Efy Afifah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

HUBUNGAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COLLABORATIVE LEARNING (CL) and PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA Efy Afifah
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 9 No 1 (2005): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v9i1.153

Abstract

AbstrakLulusan merupakan hasil dari proses pendidikan. Setiap program pendidikan, termasuk di Fakultas Ilmu Keperawatan UI harus dapat menghasilkan lulusan yang bermutu yang sesuai dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi dan kebutuhan masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas lulusan melalui peningkatan kualitas metode pembelajaran. Penggunaan metoda pembelajaran CL dan PBL yang mulai diterapkan sejak tahun 2002 dinilai dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah pada peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penerapan metoda pembelajaran CL dan PBL terhadap motivasi peserta didik di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Sampel penelitian adalah sebanyak 143 peserta didik reguler angkatan 2002 dan 2003. Analisa data dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian ini menyimpulkan ada hubungan yang bermakna antara penerapan metode pembelajaran CL dan PBL dengan motivasi belajar mahasiswa keperawatan UI (p < 0,05). AbstractGraduate is a result of a learning process. Each learning program, included in Faculty of Nursing University of Indonesia, must produce qualified graduate in time with knowledge and technology development. A qualified graduate can be achieved by many strategies. One of these strategies that has been suggested is an improvement of teaching and learning methods. Collaborative Learning (CL) and Problem Based-Learning (PBL) are known as good methods to increase critical thinking and problem solving competency of the graduate. The research purpose is to explore the correlation between nursing students’ motivation and application of CL and PBL methods in Faculty of Nursing-University of Indonesia. This research design is a descriptive correlation. The samples are 143 students from regular program, who were enrolled in 2002 and 2003 academic year. Data were analyzed using chi-square test. The result of the study conclude that there are a significant correlation between CL and PBL application and nursing student’motivation in Faculty of Nursing-University of Indonesia (p < 0,05).
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Internet sebagai Sarana Pencarian Informasi Pembelajaran Pada Mahasiswa Keperawatan Efy Afifah
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 11 No 2 (2007): September
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v11i2.185

Abstract

AbstrakKemajuan teknologi komunikasi dan informasi sangat pesat dan menjangkau seluruh kehidupan manusia. Internet memberikan alternatif baru untuk menemukan dan mengindeks informasi. Di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (UI) semakin dirasakan manfaatnya oleh sivitas akademika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan internet sebagai sarana pencarian informasi yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran pada mahasiswa keperawatan Universitas Indonesia. Penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan Cross sectional ini dilakukan pada 425 mahasiswa, dengan pengolahan data menggunakan tes T independent. Hasil penelitian menunjukkan 100% responden sudah mengakses internet berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Sebagian besar responden (56%) menggunakan internet café sebagai tempat untuk mengakses informasi yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Sebagian besar responden (84,5%) dengan biaya kurang dari Rp 50.000,- setiap bulannya ada kecenderungan mengakses internet seminggu sekali (43,3%). Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang internet, dukungan keluarga, dukungan staf pengajar, biaya dalam mengakses, tempat mengakses internet dengan pemanfaatan internet sebagai sarana pencarian informasi (p<0,00). Sedangkan tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel dukungan teman sebaya dengan pemanfaatan internet (p>0,00). Pengembangan dan pemanfaatan infrastruktur internet kampus diperlukan sebagai salah satu persiapan untuk pengembangan kegiatan pembelajaran melalui internet di masa datang. AbstractThe development of information communication and technology increase significantly and reach almost all aspects in human life. Internet gives a new alternative and index information. The benefits of internet access had been strongly felt by academic civitas especially those who had less information access previously. The purpose of the study was to identify factors influencing the use of internet as means of searching information that were related to learning activity that support lectures for nursing students of University of Indonesia. The design of the study was descriptive explorative using cross sectional approach, with the number of samples were 425 respondents and using a T-independent test to analyze the data. The findings showed that all respondents (100%) had already internet access related to learning activities that support lectures. Majority of the respondents (56%) used café internet as a place to access information related to learning activities. Majority of the respondents (84,5%) spent less than Rp. 50.000,-each month and had the tendency to access internet once a week (43,3%). There were strong relationships between the knowledge about internet, family support, academic staff support, cost for access, place for the access with the use of internet as means of searching information that are related to learning activities that support variable with the use of internet. This research recommends to develop the faculty’s internet system and the infrastructure that supports it to prepare for the distance learning through internet in the future.
Gangguan Pola Tidur Pasien 2 – 11 Hari Pasca Operasi, Jakarta, 2001 Tuti Nuraini; Efy Afifah; Sri Sugiwati
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 7 No 1 (2003): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v7i1.125

