Syahrul Basri
UIN Alauddin Makassar

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbedaan Ovitrap Indeks Botol, Ember dan Port Mosquito Trap sebagai Perangkap Nyamuk Aedes sp. di Area Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda Wilayah Kerja Sangatta Kabupaten Kutai Timur Erlina Hamzah; Syahrul Basri
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 3 (2016): Kesehatan Lingkungan
Publisher : Public Health Department, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.94 KB)

Abstract

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) merupakan penyakit akibat infeksi virus dengue yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit ini ditemukan hampir di semua negara terutama negara-negara tropik dan subtropik sebagai penyakit endemik maupun epidemic. Di Indonesia sendiri, Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menjadi masalah kesehatan masyarakat selama 41 tahun terakhir.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas perbandingan antara Ovitrap dari botol plastik, ember plastik, dan Port Mosquito Trap (PM Trap) berdasarkan nilai Ovitrap indeks. Selain itu penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih terhadap inovasi, kajian dan pengembangan teknologi pada kantor kesehatan pelabuhan khususnya dalam pengendalian penyakit berbasis vektor nyamuk di kabupaten Kutai Timur Propinsi Kalimantan Timur.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ovitrap yang terbanyak positif jentik adalah jenis Ovitrap dari ember plastik yakni sebanyak 12 (66,67%), kemudian PM Trap sebanyak 10 (55,56%) dan terendah adalah botol plastik bekas yakni sebanyak 3 (16,67%) dari masing-masing 18 Ovitrap yang terpasang. Kata Kunci : Ovitrap, Botol, Ember, Port Mosquito Trap (PM Trap) 
Analisis Risiko Paparan Hidrogen Sulfida (H2S) pada Peternak Ayam Broiler di Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang Tahun 2016 Dwi Santy Damayati; Syahrul Basri; Dewi Sartika
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 3 No 1 (2017): Kesehatan Lingkungan
Publisher : Public Health Department, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.824 KB)

Abstract

Hidrogen sulfida (H2S) merupakan gas yang memiliki karakteristik berbau telur busuk, tidak berwarna, beracun dan sangat mudah terbakar. Gas ini digolongkan ke dalam asphyxiant karena efek utamanya adalah melumpuhkan pusat pernafasan. Gas hidrogen sulfida dari usaha peternakan ayam broiler, berupa emisi feses ayam broiler yang pada saat penumpukan terjadi proses dekomposisi oleh mikroorganisme membentuk gas sulfida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besar risiko paparan hidrogen sulfida berdasarkan pajanan realtime dan lifetime pada peternak ayam broiler yang ada di Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan survei yang bersifat deskriptif serta menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (field study). Penelitian ini dilakukan pada peternakan ayam broiler yang terdapat di Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang. Sampel subyek dalam penelitian ini adalah semua peternak ayam broiler yang ada di Kecamatan Maiwa sebanyak 24 orang dan sampel obyek adalah udara ambient di dalam kandang ayam broiler. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata konsentrasi H2S di dalam kandang peternakan ayam broiler Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang tahun 2016 yaitu 0,13331 ppm. Rata-rata laju asupan udara yang mengandung H2S pada peternak ayam broiler yaitu 3,8733 m3/hari. Rata-rata durasi paparan gas H2S pada peternak ayam broiler yaitu 2,29 tahun. Rata-rata berat badan peternak ayam broiler yaitu 53,13 kg. Rata-rata besar risiko (RQ) paparan H2S pada peternak ayam broiler yaitu untuk pajanan realtime 0,6080813 dan pajanan lifetime 9,1641.Hasil perhitungan RQ dari total sampel 24 responden, diperoleh untuk pajanan realtime nilai RQ semua responden ≤ 1 yang berarti responden belum berisiko, sedangkan untuk pajanan lifetime nilai RQ semua responden > 1 yang berarti responden berisiko untuk efek non karsinogenik paparan H2S. Diharapkan kepada semua pihak baik pemerintah setempat, petugas pelayanan kesehatan dan peternak ayam broiler untuk melakukan manajemen risiko dari paparan hidrogen sulfida seperti penambahan kapur pada feses ayam broiler dan menggunakan alat pelindung diri saat bekerja.Kata Kunci: Hidrogen Sulfida, Peternak Ayam Broiler, ARKL,