Abdul Muhith
STIKes Majapahit Mojokerto

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Family’s Economic Level and Culture Correlate with Nutritional Status of Children Under Five Years Abdul Muhith; Nursalam Nursalam; Lutfi Ana Wulandari
Jurnal Ners Vol. 9 No. 1 (2014): April 2014
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.115 KB) | DOI: 10.20473/jn.v9i1.3279

Abstract

Introduction: Nutrition is an important thing for human life. Variety in family’s economic level and culture have effect on family’s eating habit. Family with higher economic status have big opportunity to met under fi ve year’s nutrition. Cultural diversity on each family has an impact on the difference of raw food selection, processing methods, and presentation of food. The purpose of this study was to determine the correlation between family’s economic level and culture with nutritional status of children under fi ve year.Methods: Research design was observational analytic with cross sectional approach. The population were mother and their children under fi ve years at Desa Jatigono Kunir, Kabupaten Lumajang. Sampel were 184 respondents, taken by using cluster sampling. Independent variables were family’s economic level and culture. Dependent variable was nutritional status of children under fi ve years. Data were collected by using questionnaire and observational sheet. Then, data were analyzed by using Spearman Rho Test with α<0.05.Results: The results showed that 140 (76.1%) respondents have low economic level, 105 (57.1%) respondents have negative culture in children’s nutrition, and 89 (48%) respondents have good nutritional status. The result of Spearman-rho test showed that family’s economic level (p=0.000) and culture (0.019) have correlated with nutritional status of children under five years.Conclusion: It can be concluded that family’s economic level and culture have correlated with nutritional status of children under fi ve years. Nurses should develop health education and counseling to improve family’s knowledge about nutrition, so children will have good nutritional status.
MEKANISME KOPING KELUARGA YANG MEMILIKI ANAK RETARDASI MENTAL: MEKANISME KOPING KELUARGA YANG MEMILIKI ANAK RETARDASI MENTAL Abdul muhith; Veryudha eka; Lasiyati Yuswo Yani; Tria Wahyuningrum; andita andita; Tatik s
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 12 No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Science)
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.343 KB) | DOI: 10.33086/jhs.v12i1.819

Abstract

Tanggapan negative masyarakat tentang anak retardasi mental menimbulkan berbagai reaksi pada orang tua mereka ,seperti ada orang tua yang mengucilkan anaknya atau tidak mau mengakui anak yang mengalami retardasi mental. Disisi lain, ada pula orang tua yang berusaha memberikan perhatian lebih dan memberikan yang terbaik kepada anaknya.Mekanisme koping keluarga merupakan cara penyesuaian diri yang digunakan oleh keluarga untuk menghadapi perubahan yang diterima.Tujuan penelitian adalah Menganalisis Mekanisme Koping Keluarga yang memiliki anak Retardasi Mental di Pendidikan Khusus Negeri Seduri kecamatan Mojosari kabupaten mojokerto.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif.Populasinya seluruh orang tua yang memiliki anak retardasi mental di Pendidikan Khusus Negeri Seduri Mojosari Kabupaten Mojokerto sebanyak 62 orang tua.Sampel sebanyak 62 orang yang diambil dengan total sampling.Variabel pada penelitian ini adalah mekanisme koping keluarga yang memiliki anak retardasimental.Data di ambil dengan menggunakan kuisioner.Hasil penelitian terhadap 62 responden diperoleh data bahwa sebagian besar responden melaksanakan mekanisme koping adaptif yaitu sebanyak 49 responden (79%) sedangkan responden yang melaksanakan mekanisme koping mal adaptif hanya 13 responden (21%). Tanggapan negative masyarakat tentang anak retardasi mental menimbulkan berbagai reaksi pada orang tua mereka ,seperti ada orang tua yang mengucilkan anaknya atau tidak mau mengakui anak yang mengalami retardasi mental. Disisi lain, ada pula orang tua yang berusaha memberikan perhatian lebih dan memberikan yang terbaik kepada anaknya.Mekanisme koping keluarga merupakan cara penyesuaian diri yang digunakan oleh keluarga untuk menghadapi perubahan yang diterima.Tujuan penelitian adalah Menganalisis Mekanisme Koping Keluarga yang memiliki anak Retardasi Mental di Pendidikan Khusus Negeri Seduri kecamatan Mojosari kabupaten mojokerto.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif.Populasinya seluruh orang tua yang memiliki anak retardasi mental di Pendidikan Khusus Negeri Seduri Mojosari Kabupaten Mojokerto sebanyak 62 orang tua.Sampel sebanyak 62 orang yang diambil dengan total sampling.Variabel pada penelitian ini adalah mekanisme koping keluarga yang memiliki anak retardasimental.Data di ambil dengan menggunakan kuisioner.Hasil penelitian terhadap 62 responden diperoleh data bahwa sebagian besar responden melaksanakan mekanisme koping adaptif yaitu sebanyak 49 responden (79%) sedangkan responden yang melaksanakan mekanisme koping mal adaptif hanya 13 responden (21%).