Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Cairan Cultur Filtrate Fibroblast (CFF) Terhadap Penyembuhan Luka; Penelitian eksperimental pada Rattus Norvegicus Galur Wistar Masir, Oky; Manjas, Menkher; Eka Putra, Andani; Agus, Salmiah
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 1, No 3 (2012)
Publisher : Faculty of Medicine Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakLatar belakang:Metode penyembuhan luka telah mengalami perkembangan, baik berupa suatu produk atau stimulan terhadap proses biologis tubuh dalam menkompensasi luka. Fibroblas merupakan salah satu komponen penyembuhan yang berperan penting dalam proses fibroplasia. Culture Filtrate Fibroblast (CFF) merupakan hasil kultur fibroblas yang akan dibuktikan efeknya terhadap proses percepatan penyembuhan luka pada penelitian ini. Metode. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan metode post test only control group design dan rancangan acak kelompok (RAK) dengan menggunakan tikus putih wistar. Hewan coba dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu 2 kelompok perlakuan yang diberikan CFF ke area eksisi luka dan kelompok kontrol yang diberikan larutan NaCl 0,9% ke area eksisi luka. Data diolah dengan SPSS 16.0. Data Kategori dianalisa dengan Chi-squared dan data numerik dengan Independent T-test. Hasil. Dari tingkat penyembuhan tidak ditemukan perbedaan pada kedua kelompok, namun perubahan restriksi jaringan lebih besar pada kelompok perlakuan. Pada skor pembentukan kolagen, derajat epitelisasi serta jumlah pembentukan pembuluh darah baru pada hari ke-3 tidak ditemukan perbedaan antara kedua kelompok. Namun pada pengamatan hari ke-7 memperlihatkan pembentukan kolagen, derajat epitelisasi serta jumlah pembentukan pembuluh darah baru lebih banyak pada kelompok perlakuan. Pada fibrosis hari ke-3 dan hari ke-7 memperlihatkan terjadinya fibrosis lebih banyak pada kelompok perlakuan dibanding kontrol. Pada pengamatan terjadinya infeksi hari ke-3 memperlihatkan infeksi lebih sedikit pada kelompok perlakuan dan terjadinya infeksi sama pada hari ke-7. Kesimpulan. CFF memberikan tingkat penyembuhan luka yang lebih baik dibanding NaCl.Kata kunci: CFF, NaCl 0,9 %, tingkat penyembuhan luka.Abstract Background: Wound healing methods have been developed, either a product or a stimulant to the bodys biological processes in wound compensation. Fibroblasts is one component that plays an important role in the healing process of fibroplasia. Culture filtrat Fibroblast (CFF) is a result of fibroblast culture to be proven effect on the acceleration of wound healing in this study.Methods. This study used an experimental design method post test only control group design and randomized block design (RBD) by using wistar mice. Experimental animals were divided into 4 groups, the two groups of treatment given to the area of excision wound CFF and the control group were given 0.9% NaCl solution to the excision wound area. Data processed with SPSS 16.0. Data were analyzed with categories Chi squared and numerical data by the Independent T-test.Result. From degree of wound healing is not found differences in both groups, but the changes in the network restriction greater in the treatment group. The score formation of collagen, the degree of epithelialization and the amount of neovascularisation formation at 3rd day there was no difference between the two groups. However, the observation of 7th day shows the formation of collagen, the degree of epithelialization and the amount of neovascularisation formation more in the treatment group. On the 3rd day fibrosis and 7th day showed more fibrosis in the treatment group compared to controls. In observation of the 3rd day infection showed fewer infections in the treatment group and the same infection between the two group at 7th day.Conclusion. CFF give wound healing better than NaCl.Keywords:CFF, NaCl 0,9 %, degree of wound healing.