Abstract

AbstrakPenelitian ini dilakukan untuk menggambarkan gangguan pola tidur pada pasien 2-11 hari pasca operasi dan tindakan yang telah dilakukan pasien agar dapat memenuhi kebutuhan tidurnya. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif eksploratif yang dilakukan pada 50 orang pasien dewasa awal dan menengah dengan 2–11 hari pasca operasi di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat gangguan pada pasien 2-11 hari pasca operasi dengan berbagai penyebab terjadinya gangguan tersebut. Berbagai cara telah mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan tidurnya. Setelah dianalisis, ternyata manajemen pola tidur yang mereka lakukan masih kurang tepat. Tentunya akan lebih baik bila perawat membantu pasien memenuhi kebutuhan tidurnya, seperti dengan mengajarkan teknik relaksasi, pijat punggung/ back rub, petunjuk imaginasi/ guided imagery, batuk efektif, pengaturan jadwal tindakan perawat, dan lain-lain.AbstractSleep Pattern Disturbances in Patients with 2-11 days post operative. The purpose of this research to describe sleep pattern disturbancesw patients with 2-11 days post operative and the interventions provided for patients to support their sleeping. The methodology used descriptive exploration to 50 adult patients (early and middle adult) were 2-11 days post operative in-patient wards, Cipto Mangunkusumo Hospital. The result revered that there is sleep pattern disturbances to patients with 2-11 days post operative with variety of etiology. Analysis of the data revealed that: management of care for sleep pattern disturbance were still inappropriate. Better, if nurse helps patients to support their sleeping with teach relaxation technique, backs rub, guided imagery, effective coughing, time management intervention of nursing, etc.
PERBANDINGAN EFEKTIFITAS ANTARA METODE PEMBELAJARAN PSIKOMOTOR DI LABORATORIUM DENGAN SUPERVISI DAN MANDIRI TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN KETERAMPILAN PSIKOMOTOR PADA MATA AJAR KEPERAWATAN DASAR Made Sumarwati; Imalia Dewi Asih; Efy Afifah
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 9 No 2 (2005): September
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v9i2.161

Abstract

AbstrakSaat ini metode pembelajaran psikomotor di laboratorium yang efektif sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektifitas metode pembelajaran psikomotor di laboratorium dengan supervisi dari pembimbing dan mandiri terhadap kemampuan mahasiswa dalam melakukan keterampilan mencuci tangan dan memakai sarung tangan steril serta melepaskannya. Penelitian ini menggunakan pretest-posttest with control group design, dengan jumlah sample 42 pada masingmasing group yang diperoleh melalui metode stratified random sampling. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji t dependen dan independen dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa pada kelompok yang belajar di bawah supervisi (kelompok kontrol) dan kelompok yang belajar secara mandiri (kelompok eksperimen) dapat melewati nilai batas lulus yang ditentukan pada kedua keterampilan. Tidak ada perbedaan yang bermakna pada kemampuan mahasiswa yang berada dikelompok kontrol dan kelompok eksperimen dalam mencuci tangan (t(82)=1,319, p=0,191), namun ditemukan perbedaan yang bermakna pada kemampuan mahasiswa yang berada di kelompok kontrol dan eksperimen dalam memakai sarung tangan steril dan melepaskannya (t(82)=2,927, p=0,004). Hasil ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran psikomotor di laboratorium secara mandiri dengan menggunakan media berupa video dan modul cukup efektif untuk digunakan, namun untuk memperoleh hasil yang optimal kualitas media yang digunakan harus ditingkatkan antara lain kualitas gambar dan kejelasan rasionalisasi tindakan. Abstract:It has been widely acknowledged that an effective and innovative teaching method for psychomotor skills at the laboratory was needed. This study was aimed at comparing the effectiveness between teaching method for psychomotor skills with supervision and without supervision from the teachers in assisting students to learn hand washing, donning sterile gloves and removing them. This study utilized a pretest-posttest with control group design. The sample involved 42 students for each group who were assigned by stratified random sampling method. Data analyses used the paired and two sample t test with α = 0,05. The result of the study showed that each student in there were able to achieve good marks for the skills. There was no difference significantly in the ability of the students in the group who learned with supervision (the control group) and the students who learned without supervision (the experiment group) to wash hand (t(82)=1,319, p=0,191). However, there was a significant difference in the ability of the students in the control and experiment group to don sterile gloves and remove them (t(82)=2,927, p=0,004). The result of the study asserted that the teaching method for psychomotor skills without supervision using the video cassette and module was effective. However, to achieve optimum result of learning the quality of the video cassette and the module should be increased.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENCARIAN PENGOBATAN PADA PRIA DENGAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)-HIV/AIDS DI JAKARTA, SURABAYA DAN MENADO TAHUN 2000 Efy Afifah
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 8 No 2 (2004): September
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v8i2.146

