Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kekerabatan Bahasa Kerinci, Melayu Jambi, dan Minangkabau Monita Sholeha; Hendrokumoro Hendrokumoro
Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 5 No 2 (2022)
Publisher : Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (909.745 KB) | DOI: 10.30872/diglosia.v5i2.404

Abstract

This research investigates the genetic relationship between Kerinci, Jambi Malay, and Minangkabau languages by looking at the proportion of genetic relationship, separation time, and sound changes in those three languages. The theory used in this research is Keraf's (1996) theory and Crowley & Bowern's (2010) theory. Listening and speaking methods with recording and note-taking techniques were used to provide the data. The data were analysed using grouping methods with lexicostatistics and glottochronology techniques. The results of the analysis are presented using formal and informal methods. This study shows that the three languages are related and come from the same protolanguage. Kerinci and Jambi Malay language are related by 85.5%, Kerinci and Minangkabau language are related by 81%, and Jambi Malay and Minangkabau language are related by 77.5%. Kerinci and Jambi Malay were a single language in 1583—1715 AD, Kerinci and Minangkabau were a single language in 1445—1599 AD, and Jambi and Minangkabau Malay were a single language in 1330—1506 AD. Based on qualitative evidence in the form of sound changes, it can be concluded that Kerinci-Jambi Malay and Kerinci-Minangkabau are at the language level, while Jambi-Minangkabau Malay is at the family level.
KEKERABATAN BAHASA KERINCI, MELAYU JAMBI, DAN MINANGKABAU Monita Sholeha; Hendrokumoro Hendrokumoro
Kadera Bahasa Vol 14, No 2 (2022): KABA Vol 14 No. 2
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47541/kaba.v14i2.261

Abstract

Penelusuran ini bertujuan untuk mendeskripsikan kekerabatan bahasa Kerinci, Melayu Jambi, dan Minangkabau dengan melihat persentase kekerabatan, waktu pisah, dan perubahan bunyi dari ketiga bahasa. Metode yang digunakan untuk penyediaan data yaitu metode simak dan cakap (wawancara) dengan teknik rekam dan catat. Data dianalisis menggunakan metode pengelompokan dengan teknik leksikostatistik dan glotokronologi. Hasil analisis data disajikan dengan metode formal dan informal. Hasil penelusuran mengungkapkan bahwa ketiga bahasa merupakan bahasa yang berkerabat dan berasal dari protobahasa yang sama. Bahasa Kerinci dan Melayu Jambi berkerabat 86%, bahasa Kerinci dan Minangkabau berkerabat 81,5%, serta bahasa Melayu Jambi dan Minangkabau be\rkerabat 78%. Bahasa Kerinci-Melayu Jambi dan Kerinci-Minangkabau berada pada tingkatan bahasa (language), sedangkan bahasa Melayu Jambi-Minangkabau merupakan satu keluarga (family) bahasa. Hal ini didukung dengan adanya evidensi kualitatif berupa perubahan bunyi ketiga bahasa.
Islamic Journalistic Ethics To Reduce Hoax News During The Covid-19 Pandemic Suf Kasman; Nuryani; Monita Sholeha
Profetik: Jurnal Komunikasi Vol. 17 No. 1 (2024): Vol. 17 No. 1 (2024)
Publisher : Faculty of Social Sciences and Humanities Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/pjk.v17i1.2983

Abstract

This research aims to identify Islamic journalistic ethics in reducing the rise of hoax news during the COVID-19 pandemic and to establish standards for news eligibility free from hoaxes. The spread of hoax news has become increasingly widespread, often trending. The 2020 KIC survey revealed that nearly 60% of Indonesians are exposed to hoax news, primarily related to politics, health, and religion. In Indonesia, hoaxes distort facts by presenting convincing yet unverifiable information, exploited by irresponsible parties to instill slander and hatred. Therefore, this research seeks to examine the rise of hoaxes complicating pandemic management and how to counteract them. Data is obtained from Kompas TV. This research employs a qualitative approach with descriptive methods. The study reveals that Kompas TV journalists adhere to Islamic journalistic ethics and the Cyber Media News Guidelines, ensuring their news content is accurate and verified. During the COVID-19 pandemic, Kompas TV journalists strictly verify information. From Kompas TV's perspective, the COVID-19 pandemic has led to an abundance of hoax news that must be prevented as early as possible
Konstruksi argumentasi putusan Pengadilan Negeri Gunung Sitoli No. 07/Pid.B/2013/PN-GS: Kajian linguistik forensik Subuki, Makyun; Nuryani; Sholeha, Monita; Hudaa, Syihaabul; Hariyanto, Bambang
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 9 No. 1 (2023): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v9i1.24279