Pengaruh Cairan Cultur Filtrate Fibroblast (CFF) Terhadap Penyembuhan Luka; Penelitian eksperimental pada Rattus Norvegicus Galur Wistar Masir, Oky; Manjas, Menkher; Eka Putra, Andani; Agus, Salmiah
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 1, No 3 (2012)
Publisher : Faculty of Medicine Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakLatar belakang:Metode penyembuhan luka telah mengalami perkembangan, baik berupa suatu produk atau stimulan terhadap proses biologis tubuh dalam menkompensasi luka. Fibroblas merupakan salah satu komponen penyembuhan yang berperan penting dalam proses fibroplasia. Culture Filtrate Fibroblast (CFF) merupakan hasil kultur fibroblas yang akan dibuktikan efeknya terhadap proses percepatan penyembuhan luka pada penelitian ini. Metode. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan metode post test only control group design dan rancangan acak kelompok (RAK) dengan menggunakan tikus putih wistar. Hewan coba dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu 2 kelompok perlakuan yang diberikan CFF ke area eksisi luka dan kelompok kontrol yang diberikan larutan NaCl 0,9% ke area eksisi luka. Data diolah dengan SPSS 16.0. Data Kategori dianalisa dengan Chi-squared dan data numerik dengan Independent T-test. Hasil. Dari tingkat penyembuhan tidak ditemukan perbedaan pada kedua kelompok, namun perubahan restriksi jaringan lebih besar pada kelompok perlakuan. Pada skor pembentukan kolagen, derajat epitelisasi serta jumlah pembentukan pembuluh darah baru pada hari ke-3 tidak ditemukan perbedaan antara kedua kelompok. Namun pada pengamatan hari ke-7 memperlihatkan pembentukan kolagen, derajat epitelisasi serta jumlah pembentukan pembuluh darah baru lebih banyak pada kelompok perlakuan. Pada fibrosis hari ke-3 dan hari ke-7 memperlihatkan terjadinya fibrosis lebih banyak pada kelompok perlakuan dibanding kontrol. Pada pengamatan terjadinya infeksi hari ke-3 memperlihatkan infeksi lebih sedikit pada kelompok perlakuan dan terjadinya infeksi sama pada hari ke-7. Kesimpulan. CFF memberikan tingkat penyembuhan luka yang lebih baik dibanding NaCl.Kata kunci: CFF, NaCl 0,9 %, tingkat penyembuhan luka.Abstract Background: Wound healing methods have been developed, either a product or a stimulant to the bodys biological processes in wound compensation. Fibroblasts is one component that plays an important role in the healing process of fibroplasia. Culture filtrat Fibroblast (CFF) is a result of fibroblast culture to be proven effect on the acceleration of wound healing in this study.Methods. This study used an experimental design method post test only control group design and randomized block design (RBD) by using wistar mice. Experimental animals were divided into 4 groups, the two groups of treatment given to the area of excision wound CFF and the control group were given 0.9% NaCl solution to the excision wound area. Data processed with SPSS 16.0. Data were analyzed with categories Chi squared and numerical data by the Independent T-test.Result. From degree of wound healing is not found differences in both groups, but the changes in the network restriction greater in the treatment group. The score formation of collagen, the degree of epithelialization and the amount of neovascularisation formation at 3rd day there was no difference between the two groups. However, the observation of 7th day shows the formation of collagen, the degree of epithelialization and the amount of neovascularisation formation more in the treatment group. On the 3rd day fibrosis and 7th day showed more fibrosis in the treatment group compared to controls. In observation of the 3rd day infection showed fewer infections in the treatment group and the same infection between the two group at 7th day.Conclusion. CFF give wound healing better than NaCl.Keywords:CFF, NaCl 0,9 %, degree of wound healing.
Risk Factors for Acute Respiratory Infection in Children Under Five in Padang, Indonesia Hidayanti, Rahmi; Yetti, Husna; Putra, Andani Eka
Journal of Maternal and Child Health Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.554 KB)

