Articles
Analisis Gender pada Keluarga Petani Padi dan Hortikultura di Daerah Pinggiran Perkotaan
Budi Kusumo, Rani Andriani;
Sunarti, Euis;
Pranadji, Diah K
Padjadjaran Journal of Population Studies Vol 10, No 1 (2008)
Publisher : Padjadjaran Journal of Population Studies
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (241.388 KB)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan peran gender dalam pengambilan keputusan dan pembagian kerja pada keluarga; dan menganalisis hubungan antara persepsi gender serta karakteristik keluarga dengan pola pengambilan keputusan dan pembagian kerja pada keluarga petani padi dan hortikultura. Penelitian ini merupakan studi cross sectional 50 keluarga petani padi dan 50 keluarga petani hortikultura lapisan bawah yang dipilih menggunakan cluster random sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan peran gender dalam hal pengambilan keputusan di sektor domestik, namun tidak terdapat perbedaan peran gender dalam pengambilan keputusan di sektor publik. Terdapat perbedaan pola pembagian kerja dalam kegiatan mengurus anak dan melakukan pekerjaan rumah tangga, namun tidak terdapat perbedaan pola pembagian kerja di sektor publik. Tidak terdapat hubungan antara persepsi gender dengan pengambilan keputusan dalam pembagian kerja yang.Umur suami dan istri berkorelasi negatif, sedangkan tingkat pendidikan suami dan istri tidak berkorelasi terhadap pola pengambilan keputusan dan pembagian kerja.Kata Kunci : peran gender, pengambilan keputusan dan pembagian kerja
PERILAKU SUKSES PETANI MUDA WIRAUSAHA LULUSAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
Mukti, Gema Wibawa;
Budi Kusumo, Rani Andriani;
Qanti, Sara Ratna
JURNAL AGRIBISNIS TERPADU Vol 10, No 2 (2017): Jurnal Agribisnis Terpadu
Publisher : Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (69.117 KB)
Kewirausahaan menjadi suatu hal yang penting bagi pembangunan. Negara maju memiliki jumlah wirausaha yang besar sehingga dapat menjadi tulang punggung dalam proses pembangunan suatu negara. Inovasi yang dilakukan terhadap model bisnis para pelaku usaha adalah suatu usaha yang harus terus dilakukan agar mereka dapat bertahan dan sukses dalam usahanya tersebut. Budaya wirausaha tentunya memberikan pengaruh terhadap kesuksesan seorang pebisnis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perilaku wirausaha dari petani muda yang sudah dianggap sukses. Petani muda lulusan Fakultas Pertanian menganggap bahwa petani yang berhasil adalah petani yang mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya dalam bidang pertanian ke dalam dunia nyata. Petani sukses adalah mereka yang senantiasa bergerak mencari pasar dan selalu belajar hal baru setiap harinya. Mereka merasa rugi apabila dalam satu hari tidak menemukan hal yang baru untuk mereka pelajari.Petani sukses adalah petani yang memiliki perilaku sukses seperti Kemauan untuk mencari solusi dan kerja keras untuk mendapatkannya merupakan modal kuat bagi petani muda untuk bertahan dan berkembang dalam bisnis mereka. Kesuksesan dalam bidang pertanian harus diperoleh dengan bekerja dengan sungguh â sungguh (istiqomah), senantiasa memahami kebutuhan dan keinginan pasar, selalu memperkuat pengetahuan tentang manajemen usaha, memiliki semangat kewirausahaan yang konsisten, selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi dan mampu beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis.