Abstract

AbstrakMasalah Penyakit Menular Seksual (PMS)-HIV/AIDS di Indonesia saat ini merupakan hal yang patut diwaspadai dan diantisipasi lebih dini, mengingat prevalensinya yang meningkat. Salah satu faktor yang berperan dalam penanggulangan PMS-HIV/AIDS adalah perilaku pencarian pengobatan yang masih rendah khususnya pada kelompok pria. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencarian pengobatan pada pria dengan PMS-HIV/AIDS di Jakarta, Surabaya, dan Menado. Rancangan penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi potong lintang (cross sectional), dengan pengolahan data menggunakan analisis regresi logistik ganda yang menggunakan data Behavioral Surveillance Survey PMS-HIV/AIDS tahun 2000. Jumlah sampel yang terlibat 624 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan 75,3% proporsi perilaku pencarian pengobatan kurang baik. Tidak ada hubungan yang bermakna antara umur, status perkawinan, sumber informasi dengan perilaku pencarian pengobatan. Variabel pengetahuan dan pendidikan berhubungan secara bermakna dengan perilaku pencarian pengobatan dan tidak ada interaksi antara pendidikan dan pengetahuan. Responden yang berpengetahuan kurang berpeluang 1,8 kali (95% CI: 1,1724-2,6442) melakukan pencarian pengobatan kurang baik dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan baik setelah dikontrol variabel pendidikan. Responden yang berpendidikan rendah berpeluang 1,7 kali (95% CI: 1,0236- 2,5805) melakukan pencarian pengobatan kurang baik dibandingkan responden yang berpendidikan tinggi setelah dikontrol variabel pengetahuan. Rekomendasi telah disampaikan pada pemerintah untuk menjadikan program tetap dan pengalokasian dana tidak hanya untuk pengobatan juga untuk pelayanan kesehatan dan konseling dan penelitian lebih lanjut untuk menggali lebih dalam alasan responden yang tidak melakukan pencarian pengobatan perlu pula untuk dilakukan. AbstractCurrenly, a sexual transmitted disease (STD)-HIV/AIDS in Indonesia, is an issue that every individual should concern and anticipate, this is because its prevalency increases. The strategic position of Indonesia is considered susceptible to the pandemy of HIV/ AIDS. One of the factors which play an important role in controlling the STD-HIV/AIDS is a low rate health seeking behavior among male subjects. The purpose of the study was to identify factors influencing to health seeking behaviour of male subjects with STD–HIV/AIDS in Jakarta, Surabaya, and Manado. The design of the study was descriptive explorative using cross sectional approach. A multiple logistic regression was used to analyse the secondary data from behavioral surveillance survey of STD–HIV/ AIDS in 2000. The number of sampel was 624 respondents. The findings showed that the proportion of male health seeking behaviour is low (75, 3% N= 624). There are no relationships between age, marital status, and information sources with the health seeking behaviour. The variables of education and knowledge have relationship with health seeking behaviour and there is no interaction between education and knowledge. Respondents with limited knowledge have the possibilities 1.8 times to have poor health seeking behaviour (95% CI: 1, 1725 – 2, 6442) compared to those who have sufficient knowledge after being controlled by the education variable. Respondents who have lower education have the possibilities of 1,7 times to have poor health seeking behaviour ( 95% CI: 1,00236 – 2,5805) compared to those who have higher education after being controlled by knowledge variable. Some recommendations were contributed to government to create the prevention program of STD–HIV/AIDS as an annual program and to allocate fund which is not only for medication but also for the health and counseling services. Further study needs to be done to explore more detailed explanations why respondents do not seek for health care.
KARAKTERISTIK PERAWAT DAN PERILAKU KESELAMATAN KERJA PERAWAT di RSUD DEPOK Zifriyanthi Minanda Putri; Hanny Handayani; Efy Afifah
Ners Jurnal Keperawatan Vol 8, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/njk.8.2.%p.2012