Abstract

Background: Acute Respiratory Infection (ARI) is a major cause of acute diseases and death in infants worldwide. Percentage of ARI (year 2017) in children aged 12-59 months in Padang was 26.5% and Andalas health center was 33.2%. ARI is influenced by many factors such as environmental condition. This study aimed to analyze risk factors for ARI in children under five in Padang, Indonesia.Subjects and Method: This was a case control study conducted at Andalas community health center, Padang, Indonesia. A sample of 90 children aged 12-59 months was selected for this study. The dependent variable was ARI. The independent variables were humidity, house ventilation, dwelling density, indoor smoke cigarette. Data on ARI status were taken from medical record. The other variables were measured by questionnaire and observation sheet. The data were analyzed by a multiple logistic regression.Results: Poor ventilation (OR = 11.73; 95% CI = 2.16 to 63.86; p = 0.004), high dwelling density (OR = 21.99; 95% CI = 3.75 to 129.04; p = 0.001), indoor cigarette smoke (OR = 5.09; 95 % CI = 1.06 to 24.34; p = 0.042), and high air humidity (OR = 5.00; 95% CI = 0.79 to 31.51; p = 0.086) increased the risk of ARI in children under five and they were statistically significant.Conclusions: Poor ventilation, high dwelling density, indoor cigarette smoke, and high air humidity increase the risk of ARI in children under five.Keywords: Acute respiratory infection, dwelling density, air humidity, children under fiveCorrespondence:Rahmi Hidayanti. Masters Program in Public Health, Faculty of Medicine, Universitas Andalas Padang. Jl. Perintis Kemerdekaan Padang, Indonesia. Email: rahmi.hidayanti@yahoo.com. Mobile: +6281363467226Journal of Maternal and Child Health (2019), 4(2): 62-69https://doi.org/10.26911/thejmch.2019.04.02.01
Perbandingan R-Baux Score dengan BOBI Score sebagai Prediktor Mortalitas Pasien Luka Bakar di RSUP Dr. M. Djamil Padang Fitri, Azdiana; Saputra, Deddy; Putra, Andani Eka
Majalah Kedokteran Bandung Vol 50, No 2 (2018)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15395/mkb.v50n2.1326

Abstract

Sistem skoring pada luka bakar sangat dibutuhkan sebagai nilai objektif untuk prediktif mortalitas. Belum ada sistem skoring objektif terbaik sebagai prediktif mortalitas luka bakar. Penelitian ini bertujuan membandingkan akurasi R- Bauxdan BOBI score dalam memprediksi mortalitas pasien luka bakar di RSUP Dr. M. Djamil, Padang. Penelitian dilakukan Januari 2013 sampai September 2017, menggunakan desain studi retrospektif pada pasien luka bakar yang dirawat di Unit Luka Bakar RSUP Dr. M. Djamil, Padang. Data diolah menggunakan uji diagnostik, uji Kappa, dan uji regresi logistik terhadap variabelnya. Jumlah sampel adalah 394 sampel. Sampel terbanyak laki-laki, rerata usia 28,3 ± 18,3 tahun, penyebab luka bakar terbanyak api, rerata total body surface area (TBSA) 26,1%, trauma inhalasi 51% dan angka mortalitas 26,4%. Uji sensitivitas BOBI score dibanding dengan R-Baux score adalah 96,83%: 92,89% dengan koefisien Kappa sebesar 0,50. Analisis regresi logistik menunjukkan variabel umur, TBSA, dan trauma inhalasi saling berhubungan pada R-Baux score. Uji diagnostik BOBI score lebih baik dibanding dengan R-Bauxscore dan nilai koefisien Kappa menunjukkan kesesuaian hasil dengan BOBI score. BOBI score lebih baik sebagai prediktor mortalitas di RSUP Dr. M. Djamil Padang dibanding dengan R-Bauxscore karena menunjukkan akurasi lebih baik setelah diuji dengan nilai real. Kata kunci: BOBI score, luka bakar, mortalitas, r-baux scoreComparison between R-Baux Score and BOBI Score as a Predictor of Burn Mortality in Dr. M. Djamil Hospital PadangBurns are the type of trauma with high morbidity and mortality. No best  objective scoring system is currently available to predict mortality in burn cases. This study aimed to compare the accuracy of R-Baux and BOBI scores in predicting mortality among burn patients in Dr. M. Djamil Hospital, Padang. This was a retrospective study on burn patients treated in burn unit of this hospital from January 2013 to September 2017. Assessments were performed on diagnostic test, kappa tests, and logistic regression test. Out of 394 samples enrolled men were more prominent, while the mean age of these patients was 28.3±18.3 years old with fire as the most frequent cause. The, mean TBSA and inhalation injury were  26.1% and 51%, respectively, with an overall mortality of 26.4%. The sensitivity test performed to compare  BOBI and R-Baux scores revealed the result of 96.83%: 92.89% with o.50 coefficient’s value of Kappa. Logistic regression test showed that age, TBSA, dan inhalation injury significantly correlated with R-Baux score, Diagnostic test result of BOBI score was better than R-Baux score and the coefficient’s value of Kappa showed a matched result with BOBI score with medium strength. BOBI score shows better accuracy as the mortality predictor of burn cases in Dr. M. Djamil Hospital Padang.Key words: BOBI score, burns, mortality, r-baux score
IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISTIK BAKTERI ASAM LAKTAT YANG DIISOLASI DARI VAGINA WANITA USIA SUBUR Yessi Widya Putri; Andani Eka Putra; Bobby Indra Utama
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7 (2018): Supplement 3
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i0.864

