Claim Missing Document
Check
Articles

LUAS DAUN SPESIFIK DAN INDEKS LUAS DAUN TANAMAN SAGU DI DESA SUNGAI AMBANGAH KALIMANTAN BARAT Sholahuddin, Evi Gusmayanti,
SEMIRATA 2015 Prosiding Bidang Iptek dan Multi Disiplin
Publisher : SEMIRATA 2015

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.577 KB)

Abstract

Indeks luas daun merupakan salah satu parameter penting dalam pengelolaan tanaman.  Dalam pemodelan simulasi tanaman, indeks luas daun berfungsi untuk menghitung banyaknya radiasi matahari yang diserap daun untuk fotosintesis, yang selanjutnya menentukan produksi biomassa tanaman. Dalam kegiatan ini kami menghitung indeks luas daun tanaman sagu milik petani yang terletak di Desa Sungai Ambangah, Kab Kubu Raya, Prov Kalimantan Barat. Sebanyak 15 tanaman sagu dari fase perkembangan yang berbeda digunakan sebagai tanaman sampel, dan pada setiap tanaman dipilih daun dari pelepah bagian atas, tengah, dan bawah sebagai sampel. Perbandingan luas sampel daun dan berat keringnya dinamakan Luas Daun Spesifik (LDS). Selanjutnya LDS digunakan untuk memperoleh nilai luas daun (LD), dan indeks luas daun (ILD). Hasil pengukuran menunjukkan rata-rata nilai LDS  berkisar 21 – 36 cm2/g, LD berkisar 47 – 502 cm2 dan ILD bernilai 1.2 – 4.4 yang besarnya dipengaruhi oleh fase perkembangan. Nilai LDS cenderung makin kecil dengan meningkatnya fase perkembangan tanaman, sedangkan nilai LD dan ILD menunjukkan pola peningkatan dari fase roset sampai mencapai maksimum pada akhir fase pembentukan batang, dan selanjutnya mengalami penurunan, terutama pada fase pematangan buah. Kata kunci: Indeks Luas Daun, Luas Daun Spesifik, Sagu
PENGARUH PENGGUNAAN JENIS MEDIA TERHADAP AKLIMATISASI ANGGREK Dendrobium sp(hibrida) Yosepa, Tangti; Siregar, Chairani; Gusmayanti, Evi
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 2, No 2: Agustus 2013
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman dari hasil kultur jaringan (in-vitro) harus melalui tahapan aklimatisasi, karena tahapan ini merupakan suatu hal yang penting, agar tanaman yang sebelumnya ditumbuhkan di dalam botol kultur dengan suplai media yang lengkap untuk dapat hidup secara mandiri dan berfotosintesis pada kondisi eksternal. Media tanam merupakan komponen utama ketika akan mengeluarkan anggrek dari botol pada masa aklimatisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mencari media yang terbaik bagi pertumbuhan bibit tanaman anggrek Dendrobium sp selama masa aklimatisasi. Penelitian dilakukan di dalam rumah kaca, Fakultas Pertanian Pontianak. Penelitian dimulai Juni 2012 sampai september 2012. Metode yang digunakan adalah eksperimen lapangan dengan pola Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 perlakuan jenis media yaitu m1 (lumut), m2 (sabut kelapa), m3 (cacahan pakis), m4 (arang sekam padi), m5 (akar kadaka) dan m6 (kulit kayu trembesi) dengan 4 kali ulangan dan masing- masing ulangan terdiri dari 3 sampel, pengelompokkan berdasarkan pada ukuran tinggi tanaman. Variabel yang diamati adalah Pertambahan tinggi tanaman (cm), Persentase tanaman hidup (%), Pertambahan jumlah daun (helai), jumlah anakan/tanaman, dan Pertambahan jumlah akar (helai). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengunaan berbagai jenis media berpengaruh tidak nyata terhadap aklimatisasi anggrek Dendrobium sp(hibrida).Kata kunci : media tanam, Dendrobium sp(hibrida), aklimatisasi.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI HITAM PADA TANAH ALUVIAL ALIAMIN, ALIAMIN; SULISTYOWATI, HENNY; GUSMAYANTI, EVI
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 2 (2019): April 2019
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI HITAM PADA TANAH ALUVIAL THE EFFECT OF GIVING UREA FERTILIZER ON GROWTH AND YIELD OF BLACK SOYBEAN ON ALUVIAL SOIL   Aliamin(1), Henny Sulistyowati (2), Evi Gusmayanti(2) (1) Faculty of Agriculture and(2) Lecturer in the Faculty of Agriculture, Tanjungpura University Pontianak  ABSTRACT This study aimed to obtain the best dossage of urea fertilizer on the growth and yield of black soybean cultivated on alluvial soil. This research was conducted at experimental farm in Faculty of Agriculture. Tanjungpura University Pontianak from May 2018 to August 2018. There were five levels of