UPAYA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK SAYURAN ORGANIK DI DESA CIBODAS KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT
Budi Kusumo, Rani Andriani
Dharmakarya Vol 7, No 1 (2018): Maret
Publisher : Universitas Padjadjaran
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1125.585 KB)
|
DOI: 10.24198/dharmakarya.v7i1.14593
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat menetapkan Desa Cibodas sebagai salah satu Desa Organik. Program Desa Organik saat ini lebih difokuskan pada kegiatan mendorong praktek pertanian yang ramah lingkungan. Kelompok PKK Desa Cibodas Kecamatan Lembang berupaya untuk mendukung gerakan Desa Organik dengan menciptakan nilai tambah dari produk sayuran organic yang merupakan salah satu komoditas unggulan di Desa Cibodas. Kegiatan pengolahan mie sayuran organic diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk sayuran organic yang selaras dengan gerakan Desa Organik dan juga berpotensi meningkatkan pendapatan keluarga petani. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk : 1) Meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya mitra PKM mengenai peluang usaha pengolahan sayuran organik menjadi produk mie organik; 2) Berkembangnya gerakan Desa Organik di Desa Cibodas, dengan diversifikasi usaha produk sayuran organik. Metode pelaksanaan dari kegiatan ini adalah : 1) Pelatihan  pembuatan mie berbahan baku sayuran organic; 2) Penyuluhan peluang usaha produk olahan sayuran organik; 3) Pendampingan pada mitra. Kegiatan PKM ini telah memberikan perubahan pada aspek pengetahuan dan keterampilan peserta dalam meningkatkan nilai tambah produk sayuran organic melalui kegiatan pengolahan mie organic. Melalui kegiatan PKM diperoleh inisiasi dari pihak Desa Cibodas untuk mengembangkan beragam produk olahan dari sayur organic sebagai produk unggulan Desa Cibodas.
PENINGKATAN NILAI TAMBAH LIMBAH KULIT MANGGA MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN KERIPIK DAN MANISAN KULIT MANGGA
Mukti, Gema Wibawa;
Rasmikayati, Elly;
Kusumo, Rani Andriani Budi;
Fatimah, Sri
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 1, No 1 (2018): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (557.422 KB)
|
DOI: 10.24912/jbmi.v1i1.1879
This PKM activity is related to the Higher Education Research (PUPT) titled "Upaya Peningkatan Kapasitas Petani Mangga di Pasar Modern Ditinjau dari Dinamika Agribisnis dan Penguasaan Lahannya". In Jatinangor area as an educational center, many business locations sell drinks made from mangoes. So far, the part of mangoes used as raw material for juice is the meat, while the skin and seeds of mangoes are thrown away. By processing mango skin, the product will have added value due to increased use value of this agricultural commodity. The method of implementation of this activity is training and technical assistance in processing mango skin waste into chips and sweets, training and marketing assistance for processed mango skin products, and providing simple production tools. All stages of this activity are carried out in a participatory manner involving the target group. This PKM activity has improved the knowledge and skills of participants in processing mango skin waste into products of economic value, so that it can be an alternative income for the Cisitu village community in general and the Mekar Sawargi Women's Farmers Group in particular. Through the PKM activity an initiation was obtained from the Cisitu Village to develop a variety of processed products from mango skin waste as a superior product and is ready to be a part of Village Fund in the next planningABSTRAK: Kegiatan PKM ini terkait dengan kegiatan penelitian Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT) yang berjudul “Upaya Peningkatan Kapasitas Petani Mangga di Pasar Modern Ditinjau dari Dinamika Agribisnis dan Penguasaan Lahannyaâ€. Di kawasan Jatinangor sebagai sentra pendidikan, banyak lokasi usaha yang menjual minuman dari buah mangga. Selama ini bagian buah mangga yang banyak digunakan untuk bahan baku jus adalah bagian daging buah mangga, sementara bagian kulit dan biji buah mangga dibuang begitu saja. Proses pengolahan kulit mangga akan menghasilkan nilai tambah produk akibat meningkatnya nilai guna bentuk komoditas pertanian. Metode pelaksanaan dari kegiatan ini adalah pelatihan dan pendampingan teknis pengolahan limbah kulit mangga menjadi keripik dan manisan, pelatihan dan pendampingan pemasaran produk olahan kulit mangga, pemberian bantuan alat produksi sederhana. Seluruh tahapan kegiatan dilakukan secara partisipatif melibatkan kelompok sasaran. Kegiatan PKM ini telah memberikan perubahan pada aspek pengetahuan dan keterampilan peserta dalam mengolah limbah kulit mangga menjadi produk yang bernilai ekonomi, sehingga dapat menjadi alternatif penghasilan bagi masyarakat desa Cisitu umumnya dan Kelompok Wanita Tani Mekar Sawargi pada khususnya. Melalui kegiatan PKM diperoleh inisiasi dari pihak Desa Cisitu untuk mengembangkan beragam produk olahan dari limbah kulit mangga sebagai produk unggulan dan siap dialokasikan dalam penggunaan Dana Desa dalam perencanaan berikutnya.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI MANGGA DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI OFF SEASON DI KABUPATEN CIREBON