Abstract

Bakteri vagina adalah sumber utama dari laktat asam di vagina. Lactobacillus berperan memberikan proteksi pada sel epitelial vagina dengan memberikan bantuan pada hubungan antar sel serta sekresi bakteriosida berupa Hidrogen Perioksida (H2O2).  Lactobacillus sebagai mikroflora dominan vagina mampu menjaga pH vagina 4,5 sehingga dapat mengurangi risiko kolonisasi bakteri patogen. Peningkatan pH vagina menguntungkan bagi kelangsungan hidup Lactobacillus dan karakteristik Lactobacillus sebagai produk probiotik vagina. Penelitian ini bersifat deskriptif bertujuan mengetahui jenis bakteri asam laktat yang diisolasi dari vagina wanita usia subur dengan pemeriksaan makroskopis, mikroskopis, dan karakteristik molekuler. Populasi dari penelitian ini adalah wanita usia subur. Sampel penelitian ini sebanyak 39 orang. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling. Hasil penelitian didapatkan rata-rata umur responden 32 tahun, kelompok umur terbanyak 25-30 tahun (79,4%), rata-rata paritas responden adalah 2 orang, dan 2 diantara responden adalah wanita hamil. Dari 39 sampel setelah dilakukan pewarnaan Gram, didapatkan hampir semua isolat bakteri adalah bakteri Gram positif dengan bentuk kokus dan basil. Berdasarkan hasil identifikasi molekuler dengan analisis sekuensing didapatkan jenis Bakteri Asam Laktat, Lactobacillus crispatus, Lactobacillus oris, Lactobacillus salivarius, dan Enterococcus faecalis.
Jumlah Koloni Bakteri Asam Laktat pada Rongga Mulut yang Sehat Rheta Elkhaira; Nila Kasuma; Andani Eka Putra
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 8, No 4 (2019): Online December 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v8i4.1134

Abstract

AbstrakSalah satu flora normal yang terdapat di dalam rongga mulut adalah Bakteri Asam Laktat (BAL). Kemampuan BAL antara lain menghasilkan antimikroba, mengatur respons imun host dan menghalangi pertumbuhan bakteri patogen. Keberadaan BAL di rongga mulut sangat penting untuk menjaga kesehatan oral dan mencegah terjadinya penyakit periodontal. Hal ini mendorong perlunya penelitian mengenai jumlah koloni BAL di dalam rongga mulut yang sehat sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif terapi penyakit periodontal. Tujuan: Mengidentifikasi jumlah koloni BAL pada rongga mulut yang sehat. Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional dengan rancangan cross- sectional. Subyek penelitian terdiri dari 49 orang dengan gusi yang sehat. Subyek diminta untuk berkumur dengan akuades steril kemudian akuades hasil berkumur ditampung untuk selanjutnya dikultur di media MRS. Setelah diinkubasi selama 48 jam dilakukan penghitungan jumlah koloni bakteri asam laktat yang tumbuh pada media MRS. Hasil: Rerata jumlah koloni BAL kelompok sehat 7,8 x 104 ± 9,4 x 104 CFU/ml. Bakteri yang tumbuh pada media MRS pada penelitian ini semuanya berbentuk bundar, umumnya tepian rata, berwarna putih, mukoid, berukuran kecil dengan elevasi cembung. Beberapa bakteri berwarna krem atau putih keruh, berukuran sedang, tidak mukoid, tepian tidak rata dan elevasi seperti tombol. Simpulan: BAL merupakan flora normal yang keberadaannya penting untuk menjaga rongga mulut yang sehat. 
Pengaruh Pemberian Dadih dengan Perubahan Jumlah Lactobacillus fermentum Pada Feses Ibu Hamil Ranne Balqis; Andani Eka Putra; Bobby Indra Utama; Helmizar Helmizar
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7 (2018): Supplement 3
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i0.872

