Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERAWATAN DIRI (SELF CARE) PASIEN DENGAN STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG RAWAT INAP RS ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH TAHUN 2018 Naziyah Naziyah; Toto Suharyanto; Intan Aydha Pratiwi
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Nasional Vol 1, No 1 (2019): Volume 1 Nomor 1 Tahun 2019
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.986 KB)

Abstract

Pravalensi penyakit stroke di Indonesia telah menempati peringkat 1 di dunia sebagai penyebab terbanyakkematian serta kecacatan pasca stroke. Di RS Islam Jakarta Cempaka Putih terdapat prevalensi strokesebesar 263 orang dalam jangka 1 tahun terakhir. Kecacatan pascastroke berdampak terhadapketergantungan perawatan diri (self care) pasien, dibutuhkan peran keluarga dalam membantu self carepasien. Dukungan keluarga terdiri dari dukungan emosional, dukungan nyata dan dukungan informasional.Dukungan keluarga berhubungan dengan tingkat ketergantungan pasien paerawatan diri pasien stroke.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan self care pasien stroke nonhemoragik (SNH) di ruang rawat inap RS Islam Jakarta Cempaka Putih. Penelitian survei analitik inimenggunakan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian berjumlah 14 orang pasien stroke nonhemoragik dengan teknik total sampling. Instrument penelitian terdiri kuesioner dukungan keluarga danindeks Barthell. Kuesioner ini telah diuji validitas dan reliabilitas dengan nilai koefisien Cronbach’s alpha0,936. Data dianalisis menggunakan descriptive statistic yaitu chi-square untuk mengetahui hubunganantara dua variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antar variabeldukungan keluarga dengan self care sebesar 0,008 (p < 0,05). Diharapkan perawat dapat lebihmeningkatkan peran dukungan keluaraga untuk meningkatkan perawatan diri (self care) pasien stroke nonhemoragik.Kata kunci : Stroke non hemoragik, Dukungan keluarga, Perawatan diri (self care)
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TERHADAP MINAT MELAKUKAN IVA TEST DI PUSKESMAS KECAMATAN JATINEGARA Triana Indrayani; Naziyah Naziyah; Rahmawati Rahmawati
JURNAL AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA Vol 4, No 2 (2018): JAKHKJ September 2018
Publisher : Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.114 KB)

Abstract

Latar Belakang : Kanker serviks merupakan penyebab 7,5% kematian wanita di dunia. Jumlah kasus kanker serviks di DKI Jakarta mencapai 5919 kasus dengan cakupan IVA positif tertinggi di Puskesmas Kecamatan Jatinegara sebanyak 186 (10,96%). Tingginya kasus kanker serviks disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan juga kesadaran untuk melakukan deteksi dini seperti pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) sehingga kanker serviks baru ditemukan pada stadium lanjut.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap wanita usia subur terhadap minat melakukan IVA di Puskesmas JatinegaraMetodologi: penelitian ini menggunakan pendekatancross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik random samplingdengan jumlah sampel 62 wanita usia subur di Puskesmas Kecamatan Jatinegara yang sudah menikah. Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Kecamatan Jatinegara menggunakan kuisioner.Hasil Penelitian: 39 responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 28 responden (21,4 %) yang memiliki minat IVA tinggi p-value = 0,001 (p < α 0,05), dari 41 responden yang memiliki sikap positif sebanyak 27 responden (22,5 %) yang memiliki minat IVA tinggi p-value = 0,030 (p < α 0,05) .Kesimpulan dan Saran: Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap wanita usia subur terhadap minat melakukan IVA. Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan minat melakukan IVA pada wanita usia subur yang sebelumnya rendah menjadi tinggi, misalnya dengan memberikan sosialisasi tentang pentingnya pemeriksaan IVA.
Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Melur Dewasa RSUD. Ferdinand L. Tobing Kota Sibolga Natalia Dermawan Simamora; Naziyah Naziyah; Andi Mayasari Usman
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 2, No 3 (2022): Volume 2 Nomor 3 (2022)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.453 KB) | DOI: 10.33024/mahesa.v2i3.6098

