environment on job satisfaction of public health centre (Puskesmas) staff nurses related self-efficacyMethods:  This research was conducted from March 2020 to June 2020. The data used are primary data, the data  collection method uses the survey method, uses a saturate sample, where the sample is totally the number of 15  nurses as respondents. The method of analysis uses multiple linear regressionResults: Showing that the self-efficacy and work environment variables have a positive and significant effect on job satisfaction either partially or simultaneously.Conclusion: Management of public health centres (Puskesmas)  must be able to maintain and improve nurses' self-efficacy and working conditions so that nurses will feel satisfied at work. Job satisfaction taken by nurses will result in professional and optimal service.
PENGETAHUAN TENTANG LENSA KONTAK PADA MAHASISWA-MAHASISWI KEPERAWATAN STIKES BINALITA SUDAMA MEDAN Elvi Susanti Lubis; Havija Sihotang
JURNAL DARMA AGUNG Vol 29 No 2 (2021): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Darma Agung (LPPM_UDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/ojsuda.v29i2.3154

Abstract

Penyebab kebutaan terbanyak di Indonesia adalah Katarak (0,78 %), Glaukoma (0,20 %), dan Gangguan Refraksi (0,14). Hingga saat ini ada sekitar sebanyak 80% kasus kebutaan dan kehilangan penglihatan serius sebenarnya bisa dihindari (WHO, 2012). Gangguan refraksi adalah kondisi dimana cahaya yang masuk ke dalam mata tidak dapat difokuskan dengan jelas. Kacamata dan lensa kontak menjadi salah satu alat untuk membantu memperjelas penglihatan dalam gangguan refraksi. Gangguan refraksi yang membutuhkan kacamata ataupun lensa kontak yaitu seperti myopia, astigmatisma, amblyopia, dan kelainan perbedaan warna iris mata. Banyak orang sekarang memilih memakai lensa kontak dibandingkan memakai kacamata hal ini dikarenakan lensa kontak lebih mudah digunakan daripada kacamata. Penelitian Barr et al (2005), menunjukan bahwa rata-rata pengguna lensa kontak di seluruh dunia sekitar 128 juta orang, dan sekitar 13,2 juta orang pengguna lensa kontak berusia antara 18 sampai 34 tahun. Di Indonesia sendiri pengguna lensa kontak hanya 2% dari total jumlah penduduk. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang lensa kontak pada mahasiswa-mahasiswi di Prodi Keperawatan STIKes Binalita Sudama Medan. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa-mahasiswi Keperawatan (prodi D-III, S-1 dan Profesi) STIKes Binalita Sudama Medan. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian mahasiswa-mahasiswi di Prodi Keperawatan STIKes Binalita Sudama Medan, yaitu sebanyak 58 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Proporsional Random Sampling yaitu teknik penentuan sampel yang jumlah setiap area penelitian tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Hasil penelitian menyimpulkan mayoritas responden berusia > 30 tahun yaitu sebanyak 25 responden (43,10%), mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 53 responden (91,38), dan tingkat pengetahuan responden tentang lensa kontak adalah mayoritas baik yaitu sebanyak 31 responden (53,45%) dan 27 responden (46,55%) memiliki tingkat pengetahuan cukup. Disarankan meskipun mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik tentang lensa kontak, tetapi pengetahuan yang cukup tentang lensa kontak masih perlu ditingkatkan. Karena itu diharapkan agar institusi pendidikan memperbanyak edukasi tentang Lensa Kontak terutama dampak negatif dan dampak positif penggunaan lensa kontak.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU WALI MURID DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI PAUD AR RASYID BATANG KUIS Sihotang, Havija; Lubis, Elvi Susanti
JURNAL DARMA AGUNG Vol 30 No 2 (2022): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Darma Agung (LPPM_UDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/ojsuda.v30i2.3132