Abstract

Ibu hamil dengan asupan probiotik yang baik diketahui memiliki fungsi imun yang lebih baik dan kehamilan yang lebih sehat, menekan angka kejadian bayi prematur serta menurunkan prevalensi preeklamsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dadih terhadap jumlah L. fermentum pada feses ibu hamil. Penelitian ini dilakukan dengan desain equivalent pre-post test with control group. Populasi penelitian ini adalah ibu hamil dan sampel penelitian dipilih secara konsekutif. Setelah melakukan pengamatan pada awal penelitian pada kelompok perlakuan, ibu hamil diberikan 100cc dadih setiap harinya sampai akhirnya dilakukan pengamatan kedua. Rata-rata jumlah koloni pada ibu hamil sebelum mendapat dadih adalah 3,713 log CFU/g (log x = 6x10³), sedangkan jumlah koloni rata-rata setelah mengonsumsi dadih adalah 4,580 log CFU/g (log x = 46x10³). Hasil uji statistik didapatkan nilai P = 0.367. Sementara pada kelompok kontrol didapatkan bahwa rata-rata jumlah koloni pada ibu hamil yang tidak mengonsumsi dadih saat pengambilan sampel pertama (awal kehamilan) adalah 3,999 log CFU/g (log x = 8x10³), sedangkan saat pengambilan sampel kedua (akhir kehamilan) rata-rata jumlah koloninya adalah 4,436 log CFU/g (log x = 24x10³). Hasil uji statistik didapatkan nilai P = 0,475. Perubahan jumlah koloni pada kelompok ibu hamil yang diberi dadih dan yang tidak diberi dadih diperoleh nilai P-value adalah 0,022 (p < 0,05). Tidak terdapat pengaruh signifikan pemberian dadih terhadap jumlah L. fermentum pada feses ibu hamil, namun ditemukan perubahan jumlah L. fermentum yang lebih banyak pada kelompok perlakuan.
Pengaruh Cairan Cultur Filtrate Fibroblast (CFF) Terhadap Penyembuhan Luka; Penelitian eksperimental pada Rattus Norvegicus Galur Wistar Oky Masir; Menkher Manjas; Andani Eka Putra; Salmiah Agus
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 1, No 3 (2012)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v1i3.78

Abstract

AbstrakLatar belakang:Metode penyembuhan luka telah mengalami perkembangan, baik berupa suatu produk atau stimulan terhadap proses biologis tubuh dalam menkompensasi luka. Fibroblas merupakan salah satu komponen penyembuhan yang berperan penting dalam proses fibroplasia. Culture Filtrate Fibroblast (CFF) merupakan hasil kultur fibroblas yang akan dibuktikan efeknya terhadap proses percepatan penyembuhan luka pada penelitian ini. Metode. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan metode post test only control group design dan rancangan acak kelompok (RAK) dengan menggunakan tikus putih wistar. Hewan coba dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu 2 kelompok perlakuan yang diberikan CFF ke area eksisi luka dan kelompok kontrol yang diberikan larutan NaCl 0,9% ke area eksisi luka. Data diolah dengan SPSS 16.0. Data Kategori dianalisa dengan Chi-squared dan data numerik dengan Independent T-test. Hasil. Dari tingkat penyembuhan tidak ditemukan perbedaan pada kedua kelompok, namun perubahan restriksi jaringan lebih besar pada kelompok perlakuan. Pada skor pembentukan kolagen, derajat epitelisasi serta jumlah pembentukan pembuluh darah baru pada hari ke-3 tidak ditemukan perbedaan antara kedua kelompok. Namun pada pengamatan hari ke-7 memperlihatkan pembentukan kolagen, derajat epitelisasi serta jumlah pembentukan pembuluh darah baru lebih banyak pada kelompok perlakuan. Pada fibrosis hari ke-3 dan hari ke-7 memperlihatkan terjadinya fibrosis lebih banyak pada kelompok perlakuan dibanding kontrol. Pada pengamatan terjadinya infeksi hari ke-3 memperlihatkan infeksi lebih sedikit pada kelompok perlakuan dan terjadinya infeksi sama pada hari ke-7. Kesimpulan. CFF memberikan tingkat penyembuhan luka yang lebih baik dibanding NaCl.Kata kunci: CFF, NaCl 0,9 %, tingkat penyembuhan luka.Abstract Background: Wound healing methods have been developed, either a product or a stimulant to the body's biological processes in wound compensation. Fibroblasts is one component that plays an important role in the healing process of fibroplasia. Culture filtrat Fibroblast (CFF) is a result of fibroblast culture to be proven effect on the acceleration of wound healing in this study.Methods. This study used an experimental design method post test only control group design and randomized block design (RBD) by using wistar mice. Experimental animals were divided into 4 groups, the two groups of treatment given to the area of excision wound CFF and the control group were given 0.9% NaCl solution to the excision wound area. Data processed with SPSS 16.0. Data were analyzed with categories Chi squared and numerical data by the Independent T-test.Result. From degree of wound healing is not found differences in both groups, but the changes in the network restriction greater in the treatment group. The score formation of collagen, the degree of epithelialization and the amount of neovascularisation formation at 3rd day there was no difference between the two groups. However, the observation of 7th day shows the formation of collagen, the degree of epithelialization and the amount of neovascularisation formation more in the treatment group. On the 3rd day fibrosis and 7th day showed more fibrosis in the treatment group compared to controls. In observation of the 3rd day infection showed fewer infections in the treatment group and the same infection between the two group at 7th day.Conclusion. CFF give wound healing better than NaCl.Keywords:CFF, NaCl 0,9 %, degree of wound healing.
HUBUNGAN INFEKSI HUMAN PAPILOMA VIRUS TERHADAP TERJADINYA KETUBAN PECAH DINI DI RSIA SITI HAWA PADANG Fiona Dewanti; Andani Eka Putra; Bobby Indra Utama
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7 (2018): Supplement 2
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i0.826