Abstract

ABSTRACT Nursing is a profession that is focused on caring for individual families and communities in restoring their health. This study aims to determine the relationship of nurse therapeutic communication with patient satisfaction in the adult Melur inpatient room at Ferdinand L Tobing Sibolga Hospital. The research design used is descriptive correlative with a cross-sectional approach. The sample in this study amounted to 88 people using the solving formula. The sampling technique used was random sampling. The data were analyzed using the Spartan rank test to determine the relationship between variables. The results of this study indicate that there is a relationship between nurse therapeutic communication and patient satisfaction (p = 0.003). From the research results, the majority of therapeutic communication is still lacking, patient satisfaction is still low and there is a relationship between nurse therapeutic communication and patient satisfaction.  Keywords: Patient Satisfaction, Therapeutic Communication, Nursing ABSTRAK Perawat merupakan profesi yang difokuskan pada perawatan individu keluarga dan masyarakat dalam memulihkan kesehatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap Melur dewasa RSUD Ferdinand L Tobing Sibolga. Desain Penelitian ini menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional . Sampel pada penelitian ini berjumlah 88 orang menggunakan rumus slovin. Tehnik pengambilan sampel menggunakan random sampling. Data dianalisis menggunakan uji rank sparman untuk mengetahui hubungan antar variable. Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan  komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien (p= 0,003 ). Dari hasil penelitian mayoritas komunikasi terapeutiknya masih kurang, dan kepuasan pasien masih rendah serta terdapat hubungan antara  komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien. Kata kunci: Kepuasan Pasien, Komunikasi Terapeutik, Perawat
PENGARUH EDUKASI TENTANG PERAWATAN MUKOSITIS ORAL TERHADAP PENGETAHUAN KELUARGA PASIEN YANG MEMPUNYAI ANAK DENGAN KANKER DI YAYASAN AMARYLLIS KIRANA TANGERANG Naziyah Naziyah; Susanti Widiastuti
Malahayati Nursing Journal Volume 2 Nomor 3 Tahun 2020
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.279 KB) | DOI: 10.33024/manuju.v2i3.2877

Abstract

Pendahuluan: Kejadian mukositis oral grade 3-4 ditemukan pada sekitar 85% pasien kanker. Tingginya angka kejadian mukositis oral akan menghambat proses perawatan dan kesembuhan anak usia 6-12 tahun dengan kanker. Upaya mengatasi masalah yang timbul pada anak difokuskan pada intervensi keperawatan Family Centered Care. Namun, kurangnya pengetahuan keluarga tentang perawatan mukositis oral pada anak dengan kanker maka tindakan yang dapat diberikan dengan cara pemberian edukasi.Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh edukasi tentang perawatan mukositis oral terhadap keluarga pasien yang mempunyai anak dengan kankerMetode: Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental  menggunakan rancangan one group pre-post test design. Sampel berjumlah 34 responden mengggunakan teknik pengambilan sampel  purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan uji validitas Korelasi Pearson dengan hasil r hitung > r tabel (14 responden) = 0,532 dan nilai uji reliabilitas Cronbach Coefficient Alpha 0,912.Hasil Penelitian: Nilai rata-rata pengetahuan keluarga pasien yang mempunyai anak dengan kanker sebelum dilakukan edukasi sebesar 10,5882 dan sesudah dilakukan edukasi menjadi sebesar 19,0294 terjadi peningkatan sebesar 8,4412. Hasil analisis statistik paired T-test didapatkan p-value yaitu 0,000< α (0,05).Kesimpulan dan Saran : Ada Pengaruh tentang edukasi perawatan mukositis oral terhadap keluarga pasien yang mempunyai anak dengan kanker dengan nilai p value 0,000 < α (0,05). Disarankan peran keluarga menerapkannya di lingkungan rumah terhadap pemeliharaan dan meningkatan perawatan mukositis oral pada
Hubungan Teknik Perawatan Luka Modern Dressing Terhadap Tingkat Kepuasan Pada Pasien Ulkus Diabetikum Di Wocare Centre Kota Bogor Jawa Barat Naziyah Naziyah; Toto Suharyanto; Syifa Fauziyah
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 6 (2022): Volume 4 Nomor 6 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.571 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i6.6271