Abstract

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan dapat menjadi tempat yang berbahaya dan berisiko tinggi untuk keselamatan kerja. Tenaga keperawatan yang bekerja secara berkesinambungan memberikan pelayanan keperawatan di rumah sakit secara terus menerus selama 24 jam setiap hari berisiko mengalami penyakit dan kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan karakteristik perawat dengan perilaku keselamatan kerja perawat. Desain penelitian ini adalah deskriptif  dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara karakteristik perawat meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, dan pelatihan dengan perilaku keselamatan kerja perawat. Rumah sakit diharapkan memberikan  kesempatan yang lebih luas kepada perawat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi  serta menyelenggarakan  sosialisasi dan pelatihan secara berkala terkait keselamatan kerja perawat dalam upaya meningkatkan perilaku keselamatan kerja perawat.
KARAKTERISTIK PERAWAT DAN PERILAKU KESELAMATAN KERJA PERAWAT di RSUD DEPOK Zifriyanthi Minanda Putri; Hanny Handayani; Efy Afifah
Ners Jurnal Keperawatan Vol 8, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/njk.8.2.%p.2012

Abstract

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan dapat menjadi tempat yang berbahaya dan berisiko tinggi untuk keselamatan kerja. Tenaga keperawatan yang bekerja secara berkesinambungan memberikan pelayanan keperawatan di rumah sakit secara terus menerus selama 24 jam setiap hari berisiko mengalami penyakit dan kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan karakteristik perawat dengan perilaku keselamatan kerja perawat. Desain penelitian ini adalah deskriptif  dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara karakteristik perawat meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, dan pelatihan dengan perilaku keselamatan kerja perawat. Rumah sakit diharapkan memberikan  kesempatan yang lebih luas kepada perawat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi  serta menyelenggarakan  sosialisasi dan pelatihan secara berkala terkait keselamatan kerja perawat dalam upaya meningkatkan perilaku keselamatan kerja perawat.
KARAKTERISTIK PERAWAT DAN PERILAKU KESELAMATAN KERJA PERAWAT DI RSUD DEPOK Zifriyanthi Minanda Putri; Hanny Handiyani; Efy Afifah
Ners Jurnal Keperawatan Vol 12, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.56 KB) | DOI: 10.25077/njk.12.1.67-75.2016

Abstract

Abstract Hospital as a health care facility can be a dangerous place and a high risk to safety. Nursing personel who work continuously provide nursing care in hospital continuously for 24 hours every day at risk of illness and accidents. This study aims to identify the characteristics of the relationship of nurses with nurses work safety behavior. This study was a descriptive cross sectional approach. The results showed no association between nurse characteristics include age, gender, education, employment, and training with the nurses work safety behavior. The hospital is expected to provide wider opportunities for nurses to continue their education to a higher level, and organizes regular socialization and training related to safety of nurses in improving the safety behavior of nurses. Keywords      : Characteristics, Nurses, Work safety behavior Abstrak Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan dapat menjadi tempat yang berbahaya dan berisiko tinggi untuk keselamatan kerja. Tenaga keperawatan yang bekerja secara berkesinambungan memberikan pelayanan keperawatan di rumah sakit secara terus menerus selama 24 jam setiap hari berisiko mengalami penyakit dan kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan karakteristik perawat dengan perilaku keselamatan kerja perawat. Desain penelitian ini adalah deskriptif  dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara karakteristik perawat meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, dan pelatihan dengan perilaku keselamatan kerja perawat. Rumah sakit diharapkan memberikan  kesempatan yang lebih luas kepada perawat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi  serta menyelenggarakan  sosialisasi dan pelatihan secara berkala terkait keselamatan kerja perawat dalam upaya meningkatkan perilaku keselamatan kerja perawat. Kata Kunci         :              Karakteristik, Perawat., Perilaku keselamatan kerja