Abstract

Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum proses persalinan dimulai. KPD merupakan komplikasi yang cukup umum dari kehamilan dan menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas perinatal, serta menimbulkan komplikasi pada ibu. Salah satu faktor resiko penyebab KPD adalah adanya infeksi yang berasal dari ibu, dan penyebab infeksi pada wanita diantaranya adalah HPV. HPV merupakan salah satu penyebab terjadinya infeksi menular seksual. Wanita hamil memiliki resiko tinggi terkena infeksi HPV, karena selama kehamilan terjadi perubahan fisiologis dan imunologi dari sistem imun dan bisa saja dapat merubah replikasi dari virus HPVPenelitian ini merupakan studi analitik dengan desain case control, yaitu untuk mengetahui hubungan infeksiHPV terhadap terjadinya Ketuban Pecah Dini di RSIA Siti Hawa Padang. Teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling, yaitu setiap pasien yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan kedalam subjek penelitian sampai jumlah sampel tercukupi, yaitu sebanyak 50 sampel.Hasil penelitian didapatkan tidak terdapat infeksi HPV pada kelompok kasus dan kontrol. Analisa statistik dengan uji Fisher’s Exact Test menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tidak terdapat hubungan yang bermakna antara infeksi HPV dengan kejadian KPD (P>0,05).Dari hasil penelitian dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara infeksi HPV dengan kejadian KPD di RSIA Siti Hawa. Diharapkan untuk penelitian berikutnya melakukan penelitian lanjutan tentang infeksi dari bakteri lain, virus, dan jamur penyebab terjadinya KPD.
HUBUNGAN INFEKSI Chlamydia trachomatis DENGAN KEJADIAN ABORTUS SPONTAN DI RSUD DR. RASIDIN DAN RSIA SITI HAWA PADANG Wenny Nursa Octarina; Andani Eka Putra; Puja Agung Antonius
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7 (2018): Supplement 3
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i0.863