Abstract

ABSTRACT The prevalence of Diabetes Mellitus (DM) is increasing every year, including in Indonesia. The higher the prevalence, the higher the DM complications. One of the complications that occur is diabetic ulcers. The modern dressing is one of the efforts in the management of diabetic ulcers, with wound care being able to provide patient satisfaction levels. This study aims to examine the relationship between modern wound dressing techniques and the satisfaction level of diabetic ulcer patients. This study used a cross-sectional sampling technique, namely the total sampling of data obtained by using a questionnaire sheet. Data were analyzed using a non-parametric test, namely the chi-square test to see the relationship between modern wound dressing and satisfaction levels. The results showed that the results of wound care with modern dressings were in the poor category (46.7%), good (53.3%) and the level of satisfaction was good (23.3%), very good (18%), and very good. once (6.7%), and extraordinarily good (10%). That there is a relationship between wound care techniques and modern dressings with the level of patient satisfaction with a p-value of 0.034 (p <0.05). There is a significant relationship between modern wound care techniques and patient satisfaction levels at the Wocare Clinic, Bogor, West Java. It is hoped that the clinic will monitor modern make-up by nurses so that patients feel extraordinary satisfaction.  Keywords: Diabetes Mellitus, Diabetic Ulcer, Modern Dressing, Patient Satisfaction ABSTRAK Prevalensi penyakit Diabetes Mellitus (DM) semakin meningkat disetiap tahunnya termasuk juga di Indonesia. Semakin tinggi prevalensinya maka semakin tinggi pula komplikasi DM. Salah satu komplikasi yang terjadi ialah ulkus diabetikum. Modern dressing adalah salah satu upaya dari penatalaksanaan ulkus diabetikum, dengan dilakukannya perawatan luka mampu memberikan tingkat kepuasan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara teknik perawatan luka modern dressing dengan tingkat kepuasan pada pasien ulkus diabetikum. Penelitian ini menggunakan Cross sectional dengan menggunakan teknik sampling yaitu total sampling data diperoleh dengan menggunnakan lembar kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan uji non parametrik yaitu uji chi-square untuk melihat hubungan antara perawatan luka modern dressing dengan tingkat kepuasan. Hasil penelitian menunjukkan hasil perawatan luka dengan modern dressing dengan kategori kurang baik (46,7%), baik (53,3%) dan tingkat kepuasan baik (23,3%), sangat baik (18%), sangat baik sekali (6,7%), dan luar biasa baik (10%). Ada hubungan antara teknik perawatan luka dengan modern dressing dengan tingkat kepuasan pasien P value sebesar 0,034 (p<0,05). Ada hubungan yang signifikan antara teknik perawatan luka modern dressing terhadap tingkat kepuasan pasien di Klinik Wocare Centre, Bogor, Jawa Barat. Diharapkan pihak klinik melakukan monitoring modern dressing oleh perawat agar pasien merasakan tingkat kepuasan luar biasa. Kata Kunci: Diabetes Mellitus, Ulkus Diabetikum, Modern dressing,                     Kepuasan pasien
Efektifitas Cadexomer Iodine Dan Zinc Cream Terhadap Penyembuhan Luka Kaki Diabetik Di Klinik Wocare Center Bogor Rizki Hidayat; Naziyah Naziyah; Adinda Zahra Alifa
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 7 (2022): Volume 4 Nomor 7 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.495 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i7.6281

