Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

MENCEGAH DAN MENANGGULANGI PENYALAHGUNAAN NAPZA MELALUI PERAN SERTA MASYARAKAT Hanifah, Abu; Unayah, Nunung
Sosio Informa Vol 16, No 1 (2011): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Puslitbangkesos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemerintah telah menunjukkan beberapa hasil nyata dalam upaya pencegahan peredaran gelapnapza serta penanggulangan penyalahgunaan napza melalui pengobatan secara medis. Namundemikian jumlah penylahgunaan napza dari tahun ke tahun semakin meningkat. Oleh karena ituupaya pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan dan pemberantasan peredaran gelapnapza perlu ditingkatkan dengan melibatkan secara optimal peran serta masyarakat. Untuk itulangkah-langkah yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : (1) melakukan pertemuan dengantokoh masyarakat lokal; (2) memberi pencerahan kepada tokoh masyarakat baik formal maupuninformal mengenai peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulanganpenyalahgunaan dan pemberantasan peredaran gelap napza yang tertuang dalam Bab III UU RINo.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dan Bab XII UU RI No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika;(3) membentuk wadah dalam bentuk organisasi yang dikoordinasikan oleh BNN; (4) mendorongproses membangun kesadaran masyarakat, membangun sistem, menyusun pedoman, dan melaltih34 Informasi, Vol. 16 No. 01 Tahun 2011I. PENDAHULUANPada mulanya, narkoba atau napzamerupakan zat-zat yang sering digunakan untuktujuan medis atau kedokteran, sepertimenghilangkan rasa sakit, misalnya heroin yangditemukan oleh Hendrich Dresser pada tahun1875 (Utami,dkk;2006: 33). Heroin inidigunakan sebagai pengganti morfin untukmelakukan pembiusan. Semula, di duga tidakakan menimbulkan ketergantungan, namun baikheroin maupun morfin keduanya berasal dariopium malah menimbulkan ketergantungan yangsangat kuat. Jika zat-zat semacam inidigunakan bukan untuk keperluan medis tanpamengindahkan kaidah-kaidah medis atau dosisseharusnya dan digunakan secara tetap, padagilirannya dapat menimbulkan kerusakan fisik,mental, dan sikap hidup di masyarakat.Penggunaan yang seperti demikian disebutpenyalahgunaan napza atau drug abuse.Lebih lanjut Prini Utami mengemukakanbahwa di Indonesia, kasus penyalahgunaannapza mulai terjadi membesar pada tahun 70an,dimana pada tahun 1971 diperkirakan terdapat2.000 - 3.000 kasus ketergantungan obat diberbagai rumah sakit di Indonesia meskipun datastatistik pada waktu itu tidak memisahkanantara pengguna narkoba dengan alkohol. Untukitu pemerintah melakukan upaya penanggulanganterhadap penyalagunaan napza denganmengeluarkan Inpres Nomor 6 Tahun 1971Tentang Pembentukan Badan yang bertugasMengkoordinasikan Penanggulangan AntarDepartemen terhadap Masalah Narkotika.Jumlah penyalahgunaan narkoba atau napzameningkat dari tahun ke tahun secara cepat.Kasusnya seperti gunung es yang mencuatkepermukaan laut, sedangkan bagian terbesar dibawahnya tidak tampak. Menurut OrganisasiKesehatan Sedunia (WHO), jika terdata satukasus, berarti ada sepuluh kasus di sekitarnya,yang tidak terdeteksi (Anonim 2007: 48 - 49).Lebih lanjut dikemukakan angka kambuh daripecandu yang pernah dirawat pada pusat-pusatterapi dan rehabilitasi adalah 60 - 70 persen .Artinya, sebagian besar pecandu akan berulangkali dirawat dan kambuh lagi. Stigma dimasyarakat yang memandang penyalahgunaannapza sebagai pelaku kejahatan menyebabkanhanya 5 – 10 persen dirawat di Rumah Sakitatau Panti. Sebagian terbesar (90 persen) beradadi keluarga, sekolah, tempat kerja, danmasyarakat, atau penjara. Itu sebabnya di kotakotabesar di Indonesia tidak ada kabupaten,kecamatan, atau bahkan kelurahan bebas daripenyalahgunaan dan peredaran gelap napza. Selaindata mengenai angka kambuh pecandu napza, jugadikemukakan mengenai tingginya angka kematian.Menurut penelitian, paling sedikit 40 orang setiaphari di Indonesia meninggal karenatenaga-tenaga masyarakat agar handal; dan (5) memberi akses agar masyarakat mudahmenghubungi atau melapor apabila diduga ada tindak pidana yang berkaitan denganpenyalahgunaan napza.Kata Kunci: Mencegah, menanggulangi, penyalahgunaan napza dan peran serta masyarakat
STRATEGI PEMERINTAH PROVINSI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung) Hanifah, Abu
JURNAL SOSIAL DAN HUMANIS SAINS Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Sosial dan Humanis Sains
Publisher : Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (760.901 KB) | DOI: 10.24967/jshs.v1i1.126