Abstract

Abortus merupakan salah satu penyebab dari morbiditas dan mortalitas maternal. Abortus adalah berakhirnya kehamilan pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu. Banyak faktor yang mempengaruhi abortus, salah satunya adalah infeksi yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis, selain itu faktor resiko lain yang mempengaruhi terjadinya abortus adalah usia maternal, paritas, riwayat kejadian abortus pada kehamilan sebelumnya, dan jarak kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hungan infeksi Chlamydia trachomatis dengan kejadian abortus spontan. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain case control yaitu untuk mengetahui infeksi C. trachomatis dengan kejadian abortus spontan. Populasi penelitian adalah semua ibu hamil dengan abortus spontan di RS dr. Rasidin padang dan RSIA Siti Hawa Padang. Teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling yaitu setiap penderita yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan dalam subyek penelitian sampai jumlah sampel tercapai  yaitu sebanyak 50 sampel. Hasil penelitian didapatkan Proporsi kejadian abortus pada sampel positif C. trachomatis yaitu 44,0%. Analisa statistik dengan uji Fisher’s Exact Test menunjukan, terdapat hubungan yang bermakna antara infeksi C.trachomatis dengan kejadian abortus (p<0.05) dengan nilai Odds Ratio (OR) 5,7. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan terdapat hubungan antara infeksi C.trachomatis dengan kejadian abortus. Diharapkan untuk penelitian berikutnya melakukan penelitian lebih lanjutan mengenai hubungan faktor resiko maternal dan  infeksi Chlamydia trachomatis  terhadap kejadian abortus spontan dengan metode penelitian yang berbeda dan jumlah sampel yang lebih banyak.
Co-Authors - Johan Abdiana Abdiana, Abdiana Adang Bachtiar Ade Asyari Afida Razuna Ave Afrizal Agustian, Dede Rahman Aisyah Elliyanti Akmal Djamaan Amelin, Fitrisia Amirah Zatil Izzah Amrin Alkamar Anavelda, Aura Putri Annisa Widi Rizkia Antonius, Puja Agung Arfiandi Arfiandi Arni Amir Arni Amir arniamir, Arni Amir Basyir, Vaulinne Besri, Hanifa Zahra Bobby Indra Utama Cimi Ilmiawati, Cimi Darfioes Basir Deddy Saputra Dede Agustian Rahman Defni, - Defrin, Defrin Delfican Delfican Densi Selpia Sopianti Densi Selpia Sopianti Desmawati Desmawati Dessy Arisanty Desy Nofita Sari Dewi Gulyla Hari Djanas, Dovy Ebill Fuji Edison Efrida Efrida Efrida Efrida, Efrida Eka Fithra Elfi, Eka Fithra Elizabeth Bahar Elizabeth Bahar Elmatris, Elmatris Ennesta Asri Eryati Darwin Eti Yerizel Fahma, Siskalil Farashanda, Meysha Farras, Umar Al Fathiyyatul Khaira Fauzul Azhim Febrianti, Ika Kurnia Feby Resicha Fenty Anggraini Finny Fitry Yani Fiona Dewanti Firdawati, Firdawati Fitri Anggraini, Fitri Fitri Nova, Fitri Fitri, Azdiana Fitrina, Dewi Wahyu Gardenia Akhyar Hafni Bachtiar Hanif, Monica Mulnia Hanif, Rayhendra Hardisman Haviz Yuad Haviz Yuad Helmizar Hidayanti, Rahmi Husna Yetti Husna, Annisa Tamara Husni Husni Ida Parwati Ika Kurnia Febrianti Irvan Medison Jamsari Jamsari Kaharudin Kaharudin Kosno Suprianto Leona, Denada Florencia Linosefa Linosefa Liza Fitria Mahata, Liganda Endo Marlina . Megariani Megariani Menkher Manjas Mentari Faisal Putri Miftah Irrahmah Mila Permata Sari Muhammad Rayhan Firdaus Muhammad Reza Netti Suharti Netti Suharti, Netti Nia Ayuni Putri Nila Kasuma Nur Indrawaty Lipoeto Nurhayati, Nurhayati Oky Masir Prima Indra Putri Rizki Fitriani Rahmat Syawqi Rahmi Lestari Ranne Balqis RAVEINAL RAVEINAL Rheta Elkhaira Rinang Mariko Rinang Mariko Rita Hamdani Rizanda Machmud Rizki Rahmadian Rosfita Rasyid Roslaili Rasyid Roza Sri Yanti Russilawati, Russilawati Rustini Rustini Salmiah Agus Salmiah Agus Saptino Miro Sef Zani Meria Silvia, Nelmi silviayolanda, Silvia Yolanda Sinai, Nadiva Kezia Sriyanti, Roza Suzana Devi Syamel Muhammad Tarigan, Herri Novita Tresnaningtyas, Sekar Asri Tutty Ariani Utama, Bobby Indra Utami, Refi Amalia Wahyu Zikra Wenny Nursa Octarina Wiwik Andriani Yefri Zulfiqar Yessi Widya Putri Yuad, Haviz Yufri Aldi Yufri Aldy Yusri Dianne Jurnalis