Abstract

ABSTRACT Nurses have an important role in treating foot wounds by performing foot care, checking feet every day, maintaining humidity, and using appropriate footwear for diabetic foot ulcer patients. What is the effectiveness of cadexomer iodine and zinc cream on the healing of diabetic foot wounds at the Wocare Center Bogor clinic. To examine the effect of cadexomer iodine and zinc cream on wound healing in patients with a diabetic foot ulcer. The research is in the form of a quasi-experimental approach with a pre- post-test design, namely in this design, initial observations were made through a pretest, then an intervention is given, followed by a post-test. The technique for conducting the sample in this study was a total sampling technique with a total of 20 respondents. The research instrument used the BWAT observation sheet. The statistical test used in this study used a paired t-test. The results showed that the mean of BWAT observation score for the pretest was 37.80 and the posttest was 28.80. The results of the study show that there is a difference in the BWAT pretest and posttest observation scores with a p-value of 0.000. Decreasing the score of the BWAT observation sheet in all patients after using cadexomer iodine and zinc cream. Cadexomer iodine and zinc cream are effective for treating diabetic foot wounds at the Wocare Center Clinic, Bogor. Patients with diabetic foot wounds are expected to use this dressing as an effort in the treatment process, especially in the healing of diabetic foot wounds. Keywords: Cadexomer Iodine, Zinc Cream, BWAT, Diabetic Foot Wound ABSTRAK Perawat mempunyai peran yang penting dalam melakukan perawatan luka dan merawat pasien dengan cara melakukan perawatan kaki, inspeksi kaki setiap hari, menjaga kelembapan, menggunakan alas kaki yang sesuai pada pasien luka kaki diabetik. Bagaimana efektifitas dari cadexomer iodine dan zinc cream terhadap penyembuhan luka kronik luka kaki diabetik di klinik Woocare Bogor. Tujuan untuk mengetahui bagaimana efektifitas dari penggunaan cadexomer iodine dan zinc cream pada luka kaki diabetik. Penelitian berbentuk quasi eksperimen dengan pendekatan pretest – posttest design yaitu dalam desain ini dilakukan observasi awal melalui pretest, kemudian diberi tindakan atau intervensi, setelah itu dilanjut dengan memberikan posttest. Tenik dalam melakukan sampel dalam penelitian ini dengan teknik total sampling dengan jumlah 20 responden. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar observasi BWAT. Uji statistik yang digunakan adalah univariat dan bivariat menggunakan paired t-test. Hasil penelitian diperoleh rata-rata skor observasi BWAT pretest sebesar 37,80 ± 5,73 dan posttest sebesar 28,80 ± 5,66. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan skor observasi BWAT pretest dan posttest dengan nilai p-value sebesar 0,000. Terjadi penurunan skor lembar observasi BWAT pada semua pasien setelah menggunakan cadexomer iodine dan zinc cream. Cadexomer iodine dan zinc cream efektif sebagai perawatan luka kaki diabetik di Klinik Wocare Center Bogor. Penderita luka kaki diabetik diharapkan dapat menggunakan cadexomer iodine dan zinc cream sebagai salah satu upaya dalam proses pengobatan terutama penyembuhan luka kaki diabetik. Kata Kunci: Cadexomer Iodine, Zinc Cream, BWAT, Luka Kaki Diabetik
Hubungan Tingkat Ketergantungan Activity Of Daily Living (ADL) Terhadap Depresi Pada Pasien Post Stroke Di RSUD Kabupaten Bekasi Nenden Riffa Mardiani; Naziyah Naziyah; Rizki Hidayat
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 4 (2022): Volume 4 Nomor 4 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.546 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i4.6089