Budi Kusumo, Rani Andriani;
Rasmikayati, Elly;
Mukti, Gema Wibawa;
Fatimah, Sri;
Saefudin, Bobby Rachmat
Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 4, No 1 (2018): Januari 2018
Publisher : Universitas Galuh Ciamis
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (92.149 KB)
|
DOI: 10.25157/ma.v4i1.789
Kabupaten Cirebon merupakan salah satu sentra penghasil mangga di Provinsi Jawa Barat. Namun berbagai kendala menyebabkan ketidakstabilan produksi mangga di Kabupaten Cirebon, dimana salah satunya disebabkan adopsi teknologi off season yang masih terbilang rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) karakteristik sosial ekonomi petani mangga di Kabupaten Cirebon; 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani mangga dalam menggunakan teknologi off season di Kabupaten Cirebon. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Responden dalam penelitian ini adalah 130 orang petani mangga yang diambil secara acak. Data dianalisis secara deskriptif serta analisis regresi logistic. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden menanam mangga di lahan milik sendiri, dengan jumlah kepemilikan pohon < 100 pohon, Sebagian besar responden menggunakan modal sendiri dalam berusahatani mangga, dan menjual hasil panen kepada perusahaan pemasok buah. Frekuensi kegiatan penyuluhan, kemitraan dalam hal pemasaran, persepsi petani mengenai permintaan dan ketersediaan sarana produksi merupakan faktor – faktor yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan petani dalam menggunakan teknologi off season. Dukungan berbagai pihak sangat diperlukan untuk mendorong peningkatan kuantitas dan kualitas mangga di Kabupaten Cirebon.Kata kunci: keputusan, mangga, off season, petani, pengaruh
ANALISIS GENDER DALAM KEHIDUPAN KELUARGA NELAYAN DI KECAMATAN PANGANDARAN KABUPATEN CIAMIS
Kusumo, Rani Andriani Budi;
Charina, Anne;
Mukti, Gema Wibawa
Jurnal Social Economic of Agriculture Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Social Economic of Agriculture
Publisher : Agribusiness Department, Agriculture Faculty, Tanjungpura University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26418/j.sea.v2i1.5118
The study, entitled "Gender Analysis in Families Life Fishermen in Pangandaran Ciamis district" was conducted over eight months. The purpose of this study was to: 1) Assess the socio-economic characteristics of fishermen families in the District of Pangandaran Ciamis district.; 2) analyze the pattern of decision-making and the division of labor between husband and wife in a family of fishermen in the domestic sector and the public. This study uses survey method. The respondents consisted of 30 families of fishermen. Data were analyzed descriptively to create a systematic picture, factual and accurate statement of the facts, properties and relationships studied phenomenon objectively. The results showed that the level of education the majority of families of fishermen included in the low category. Perceptions of gender on family fishing generally illustrates that the main task the wife is the household, but it may help her husband in making a living family, while earning a living primary responsibility remains the task of the husband. Decision-making concerning the domestic activities and the public in a family of fishermen do not follow a particular pattern is specifically focused on the husband or wife, but it has a pattern that spreads between husband and wife. The task sharing concerning the domestic activities mostly done by the wife. While the division of labor associated with public activities spread between husband and wife. Keywords: gender, task sharing management, decision-making pattern
EDUKASI RAMAH LINGKUNGAN : PERSPEKTIF GENDER DALAM AGRIBISNIS EKOLOGIS
KUSUMO, RANI ANDRIANI BUDI;
CHARINA, ANNE;
SUKAYAT, YAYAT
Jurnal Social Economic of Agriculture Vol 6, No 1 (2017): Jurnal Social Economic of Agriculture
Publisher : Agribusiness Department, Agriculture Faculty, Tanjungpura University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26418/j.sea.v6i1.21584
The purpose of this study were to: 1) analyze the role of gender differences in the response of consumers as well as eco-friendly behavior; 2) Develop a model of eco-friendly education to encourage changes in society behavior. This research was conducted by survey techniques. Respondents in this study were consumers who shop through the 'Small Market' which numbered 60 people. Descriptive analysis and t test are used to answer the purposes of this study. The results showed a significant difference between men and women in collective values, affective response, conative response and eco friendly behavior.To construct eco friendly behavior requires the responsibilities of all parties. , Governments, producers, consumers, educational institutions and the media have their respective roles to be able to raise awareness of eco friendly behavior.
