Komunikasi yang efektif merupakan kunci bagi perawat untuk mencapai keselamatan pasien berdasarkan standar keselamatan pasien di rumah sakit. Komunikasi ISBAR dan SBAR (Introduction, Situation, Background,Assesment, Recomendation) adalah komunikasi dengan menggunakan alat yang logis untuk mengatur informasi sehingga dapat ditransfer kepada orang lain secara akurat dan efisien. Komunikasi dengan menggunakan alat terstruktur ISBAR dan SBAR untuk mencapai ketrampilan berfikir kritis, dan menghemat waktu. Tenaga perawat merupakan tenaga terbanyak dan mempunyai waktu kontak dengan pasien lebih lama dibandingkan tenaga kesehatan yang lain, sehinggamereka mempunyai peranan penting dalam menentukan baik buruknyamutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tujuan penelitian menganalisis efektifitas pelatihan komunikasi SBAR dalam meningkatkan motivasi dan psikomotor perawat di ruang perawatan medikal bedah RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Penelitian menggunakan desain penelitian experimental dengan pendekatan pre-test dan post-test only within control Group. Sampel dengan total sampling dan penentuan kelompok kontrol dan intervensi dengan random sampling. Variabel bebas: pelatihan komunikasi SBAR, variabel terikat: motivasi danpsikomotor. Hasil uji t berpasangan motivasi dengan nilai 0,005 (p< 0,05), hasil uji t berpasangan psikomotor dengan nilai significancy 0,000 (p< 0,05), nilai t tidak berpasangan motivasi 0,117 (p >0,05). Hasil uji t tidak berpasangan psikomotorik 0,018 (p<0,05). Simpulan terdapat perbedaan yang bermakna nilai motivasi sebelum dan sesudah pelatihan komunikasi SBAR, terdapat perbedaan yang bermakna nilai psikomotor sebelum dan sesudah pelatihan komunikasi SBAR, tidak terdapat perbedaan bermakna nilai motivasi kelompok intervensi dan kontrol, ada perbedaan yang bermakna nilai psikomotor antara kelompok intervensi dan kontrolKata kunci: Pelatihan Komunikasi SBAR, Motivasi, Psikomotor, Perawat