Abstract

ABSTRACT The high prevalence of stroke is a trigger for death and a trigger for disability globally, including Indonesia. Hemiparesis arising from impaired brain function can limit the patient's independence to carry out activities of daily living (ADL) such as eating, drinking, bathing and changing clothes, thus requiring the help of others. Facing poor mobility can lead to post-stroke depression. To determine the relationship between activity of daily living (ADL) dependence on depression in post-stroke patients. This research uses a descriptive correlation method with a cross sectional approach. The sample in this study amounted to 61 respondents of post-stroke patients in Bekasi District Hospital. The sampling technique used was purposive sampling. The research instrument consisted of a Barthel Index and Depression Anxiety Stress Scales (DASS 42) questionnaire. This questionnaire is a standard questionnaire that has been tested for validity and reliability. The data were analyzed using the Spearman rank test to determine the relationship between dependence of activity of daily living (ADL) on depression. There is a relationship between the level of dependence of activity of daily living (ADL) on depression with a p value of 0.000 < (0.05) with an r value of 0.824. There is a relationship between the level of dependence of activity of daily living (ADL) on depression in post-stroke patients at the Bekasi District Hospital. The higher the level of dependence on activity of daily living (ADL), the higher the level of depression. Keywords : Post Stroke, Activity of daily living (ADL), Depression ABSTRAK Prevalensi penyakit stroke yang masih tinggi menjadi pemicu kematian dan pemicu kecacatan secara global termasuk Indonesia. Hemiparesis yang timbul akibat gangguan fungsi otak dapat membatasi kemandirian pasien untuk melakukan activity of daily living (ADL) seperti makan, minum, mandi dan berganti pakaian, sehingga membutuhkan bantuan orang lain. Menghadapi mobilitas yang buruk dapat menimbulkan terjadi depresi post stroke. Tujuan untuk mengetahui hubungan tingkat ketergantungan activity of daily living (ADL) terhadap depresi pada pasien post stroke. Penelitian menggunakan jenis metode deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 61 responden pasien post stroke di RSUD Kabupaten Bekasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian terdiri dari kuesioner Indeks Barthel dan Depression Anxiety Stress Scales (DASS 42). Kuesioner ini merupakan kuesioner baku yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data dianalisis menggunakan uji spearman rank untuk mengetahui hubungan tingkat ketergantungan activity of daily living (ADL) terhadap depresi. Adanya hubungan tingkat ketergantungan activity of daily living (ADL) terhadap depresi dengan nilai p value 0,000 < α (0,05) dengan nilai r hitung 0,824. Ada hubungan antara tingkat ketergantungan activity of daily living (ADL) terhadap depresi pada pasien post stroke di RSUD Kabupaten Bekasi. Kata kunci: Post Stroke, Activity of daily living (ADL), Depresi
Analisis Kejadian Covid-19 Pada Remaja Penyintas Berdasarkan Identitas Diri dan Dukungan Sosial di Rumah Sakit Siloam Semanggi Jakarta Naziyah Naziyah; Andi Julia Rifiana; Hilda Mariyana
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 2 (2022): Volume 4 Nomor 2 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.575 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i2.5890