Abstract

Penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah diperlukan sumber-sumber keuangan yang merupakan pendapatan daerah, karena untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri tersebut memerlukan biaya yang diperoleh dari sumber pendapatan asli daerah.Pendapatan Asli Daerah merupakan faktor penunjang yang berperan penting bagi pembangunan daerah, untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu Daerah diwajibkan untuk menggali sumber keuangan sendiri, terutama pada sumber pendapatan yang telah diserahkan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah.Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung dituntut mampu menggali potensi sumber-sumber keuangan daerah yang termasuk dalam PAD. Dinas Pendapatan Daerah merupakan alat Pemerintah Daerah yang diberi tanggung jawab untuk memberikan masukan keuangan daerah yang semaksimal mugkin dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan baik urusan rumah tangga daerah maupun pembangunan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi Pemerintah Provinsi Lampung  dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).Pada penelitian ini akan dipakai penelitian kualitatif dimana kondisi obyek bersifat alamiah, kemudian data dan informasi berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan akan dianalisis lebih lanjut oleh penulis sebagai instrumen kunci.Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui, bahwa terjadi peningkatan PAD Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp 887.877.189.418,27 dibandingkan Tahun Anggaran 2012 sebesar Rp 619.173.437.390,00. Hal ini menunjukkan bahwa PAD Provinsi Lampung terus mengalami peningkatan.Berbagai target PAD yang ditetapkan tahun 2013 mengalami peningkatan seperti dalam sektor Pajak Daerah realisasi sebesar Rp 725.464.224.225,00 dari target Rp 683.970.800.000,00, Retribusi Derah realisasi sebesar Rp 83.992.026.667,00 dari target Rp76.393.766.500,00, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan realisasi sebesar Rp 12.137.115.821,62 dari target Rp 11.958.810.389,00, dan terakhir Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah realisasi sebesar 66.283.822.704.65 dari target Rp 39.763.336.100,00
Efektivitas Trauma Healing Dalam Mengurangi Trauma Psikologis Pada Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Pagar Alam Tahun 2023 Hanifah, Abu; Rahma, Zanjabila
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 9, No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/sh.v9i1.2744

Abstract

The World Health Organization (WHO) states that there are as many as 1.25 million victims of traffic accidents every year, and 20-50 million people face injuries due to traffic accidents. Accidents have an impact that can be felt on the human body, such as physical injuries that result in trauma to the individual. This accident is a symptom of trauma which affects the brain's memory that it interferes with a person carrying out daily activities, such as always being alert. In this study, the sample taken experienced trauma due to a tourist bus accident because the accident resulted in physical disability and disrupted daily activities. The sample felt anxious and remembered the bus accident every night. This research aims to reduce the subject's psychological trauma due to the tourist bus accident by applying Al-Quran Murotal Therapy. The method in this research is a One Shot Case Study Design Experimental research (One Case Design) meaning it consists of one group that is given treatment (Murotal Al-Quran Therapy) then observes the symptoms that occur, then conclusions are drawn. The application of Al-Quran murotal therapy in this research was carried out routinely 2 times a day for 26 weeks. From the subject's 26-week journey in applying Murotal Al-Quran therapy, researchers saw that the journey in physical and mental healing were in line with rational thinking.Keywords - Accidents, Psychological Trauma, Murotal Al-Quran.
MANAJEMEN STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU DI SMA INSAN CENDIKIA SRIWIJAYA, PALEMBANG. Hanifah, Abu; Lian, Bukman; Nurlina, Nurlina
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan) Vol 12, No 2 (2024): (Edisi Khusus September 2024)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jmp.12.2.p.282-290