Abstract

Indonesia menjadi salah satu negara yang masih memberlakukan pidana mati sebagai bentuk hukuman. Hal itu direalisasikan dalam banyak perkara pidana yang divonis dengan hukuman mati melalui putusan pengadilan. Sebagai sebuah teks, putusan pengadilan dengan vonis hukuman mati sejatinya adalah praktik penggunaan bahasa sebagaimana teks pada umumnya yang bersifat terbuka untuk dianalisis secara linguistik. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji konstruksi argumentasi putusan pengadilan terkait pidana mati sebagai sebuah teks argumentasi, dengan seluruh pertimbangan hukum menjadi dasar bagi diktum. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik dokumentasi dan menggunakan pendekatan linguistik forensik.  Data yang dianalisis dalam tulisan ini adalah Putusan Pengadilan Negeri Gunung Sitoli No. 07/Pd.B/2013/PN-GS. Hasil penelitian ini meliputi beberapa hal. Pertama, majelis hakim menggunakan kesaksian dari KBP dan SBM yang memiliki tingkat keterlibatan (focalisation) dan tingkat pengetahuan (empathy) yang lebih rendah dari daripada kesaksian YT dan pengakuan RH. Kedua, majelis hakim mengabaikan kesaksian YT dan pengakuan RH mengenai kondisi sebelum dan saat pembunuhan terjadi yang menunjukkan suatu keadaan di mana YT dan RH tidak mengetahui rencana J, RH mendapat ancaman dari dan di bawah kendali J, dan RH melakukan pembunuhan tersebut di bawah ancaman J. Dengan demikain, dapat disimpulkan bahwa karena adanya kriteria “sah dan meyakinkan” dan “berencana dan bersama-sama” tidak dapat terpenuhi secara argumentatif, maka klaim patut dijatuhi pidana mati dapat dikatakan buruk dari sudut pandang teori argumentasi.
Kekerabatan Bahasa Melayu Jambi dan Melayu Palembang Sholeha, Monita; Hendrokumoro
Kajian Bahasa dan Sastra (KABASTRA) Vol. 1 No. 2 (2022): Kajian Bahasa dan Sastra (KABASTRA)
Publisher : UPA Bahasa Universitas Tidar And HISKI Kedu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.072 KB) | DOI: 10.31002/kabastra.v2i1.41

Abstract

This research describes the genetic relationship between Jambi Malay and Palembang Malay language. Related research is still rarely done, so this research needs to be carried out. This study describes the percentage of genetic relationship (lexicostatistics), separation time (glotochronology), correspondence devices, and phonological changes that occur in both languages. The main theory used in this research is Keraf (1996). The data were analyzed using interview method with note and record techniques. Quantitative evidence was obtained by using lexicostatistical and glotochronological analysis techniques. The qualitative evidence is obtained by looking for phonemic correspondence and phonological changes that occur in the languages that being compared. The results of this research showed that lexicostatistically, Jambi Malay and Palembang Malay were related by 76%. Glotochronologically, the Jambi Malay and Palembang Malay language separated in the years 1.276-1.462 (2022).). Qualitatively, six sets of phonemic correspondence and three types of phonological changes were found.
Representation of equality and gender justice in narrative discourse about the COVID-19 pandemic on social media Nuryani, Nuryani; Sholeha, Monita; Kasman, Suf; Budiman, Arif
Islamic Communication Journal Vol. 9 No. 2 (2024)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/icj.2024.9.2.22766

Abstract

This study aims to describe the representation of gender equality and justice in the narrative of the Covid-19 pandemic that is developing on social media. Many narratives have developed on social media related to gender that represent various things of gender equality and justice. The data in this study is in the form of narratives that develop and spread on various social media. The social media that is the focus of this study is WhatsApp and Facebook. Data analysis used a qualitative approach, utilizing representation, gender, and linguistic theories. Based on the analysis that has been carried out, it is concluded that in the narrative about COVID-19, female greetings such as mbak (sister), nyonya (madam), and tante (aunt) are often used. However, in some narratives, the greetings mas (brother) and pakdhe are also used. In addition, it was also found that the use of interjection showed annoyance and sarcasm, such as the Corona and the virus. The diversity of greeting choices does not fully reflect the gender of the post-writer. The use of greetings in the narrative also represents the existence of images that gender influences the choice of language and the direction of the narrative on positive and negative images. Based on the findings above, this study enriches our perspective on the pattern of narrative formation in discourse analysis studies. The findings also enrich the repertoire in representation theory related to the selection of diction that represents gender equality and justice. ***** Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan representasi kesetaraan dan keadilan gender dalam narasi pandemi COVID-19 yang berkembang di media sosial. Banyak narasi-narasi yang berkembang di media sosial berkaitan dengan gender yang merepresentasikan berbagai hal kesetaraan dan keadilan gender. Data dalam penelitian ini berupa narasi-narasi yang berkembang dan tersebar di berbagai media sosial. Media sosial yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah WhatsApp dan Facebook. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan memanfaatkan teori representasi, gender, dan linguistik. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan didapatkan simpulan bahwa dalam narasi tentang COVID-19 sering menggunakan kata sapaan perempuan, seperti mbak, nyonya, dan tante. Meskipun demikian, pada beberapa narasi juga ditemukan penggunaan sapaan mas dan pakdhe. Selain itu, juga ditemukan penggunaan interjeksi yang menunjukkan kekesalan dan sindiran, seperti si Corona dan sang virus. Keberagaman pilihan sapaan tidak sepenuhnya mencerminkan jenis kelamin penulis posting-an. Penggunaan sapaan dalam narasi juga merepresentasikan adanya gambaran-gambaran bahwa gender ikut memengaruhi dalam pemilihan bahasa dan arah narasi tersebut pada gambaran yang positif dan negatif. Berdasarkan temuan di atas maka kajian ini memperkaya perspektif kita mengenai pola pembentukan narasi dalam kajian analisis wacana. Temuan tersebut juga memperkaya khazanah dalam teori representasi yang berkaitan dengan pemilihan diksi yang mewakili kesetaraan dan keadilan gender.