treastment, i.e. u0 = 0 kg urea/ha, u1 = 25 kg / ha or equivalent to 0.2 g / polybag, u2 = 50 kg / ha or equivalent to 0.4 g / polybag, u3 = 75 kg / ha or equivalent to 0.6 g / polybag and u4 = 100 kg / ha or equivalent to 0.8 g / polybag. Each treatment consistedof five replicates and four samples, hence there were 100 polybags in total. The polybags were arangged according completely randomized design (CRD). The study showed that dosage variation of urea fertilizer results the similar value of observed variables, i.e. roots volume, dry biomass, plant height and weight dry seeds of plant. However, the dosage variation of urea fertilizer has an impact to the weight of a 100 dry seeds. It seemed that the dosage of 50 kg urea/ha or equivalent to 0.4 g / polybag is the best dosage for planting black soybean in alluvial soil.Keywords: Alluvial soil, black soybean, urea fertilizer.
THE UTILIZATION OF FLY ASH ON THE GROWTH OF AND PRODUCTION OF THE SWEET CORN ON PEAT SOIL Togatorop, Marthin Jonathan; Darussalam, Darussalam; Gusmayanti, Evi
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 1 (2019): Januari 2019
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This experiment aims to analyze the influence the aplicationn of fly ash at peat on the growth and crop sweet corn production. The experiment was done on peat soil at district Southeastern Pontianak, from March - May 2018. Experimental design used was complete block design one factor of treatment waste coal (fly ash) with 5 treatment, p1 = 0.75 kg per plot, p2 = 4.9 kg per plot, p3 = 8.9 kg per plot, p4 = at kg per plot, p5 = 17,02 kg per plot. All treatment to replication 5 time, the result that there are 25 plot experiment.Variable examined were long plant, dry weight, corn weight husk, corn weight without husk, corn lenght, corn diameter, plant diameter and variable supporting is temperature, humidity and precipitaion. The results of the study showed that treatment was no significant effect in all statistical variabel observation.Key word : Fly ash, Peat soil, Sweet corn,
PENGARUH LAMA PERENDAMAN SABUT KELAPA SEBAGAI PUPUK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN UBI JALAR Tifani, Iva; Sasli, Iwan; Gusmayanti, Evi
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 2, No 2: Agustus 2013
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman sabut kelapa terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman ubi jalar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan dalam bentuk faktorial dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari satu faktor yaitu lama perendaman (P) yang terdiri dari 5 taraf yaitu p0 (1 hari), p1 (7 hari), p2 (14 hari), p3 (21 hari) dan p4 (28 hari). Setiap perlakuan terdiri dari 5 ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 5 sampel, sehingga terdapat 25 satuan perlakuan dan 375 tanaman. Variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu berat kering tanaman bagian atas (g), jumlah umbi per tanaman (umbi), berat segar umbi per tanaman (g), berat segar umbi per petak (g). Hasil penelitian lama perendaman sabut kelapa sebagai pupuk cair berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah umbi per tanaman, berat basah umbi per tanaman dan berat basah umbi per petak. Sedangkan lama perendaman sabut kelapa sebagai pupuk cair tidak berpengaruh nyata terhadap variabel berat kering tanaman bagian atas. Perlakuan lama perendaman14 hari (p3) memberikan rerata tertinggi pada variabel jumlah umbi per tanaman yaitu 3,24 buah, variabel berat segar umbi per petak yaitu 2804,83 g dan berat segar umbi per tanaman yaitu 186,98 g. Perlakuan lama perendaman sabut kelapa 1 hari (p0) memberikan rerata terendah terhadap ketiga variabel namun memberikan rerata tertinggi pada variabel pengamatan berat kering tanaman bagian atas. Kata kunci : Pupuk Cair, Sabut Kelapa, Ubi Jalar
USULAN SKENARIO PENGELOLAAN ORANGUTAN (PONGO PYGMAEUS) DI KORIDOR TAMAN NASIONAL BETUNG KERIHUN-DANAU SENTARUM Zapariza, Rudi; Gusmayanti, Evi
JURNAL BORNEO AKCAYA Vol 2 No 2 (2015): Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Publik
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kalimantan Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51266/borneoakcaya.v2i2.51