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi peningkatan kinerja guru. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Insan Cendikia Sriwijaya. Alat pengumpul data menggunakan metode wawancara, dokumentasi, observasi serta kajian pustaka. Analisis data menggunakan analisis kualitatif deskriptif dengan tahapan-tahapan penelitian yang mengacu pada teori Miles and Huberman yaitu mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menyatakan bahwa manajemen strategi peningkatan kinerja guru di SMA Insan Cendikia Sriwijaya berjalan dengan baik melalui perencanaan program jangka pendek dan jangka panjang. Melaksanakan strategi melalui penugasan, pelatihan, forum diskusi guru dan evaluasi program peningkatan kinerja guru dengan berdasarkan hasil analisis pelaksanaan kinerja guru. Analisis ini mengacu pada capaian hasil belajar siswa. Terdapat kendala dalam upaya peningkatan kinerja guru, antara lain keterbatasan data, keterbatasan fasilitas, sarana prasarana. Beberapa guru juga kurang termotivasi untuk mengikuti program pengembangan diri dan kesulitas dalam mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran. Solusi yang bisa dihadirkan adalah dengan melaksanakan pembinaan terus menerus melalui supervise guru sekaligus mengevaluasi dan memberi arahan perbaikan. Memberika pelatihan dan penugsan melalui workshop, sosialisasi dan pelatihan.
SEJARAH PERKEMBANGAN ADVOKAT UNTUK MENEGAKKAN KEADILAN DI INDONESIA Lubis, Fauziah; Fahrol, Muhammad; Harahap, Ongku; Diningsih, Suriani; Harahap, Juita Sari; Hanifah, Abu; Hasibuan, Sahrial
Bureaucracy Journal : Indonesia Journal of Law and Social-Political Governance Vol. 5 No. 1 (2025): Bureaucracy Journal : Indonesia Journal of Law and Social-Political Governance
Publisher : Gapenas Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53363/bureau.v5i1.518

Abstract

The history of the development of the advocate profession in Indonesia reflects the long journey in realizing an independent and just justice system. During the colonial period, the profession of advocate was limited by discriminatory regulations, only allowing advocates of European nationality or those with approval from the colonial government. After independence, the regulation of advocates underwent reform through several laws aimed at establishing an advocate profession that was independent and had integrity. The peak was the birth of Law Number 18 of 2003 concerning Advocates, which established advocacy as a profession that is free, independent and not bound by government power. Through this law, the role of advocates as law enforcers on a par with prosecutors, judges and police is increasingly strengthened. This article aims to provide a chronological overview of the development of the advocate profession in Indonesia, the challenges faced, and its implementation in the modern justice system. With a historical and analytical approach, this research shows that the development of the advocate profession not only reflects the dynamics of law in Indonesia, but also efforts to ensure access to justice for all levels of society
The relationship between psychological well-being and existential anxiety among university students in the industry 4.0 era Makmuri, Tarsono; Hanifah, Abu; Nurjanah, Rita; Lisnawati, Unung; Zandi, Ahmad Sahira
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Konseling VOLUME 11 NUMBER 1 JUNE 2025
Publisher : Program Studi bimbingan Konseling PPs UNM Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jppk.v1i1.69102