Abstract

Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada bayi dan lebih dari 3x pada anak, konsistensi cair, ada lendir atau darah dalam faeces. Penyebab utama kematian diare adalah dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinja. Penyebab lainnya adalah disentri, kurang gizi, dan infeksi. Golongan umur yang paling menderita akibat diare adalah anak-anak karena daya tahan tubuhnya masih lemah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan disain korelasi dan pendekatan crosscesotional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat Pengetahuan dan perilaku ibu dengan kejadian diare pada anak usia pra sekolah di PAUD Ar Rasyid Batang Kuis. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 orang dengan teknik pengambilan total sampling. Hasil penelitian yang di dapatkan sebagai berikut, mayoritas tingkat Pengetahuan Ibu adalah baik sebanyak 11 orang (55,0%). Untuk Perilaku Ibu mayoritas cukup sebanyak 10 orang (50,0%). Kejadian Diare yaitu mayoritas tidak diare sebanyak 11 orang (55,0%). Penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian diare dengan nilai p=0,000 (α=0,05) dengan perbandingan p<0,05. Diharapkan kepada Wali Murid untuk meningkatkan perilaku agar anak tidak terjadi diare.
Pengaruh Tepid sponge Terhadap Penurunan Suhu Pada Anak Yang Mengalami Hipertermi Di Ruang Rawat Inap Anak RSUD Aceh Singkil Eriyani, Eriyani; Widyawati, Widyawati; Rahmini, Juwi Athia; Lubis, Elvi Susanti; Zulianti, Zulianti; Warama, Jati
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 14, No 3 (2023): Juli - September 2023
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf14311

Abstract

This study aims to identify the effect of a tepid sponge on reducing temperature in children who experience hyperthermia. Methods: the design of this research is Quasy experimental with One Group Pre-Post Test design. The sample in this study was 10 pediatric patients who experienced hyperthermia in the category of febrile (38-40°C) and hyperthermic (>40°C). Data analysis used the Paired Sample T Test statistical test. The research instruments used by researchers in this study were informed consent, questionnaires, observation sheets and thermometers. The first research questionnaire given concerns the identity of the respondent. The second research instrument is an observation sheet containing steps to perform the tepid sponge technique as well as temperature records before and after the action. The initial stage of conducting the experiment, theo researcher measured body temperature before the experiment/pre test, by placing a thermometer in the axilla/armpit of the respondent, then the researcher carried out the tepid sponge procedure, after 15 minutes the researcher returned to measure temperature after the experiment/post test. Most respondents' temperature before treatment was in the febrile category (38-40°C) as many as 8 people (80%), while for the hyperthermia category (> 40°C) there were 2 people (20%). Respondents' temperature after treatment was the most in the febrile category there were 5 people (50%), while for the sub-febrile category there were 4 people (40%) and normal there were 1 person (10%). Analysis of the effect of the tepid sponge on decreasing temperature, the results of the statistical test obtained a value of p = 0.000, where the value of p <0.05, it can be concluded that there is a significant effect between the tepid sponge on decreasing temperature.  There is an effect of giving a tepid sponge on decreasing temperature in children who have hyperthermia.Keywords : tepid sponge, temperature, hyperthermia. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh tepid sponge  terhadap penurunan suhu pada anak yang mengalami hipertermi. Desain penelitian ini adalah quasy experimental dengan rancangan One Group Pre-Post Test . Sampel pada penelitian ini berjumlah 10 orang pasien anak yang mengalami hipertermi pada kategori febris (38-40°C) dan hipertermi (>40°C). Analisa data menggunakan uji statistik Paired Sampel T Test. Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah informed consent, kuesioner, lembar observasi dan termometer. Kuesioner penelitian pertama yang diberikan adalah menyangkut identitas responden. Instrumen penelitian kedua adalah lembar observasi yang berisi langkah-langkah melakukan teknik tepid sponge serta catatan suhu sebelum dan sesudah tindakan. Tahap awal melakukan eksperimen, peneliti melakukan pengukuran suhu tubuh sebelum eksperimen/pre test, dengan cara meletakkan termometer di daerah axila/ketiak responden, selanjutnya peneliti melakukan prosedur tepid sponge, setelah 15 menit peneliti kembali melakukan pengukuran suhu setelah eksperimen/post test. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu suhu responden sebelum perlakuan paling banyak pada kategori febris (38-40°C) sebanyak 8 orang (80%), sedangkan untuk kategori hipertermi (>40°C) sebanyak 2 orang (20%) .Suhu responden sesudah perlakuan paling banyak pada kategori febris sebanyak 5 orang (50%), sedangkan untuk kategori sub febris sebanyak 4 orang (40%) dan normal sebanyak 1 orang (10%). Analisis pengaruh tepid sponge terhadap penurunan suhu, hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000, dimana nilai p < 0,05 maka dapat disimpulkan ada pengaruh yang bermakna antara tepid sponge terhadap penurunan suhu sehingga dapat disimpulkan dari penelitian yaitu ada pengaruh pemberian  tepid sponge terhadap penurunan suhu pada anak yang mengalami hipertermiKata kunci : tepid sponge, suhu, hipertermi.
The effect of eye exercise on eye fatigue in information technology study program students at the Muhammadiyah University of North Sumatra Widyawati, Widyawati; Nurhaida, Nurhaida; Sihotang, Havija; Lubis, Elvi Susanti; Apriani, Riny; Hutauruk, Puput Melati; Syahna , Syahfira Ananda; Ardiansyah, Ardiansyah
Science Midwifery Vol 12 No 6 (2025): February: Health Sciences and related fields
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/midwifery.v12i6.1819