Abstract

Orangutan populations in corridor Betung Kerihun National Park (BKNP) - Danau Sentarum National Park (DSNP) has decreased each year due to habitat fragmentation, land conversion, population growth and not-integration of planning among stakeholders. The purpose of this research are: (1). Build dynamic models of orangutan management in Corridor BKNP-TNDS. (2). Formulating management scenarios orangutan in Corridor BKNP-TNDS. This research has using primary data from interviews and focus group discussions (FGD), whereas secondary data from the results of previous research, journals and other information. The method of research used geographic information systems (GIS) to see the forest cover, stakeholder analysis to find of interests and influence among stakeholders and dynamic system to analyze variables that affect orangutan habitat and population. The study produced three scenarios orangutan management in Corridor BKNP-DSNP based on habitat carrying capacity. The first scenario is forest cover remains and oil palm plantation area corridor is not opened, the second scenario is the forest and oil palm plantations implementing regulation PP No. 71 Year 2014 concerning the protection and management of peatland ecosystems. Third scenario is adds to the forest cover in BKNP and TNDS. The possible scenario is added at the forest cover in both area BKNP and DSNP to obtain the environmental carrying capacity of the habitat of orangutans. Research recommendations is importance building orangutan habitat corridors that are acceptable to all stakeholders
PERUBAHAN LAMA PENYINARAN MATAHARI TAHUN 1990-2019 DI KALIMANTAN BARAT Muhammad Elifant Yuggotomo; Evi Gusmayanti; Dadan Kusnandar
Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol 7 No 3 (2020): Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36754/jmkg.v7i3.210

Abstract

The sun is a source of renewable energy relating to climate change. Sunshine Duration (SD) is the element to an important indicator of the sun. West Kalimantan is located in the equator area receiving sunlight most of the year. This study aims to identify change in SD in West Kalimantan. The variable used is the average SD data from 1990 to 2019 divided into three time periods at five stations representing monsoon and equatorial rain patterns in West Kalimantan. ANOVA and Tukey tests are used for statistical analysis. The highest average SD is at Ketapang Station. The average annual SD in the monsoon region is higher than the equatorial region. In the dry season, the average monthly SD is higher than during the rainy season. There was an anomaly SD in the dry season in 1997 due to forest and land fires which corresponds to the El Nino event. The time period of the decade has a real effect on the average annual SD at Sambas and Supadio Pontianak Station. The average SD in 2010-2019 at Sambas Station and Supadio Pontianak Station was higher than the previous year's period. SD is an important factor for measuring solar energy, so the change shows good availability as a renewable energy source in West Kalimantan.
FLUKS CO2 DI LAHAN KELAPA SAWIT DAN HUBUNGANNYA DENGAN FAKTOR LINGKUNGAN PADA SIANG HARI Muhti Dewi Prihutami; Evi Gusmayanti; Muhammad Pramulya
Jurnal Ilmu Pertanian Tirtayasa Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.908 KB)

Abstract

Perkembangan perkebunan kelapa sawit di lahan gambut yang semakin besar menimbulkan isu negatif sebagai penyumbang terbesar emisi CO2. Tingginya emisi CO2 di lahan kelapa sawit dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya umur tanaman dan waktu pengukuran. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur fluks CO2 dari lahan kelapa sawit fase menghasilkan (TM 5 dan TM 6) pada siang hari dan hubungannya dengan faktor lingkungan. Penelitian berlokasi di perkebunan kelapa sawit PT. Sintang Raya, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Pengukuran fluks dilakukan empat minggu, dengan waktu pengukuran siang hari pada pukul 06.00, 10.00, 14.00, 18.00. Pada awal penelitian dilakukan pengukuran kedalaman gambut dan pengambilan sampel tanah kedalaman 0-30 cm untuk dianalisis bahan organik, porositas, bobot isi tanah, kadar abu, pH tanah, dan Eh tanah. Bersamaan dengan pengukuran fluks CO2, dilakukan juga pengukuran suhu tanah, muka air tanah, dan pengambilan sampel tanah kedalaman 0-5 cm yang digunakan untuk mengukur kadar air gravimetrik, pH tanah, dan Eh tanah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fluks CO2 di lahan kelapa sawit umur TM 5 berbeda tidak nyata dengan fluks pada lahan TM 6. Hal ini berkaitan dengan karakteristik gambut dan lingkungan yang berbeda tidak nyata di kedua lahan tersebut. Selain itu, fluks CO2 tidak dipengaruhi secara nyata oleh waktu pengukuran, tetapi dipengaruhi oleh Eh tanah dan suhu tanah.
Peningkatan Produktivitas Usaha Pengeringan Tepung Sagu Masyarakat melalui Introduksi Teknologi Tepat Guna di Kalimantan Barat Sholahuddin Sholahuddin; Josua Parulian Hutajulu; Evi Gusmayanti
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement) Vol 3, No 2 (2018): Maret
Publisher : Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.2 KB) | DOI: 10.22146/jpkm.28056