Abstract

ABSTRACT: ANALYSIS OF THE EVENT OF COVID-19 IN ADOLESCENT SURVIVAL IN SILOAM SEMANGGI HOSPITAL JAKARTA Background: The World Health Organization (WHO) announced a case of pneumonia that occurred in Wuhan China in December 2019. Pneumonia cases occurred caused by the latest coronavirus named COVID-19 which means coronavirus disease 2019. Coronavirus is a pandemic disease which means that this deadly virus is spreading beyond prevention efforts in most countries in the world. By studying Health data from more than 230,000 patients who recovered from COVID-19, researchers found 34% of survivors were diagnosed with neurological or mental problems within 6 months. Within 3 months of testing positive for COVID-19, one in five people who have recovered will be diagnosed with anxiety, depression, and insomnia. Moreover, there is a negative stigma and lack of social support that causes low self-esteem and loss of self-identity. And our findings show that possibility for adolescents.Purpose: This study aims to determine the relationship between Self-Identity in Adolescent Survivors and Social Support in Adolescent Survivors.Method: This study uses a descriptive correlation design with an approach cross-sectional. The time of study was carried out from 25 November to 13 December 2021. Sampling technique using the method purposive sampling technique. Data were collected by distributing questionnaires Marcia-Erickson Self-Identity and Sarason’s Social Support questionnaires to 92 respondents. The statistical test uses the test Chi-square.Results: The results of this study found that the adolescent survivors who had a good self-identity 88 respondents by percentage (80,9%). Obtained with p-value (0.000) (p,0,05).Conclusions: There is a relationship between self-identity in adolescent survivors and social support in adolescent survivors. Keywords: Covid-19, Self Identity, Social Support       INTISARI: ANALISIS KEJADIAN COVID-19 PADA REMAJA PENYINTAS BERDASARKAN IDENTITAS DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DI RS SILOAM SEMANGGI JAKARTA Latar Belakang: World Health Organization (WHO) mengumumkan kasus Pneumonia yang terjadi di Wuhan Tiongkok pada Desember 2019. Kasus pneumonia terjadi disebabkan oleh virus corona terbaru yang bernama COVID-19 berarti coronavirus disease 2019. Virus Corona sebagai penyakit pandemi yang berarti virus yang mematikan ini menyebar di luar upaya pencegahan di sebagian besar negara di dunia. Dengan mempelajari data Kesehatan dari lebih 230 ribu pasien yang sembuh dari covid19,para peneliti menemukan 34% dari para penyintas didiagnosa mengalami masalah neurologis atau mental dalam tempo 6 bulan. Dalam 3 bulan setelah dites positif Covid19, satu dari lima orang yang dinyatakan sembuh didiagnosa mengalami kecemasan,depresi dan insomnia. Terlebih alih-alih terdapat stigma negative dan kurangnya dukungan social yang menyebabkan rendah diri dan kehilangan identitas diri. Dan temuan kami menunjukkan kemungkinan itu terhadap Remaja.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Identitas Diri pada Remaja Penyintas dan Dukungan Sosial pada Remaja Penyintas.Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Waktu penelitian dilaksanakan 25 November – 13 Desember 2021.Teknik Sampling dengan menggunakan metode purposive sampling.Data yang dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner Identitas Diri Marcia (Erickson) dan kuisioner Dukungan Sosial Sarasons kepada responden yang berjumlah 92 responden. Uji statistik menggunakan uji Chi-square.Hasil: Hasil penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan signifikan antara variable identitas diri dan dukungan sosial yaitu penyintas covid-19 remaja mempunyai identitas diri baik sebanyak 88 responden dengan persentase (80,9%). Diperoleh dengan hasil p-value (0,000) (p,0,05).Kesimpulan: Terdapat hubungan anatara identitas diri dan dukungan sosial remaja penyintas Covid-19. Kata kunci: Covid-19, Identitas Diri, Dukungan Sosial.
Hubungan Perilaku Pola Makan Terhadap Kejadian Sindrome Dispepsia Pada Mahasiswa Keperawatan Angkatan 2018 Universitas Nasional Naziyah Naziyah; Rizki Hidayat; Fachrian Rizki Nugroho
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 1 (2022): Volume 4 Nomor 1 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.331 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i1.5733

Abstract

ABSTRACT :  BEHAVIORAL RELATIONSHIP OF DIETARY TO THE INCIDENCE OF DYSPEPSIA SYNDROME IN NURSING STUDENTS FROM THE 2018 NATIONAL UNIVERSITY Introduction  : Dyspepsia is a term used in a syndrome or a collection of symptoms of discomfort in the form of pain or burning in the epigastrium, early satiety, bloating in the upper gastrointestinal tract, feeling full after eating, nausea, vomiting, and belching in the upper abdomen. . This eating pattern is closely related to activity or eating habits. The diet consists of: frequency of eating, type of food and portion or amount of food.Purpose : This study aims to determine the relationship between eating pattern behavior and the incidence of dyspepsia syndrome in nursing students from the 2018 National University.Method : This study uses a descriptive correlation design with aapproach cross sectional. The time of the study was carried out on 14 - 27 December 2021. Sampling technique using themethod Accidental Sampling.Data were collected by distributing questionnaires on eating behavior and dyspepsia syndrome questionnaires to 83 respondents. The statistical test uses thetest Chi-square.Results : The results of this study found that the nursing students who had a regular diet with positive dyspepsia syndrome were 64 respondents with a percentage (77.1%). Obtained with p-value (0.574).Conclusions : There is no relationship between dietary behavior and the incidence of dyspepsia syndrome in nursing students class 2018 at the National University.  Keywords: Behavior, Eating patterns, Dyspepsia syndrome.   INTISARI: HIUBUNGAN PERILAKU POLA MAKAN TERHADAP KEJADIAN SINDROME DISPEPSIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN ANGKATAN 2018 UNIVERSITAS NASIONAL Latar Belakang : Dispepsia merupakan istilah yang digunakan dalam suatu sindrom atau kumpulan gejala rasa tidak nyaman berupa nyeri atau rasa terbakar pada epigastrium, cepat kenyang, kembung pada saluran cerna bagian atas, rasa penuh setelah makan, mual, muntah, dan sendawa pada perut bagian atas. Pola makan ini erat kaitannya dengan aktivitas atau kebiasaan makan. Pola makan terdiri dari: frekuensi makan, jenis makanan dan porsi atau jumlah makanan.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Perilaku Pola Makan Terhadap Kejadian Sindrome Dispepsia Pada Mahasiswa Keperawatan Angkatan 2018 Universitas Nasional.Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Waktu penelitian dilaksanakan 14 - 27 Desember 2021.Teknik Sampling dengan menggunakan metode Accidental sampling.Data yang dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner perilaku pola makan dan kuesioner sindrome dispepsia kepada responden yang berjumlah 83 responden. Uji statistik menggunsksn uji Chi-square.Hasil  : Hasil penelitian ini didapatkan bahwa mahasiswa keperawatan yang memiliki pola makan yang teratur dengan postif sindrome dispepsia sebanyak 64 responden dengan persentase (77,1%). Diperoleh dengan hasil p-value (0,574).Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan anatara perilaku pola makan dan kejadian sindrome dispepsia pada mahasiswa keperawatan angkatan 2018 Universitas Nasional. Diharapkan untuk selalu menjaga perilaku pola makan yang teratur agar tidak menyebabkan kejadian sindrome dispepsia. Kata kunci : Perilaku, Pola makan, Sindrome Dispepsia.
Hubungan Motivasi Dan Persepsi Diri Dengan Perilaku Pencegahan Sekunder Faktor Risiko Pasien Jantung Koroner Pinta Amalia; Naziyah Naziyah; Rizki Hidayat
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 4 (2022): Volume 4 Nomor 4 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.71 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i4.6070