KELEMBAGAAN GAPOKTAN MANGGIS DALAM MENGHADAPI PASAR MEA
CHARINA, ANNE;
KUSUMO, RANI ANDRIANI BUDI;
MUKTI, GEMA WIBAWA
Jurnal Social Economic of Agriculture Vol 6, No 1 (2017): Jurnal Social Economic of Agriculture
Publisher : Agribusiness Department, Agriculture Faculty, Tanjungpura University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26418/j.sea.v6i1.21586
MEA market is a great opportunity for our farmers. One commodity that is likely to be competitive in the MEA market is mangosteen. In fact, various problems faced by Gapoktan to plunge into the free market MEA. This study tried to assess the problems faced by Gapoktan Arta Mukti in the face of the MEA market and looking for problem-solving strategies faced. The method used is descriptive survey, with respondents 30 members Gapoktan Arta Mukti. Soft Systems Methodology used to analyze the problem and produce a conceptual model Gapoktan institutional improvement. The results showed there were many constraints faced by farmers' groups in the face of the MEA level of motivation among farmers to compete in the MEA is still lacking, the availability of ICT is not yet supporting, international networking has not been formed. But on the other hand the farmer has a carrying capacity of which has been certified organic and GHP as an important factor in commodity Manggis a prerequisite for entry into the free market. To prepare gapoktan jump directly to the required socialization MEA MEA, Quality Supervision, ICT Applications and Preparation of international networks.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Petani dalam Menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Sistem Pertanian Organik di Kabupaten Bandung Barat
Anne Charina;
Rani Andriani Budi Kusumo;
Agriani Hermita Sadeli;
Yosini Deliana
Jurnal Penyuluhan Vol. 14 No. 1 (2018): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluh Pertanian Indonesia)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (39.891 KB)
|
DOI: 10.25015/penyuluhan.v14i1.16752
Di Kabupaten Bandung Barat banyak petani sayuran yang mulai menjalankan pertanian organic, namun masih terdapat petani yang belum sepenuhnya menjalankan sistem budidaya sayuran organic sesuai dengan SOP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan SOP sistem pertanian organic yang dilakukan oleh petani sayuran organic di Kabupaten Bandung Barat serta faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam menerapkan SOP sistem pertanian organic. Penelitian dilakukan di tiga kecamatan di Kabupaten Bandung Barat, yaitu Kecamatan Lembang, Parongpong dan Cisarua. Responden dalam penelitian ini adalah 105 orang petani yang membudidayakan sayuran organic. Data dianalisis secara deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan tingkat penerapan SOP sistem pertanian organic masih tergolong sedang. Faktor yang mempengaruhi petani dalam menerapkan SOP sistem pertanian organic adalah tingkat pendidikan petani, keikutsertaan petani dalam kegiatan penyuluhan, persepsi petani terhadap keuntungan relative, tingkat kerumitan dan keteramatan dari budidaya sayuran organic. Dukungan kegiatan penyuluhan sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam membudidayakan sayuran organic sesuai dengan SOP serta meningkatkan akses ke pasar sayuran organik.Kata kunci : petani, sayuran, organic, penerapan, pengaruh
Analisis Jaringan Komunikasi pada Agribisnis Sayuran Organik di Kabupaten Bandung Barat
Rani Andriani Budi Kusumo;
Anne Charina
Jurnal Penyuluhan Vol. 17 No. 2 (2021): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.25015/17202132788
Organic vegetable business opportunities are quite potential with the spread of a healthy lifestyle through the consumption of organic products. The problems faced by organic vegetable farmers include the use of technology and information that is not optimal. This study aims to analyze the communication network on organic vegetable agribusiness in West Bandung Regency; and analyzing the relationship between the communication network and the capacity of organic vegetable farmers in West Bandung Regency. This research used quantitative methods with survey techniques. The total respondents who were analyzed were 105 organic vegetable farmers in Lembang, Cisarua and Parongpong Districts who were selected using systematic random sampling technique. The results of the sociogram analysis showed that the communication network in organic vegetable agribusiness has a personal structure that spreads centrally (interlocking personal network). This diffuse and concentrated pattern in each click occurred because the areas where farmers lived were far from one another and the ability of farmers to access information sources varied. Farmers who have high capacity in managing organic vegetable farming are generally active in seeking information, and are able to market their products directly to the modern retail market, whereas farmers with moderate capacity tend to establish contacts and relationships that are limited to their community.