Abstract

In the world of lectures, the use of computers is very popular among students, because computers help with assignments, search for information, communicate and others. However, if the use of computers is carried out for a long period of time, it will cause tension in the eye muscles, which can cause eye fatigue. Efforts to prevent eye fatigue are by doing eye exercise movements to improve the ability of the nerves and eye muscles. This study aims to analyze the difference in the mean value of eye fatigue between the treatment group and the control group towards reducing the level of eye fatigue in students of the Information Technology Study Program at the Muhammadiyah University of North Sumatra. This study is an experimental study using a randomized pre-posttest control group design. The study was conducted at the Muhammadiyah University of North Sumatra. A sample of 30 people was randomly selected to select research subjects. The research subjects numbered 15 people in the treatment group who were given eye gymnastics and 15 people in the control group without being given eye gymnastics. The level of eye fatigue was measured using an eye fatigue questionnaire consisting of 9 questions about symptoms of eye fatigue. Data analysis used a paired t-test. The results showed that there was a significant difference in the mean eye fatigue in the treatment group. The difference test of the pre-test and post-test scores of the two groups also showed that there was a significant difference in scores of 2.13 with a p value of 0.00 in the treatment group (p <0.05), while the p value was 0.15 in the control group (p>0.05). This proves that eye exercise has an effect on reducing the level of eye fatigue in students. It is concluded that eye exercise can reduce the level of eye fatigue in students.
Behaviour and Health Complaints due to Laptop Use Among Students of Stikes Binalita Sudama Medan Juwi Athia Rahmini; Elvi Susanti Lubis; Ni Luh Jayanthi Desyani
Jurnal Ilmiah Perawat Manado (Juiperdo) Vol 12 No 2 (2024): DESEMBER
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jpd.v12i2.2382

Abstract

Pendahuluan Mahasiswa memiliki intensitas frekuensi dan durasi penggunaan laptop yang cukup besar padahal desain laptop yang beragam dapat mengakibatkan keluhan kesehatan fisik dan mata. Perilaku penggunaan laptop memberikan efek yang buruk bagi mahasiswa seperti memengaruhi proses belajar akibat keluhan kesehatan saat menggunakan laptop. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi hubungan perilaku penggunaan laptop dan keluhan kesehatan akibat penggunaan laptop. Metode menggunakan cross sectional dengan accidental sampling dan perhitungan sampel slovin, dengan jumlah responden 88 orang. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pengguna laptop ada mahasiswi, angkatan 2022, dan lebih banyak menggunakan laptop diluar lingkungan kampus. Mahasiswa yang menggunakan laptop dengan postur baik, ukuran laptop yang besar, dan mayoritas ada keluhan kesehatan ringan, akan tetapi frekuensi dan durasi penggunaan laptop yang tinggi. Analisis lebih lanjut menunjukkan tidak terdapat hubungan perilaku dan keluhan kesehatan penggunaan laptop dan keluhan kesehatan. Kesimpulan; keluhan kesehatan ringan pada mahasiswa perlu di intervensi agar dapat mengantisipasi komplikasi kesehatan lainnya.