Abstract

ABSTRACTThe prevalence of coronary heart disease in Indonesia is still very high and is still the highest cause of death for cardiovascular disease. Both primary and secondary prevention efforts are needed to control these risk factors for coronary heart disease. To determine the relationship between motivation and self-perception with risk factor secondary prevention behavior in coronary heart disease patients. This study is a descriptive correlation using a cross-sectional approach with a total sample of 62 patients with coronary heart disease. The sample collection method is purposive sampling. The research instrument consisted of a questionnaire about motivation, self-perception, and secondary prevention behavior of coronary heart disease risk factors. Data analysis in this study used the Spearman Rank test with a p-value of 0.000 <0.05. There is a relationship between motivation and prevention behavior (0.000 < 0.05) with an p-value of 0.509. And there is a relationship between self-perception and prevention behavior (0.000 < 0.05) with an p-value of 0.445. There is a relationship between motivation and self-perception with risk factor secondary prevention behavior in coronary heart disease patients. Keywords: Coronary Heart Disease, Motivation, Perception, and Secondary Prevention Behavior ABSTRAKPrevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia masih sangat tinggi dan masih menjadi penyebab kematian tertinggi untuk penyakit kardiovaskular. Diperlukan upaya pencegahan baik primer maupun sekunder untuk pengendalian faktor risiko penyakit jantung koroner tersebut. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan motivasi dan persepsi diri dengan perilaku pencegahan sekunder faktor risiko pada pasien penyakit jantung koroner. Penelitian ini adalah  descriptive correlation menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel responden 62 pasien penyakit jantung koroner. Metode pengumpulan sampel purposive sampling. Instrumen penelitian terdiri dari kuisioner tentang motivasi, persepsi diri dan perilaku pencegahan sekunder faktor risiko penyakit jantung koroner. Analisa data pada penelitian ini menggunakan Uji Spearman Rank dengan nilai p-value 0,000 < 0,05. Ada hubungan antara motivasi dengan perilaku pencegahan (0,000< 0,05) dengan nilai r hitung 0,509. Dan ada hubungan antara persepsi diri dengan perilaku pencegahan (0,000< 0,05) dengan nilai r hitung 0,445. Ada hubungan motivasi dan persepsi diri dengan perilaku pencegahan sekunder faktor risiko pada pasien penyakit jantung koroner. Kata kunci: Penyakit Jantung Koroner, Motivasi, Persepsi, dan Perilaku Pencegahan Sekunder