Abstract

Potentially, production of dried sago starch in Desa Arang Limbung, Sungai Raya, Kubu Raya District can be increased in term of quality and quantity. To achieve these, several problems have to be solved, i.e clean water availability for washing sago starch, washing mechanization to increase production capacity, and drying machine that efficient in operation and investment. Through IbM grant 2017, we have installed water filtration, sago washer, and solar dryer with greenhouse effect concept. Water filtration significantly increase the quality of water for use in washing sago starch and resulted in improved quality of sago starch. Mechanization of sago washing process and implementation of greenhouse effect dryer have increase capacity and efficiency of sago starch production. Generally, the introduced technology has been supported and accepted by stakeholder in Desa Arang Limbung. Further, the technology may support government policy in accelaration of food consumption diversity based on local resources.
Pengaruh Perubahan Curah Hujan terhadap Produktivitas Padi Sawah di Kalimantan Barat Fanni Aditya; Evi Gusmayanti; Jajat Sudrajat
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 19, No 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.19.2.237-246

Abstract

Variabilitas curah hujan sangat erat kaitannya dengan perubahan iklim di suatu wilayah dan analisisnya sangat berguna dalam mengukur ketersediaan air untuk pertanian khususnya padi sawah. Penelitian ini bertujuan menganalisis variabilitas curah hujan dan hubungan curah hujan tahunan terhadap produktivitas padi di Kalimantan Barat.  Lokasi penelitian difokuskan di wilayah Kabupaten Mempawah dan Kubu Raya dengan menggunakan data yang tersedia pada tahun 2000-2019. Analisis datanya menggunakan persamaan variabilitas dan dilanjutkan dengan analisis korelasi dan komposit. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabilitas curah hujan tahunan di Mempawah dan Kubu Raya termasuk dalam kategori rendah. Nilai variabilitas bulanan menunjukkan rentang yang bervariasi dari rendah hingga ekstrem di setiap lokasi. El Nino memiliki dampak negatif yang kuat terhadap curah hujan pada periode Juni-Juli-Agustus (JJA) dan September-Oktober-November (SON), sedangkanLa Nina memiliki dampak positif yang kuat terhadap curah hujan pada periode Juni-Juli-Agustus. Pada periode Desember-Januari-Februari (DJF) dan Maret-April-Mei (MAM), El Nino (La Nina) memiliki efek terhadap peningkatan (pengurangan) curah hujan. Dipole Mode Positif memberikan dampak pengurangan curah hujan pada periode SON dan MAM. Dipole Mode Negatif memberikan dampak bervariasi pada curah hujan pada periode JJA, SON dan DJF. Hubungan signifikan antara curah hujan tahunan dan produktivitas padi hanya ditunjukkan di Sungai Kunyit dan Sungai Kakap. Hal ini mengindikasikan bahwa curah hujan tahunan secara umum tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas padi di sebagian besar wilayah penelitian. ABSTRACTRainfall variability is closely related to climate change in a particular region and it is useful in estimating the water availability for agriculture, especially lowland rice. This study examines the rainfall variability and correlation between annual rainfall and rice productivity in West Kalimantan. The research location is focused on the Mempawah and Kubu Raya districts in 2000-2019. The variability equation accompanied by correlation and composite analysis was used in the analysis. The result shows that the variability of annual rainfall in Mempawah and Kubu Raya falls in the low category. Monthly rainfall variability values mark a range that varies from low to extreme at each location. El Nino had a substantial negative impact on rainfall in the June-July-August (JJA) and September-October-November SON period. While, La Nina had a positive impact on rainfall only in the JJA period. In the December-January-February (DJF) and March-April-May (MAM) period, El Nino (La Nina) has an anomalous effect on increasing (reducing) rainfall. Positive Dipole Mode gives the negative impact in the SON dan MAM period. Negative Dipole Mode has a varied impact on rainfall in the JJA, SON and DJF periods. The significant corellation between annual rainfall and rice productivity was shown only at Sungai Kunyit and Sungai Kakap. This indicates that the annual rainfall generally has no significant effect on rice productivity in most areas.