Abstract

Existential anxiety is a growing concern among university students, especially amid academic pressure and uncertainty about the future in the era of the Industrial Revolution 4.0. Research linking existential anxiety to psychological well-being based on Carol Ryff’s theory remains limited. This study aims to examine the relationship between psychological well-being and existential anxiety among university students through the lens of Ryff’s dimensions and Yalom’s concept of existential anxiety. The study adopted a quantitative method and involved 45 fifth-semester students at STIT At-Taqwa Ciparay, Bandung. Data were collected using validated scales and analyzed with the Pearson’s correlation through SPSS version 26. Results showed a significant negative correlation between psychological well-being and existential anxiety. Students with higher psychological well-being reported lower existential anxiety. These findings highlight the need to strengthen psychological well-being as a preventive approach to existential anxiety. The study contributes to educational psychology and supports mental health initiatives in higher education
The relationship between psychological well-being and existential anxiety among university students in the industry 4.0 era Makmuri, Tarsono; Hanifah, Abu; Nurjanah, Rita; Lisnawati, Unung; Zandi, Ahmad Sahira
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Konseling VOLUME 11 NUMBER 1 JUNE 2025
Publisher : Program Studi bimbingan Konseling PPs UNM Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jppk.v1i1.69102

Abstract

Existential anxiety is a growing concern among university students, especially amid academic pressure and uncertainty about the future in the era of the Industrial Revolution 4.0. Research linking existential anxiety to psychological well-being based on Carol Ryff’s theory remains limited. This study aims to examine the relationship between psychological well-being and existential anxiety among university students through the lens of Ryff’s dimensions and Yalom’s concept of existential anxiety. The study adopted a quantitative method and involved 45 fifth-semester students at STIT At-Taqwa Ciparay, Bandung. Data were collected using validated scales and analyzed with the Pearson’s correlation through SPSS version 26. Results showed a significant negative correlation between psychological well-being and existential anxiety. Students with higher psychological well-being reported lower existential anxiety. These findings highlight the need to strengthen psychological well-being as a preventive approach to existential anxiety. The study contributes to educational psychology and supports mental health initiatives in higher education
Analisis beban kerja mental operator produksi aksesoris motor menggunakan metode National Aeronautics And Space Administartion Task Load Index (NASA TLX) di CV. Anugerah Teknik Hanifah, Abu; Parnigotan, Sepriandi; Pangastuti, Nova
Jurnal Teknik Industri Terintegrasi (JUTIN) Vol. 7 No. 4 (2024): October
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jutin.v7i4.36301

Abstract

CV Anugerah Teknik is a company engaged in motorcycle components and accessories. Product development and certification can affect the workload of production operators. Therefore, it is necessary to analyze the mental workload of production operators. Data was collected through interviews and distributing questionnaires to production operators. This research uses the NASA-TLX method. The results of the analysis show that the average value of mental workload of production operators is 72.13, which falls into the high category. To reduce the workload, it is recommended to increase the number of operators in the production division, which can lower the score to 49.18.
Optimization of Contact Time and Stirring Speed in The Adsorption of Cd(II) Using Acacia crassicarpa Bark Powder as Adsorbent Mukhlis; Hidayah, Nurul; Hanifah, Abu; Itnawita; Anita, Sofia; Devi, Silvera; Tamboesai, Emrizal Mahidin
Indonesian Journal of Chemical Analysis (IJCA) Vol. 8 No. 2 (2025): Indonesian Journal of Chemical Analysis
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/ijca.vol8.iss2.art2

Abstract

Acacia crassicarpa bark powder showed potential as an adsorbent due to its high cellulose content of approximately 50%. This research aimed to determine the optimum contact time, stirring speed, and adsorption kinetic models of Acacia crassicarpa bark powder for Cd(II) removal. Adsorbent characterization was conducted using a Surface Area and Pore Size Analyzer, FTIR, and SEM-EDX, while batch adsorption experiments were conducted to evaluate performance. The adsorbent exhibited a specific surface area of 0.460 m²/g and pore diameters ranging from 32.707 to 45.426 Å, indicating mesoporous characteristics. FTIR analysis identified functional groups such as O–H, C=O, and O–Cd. SEM-EDX analysis before adsorption revealed a rough surface with open, irregular pores and dominant elements including C, N, and O. After adsorption, the surface appeared smoother, with pores filled by Cd(II), as confirmed by Cd peaks in the EDX spectrum. Optimum conditions were obtained at a contact time of 70 minutes and a stirring speed of 120 rpm, resulting in an adsorption efficiency of 96.93% and a 1.3613 mg/g capacity. The adsorption kinetics followed a pseudo-second-order model (R2 = 0.9985), indicating that the adsorption mechanism occurred via chemisorption.