Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Uji Aktivitas Antijamur Krim Ekstrak Kulit Buah Delima (Punica granatum) Terhadap Candida albicans Zakiah, Fitri
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 9 No 1 (2021): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : STIKES YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia dikenal memiliki lebih dari 20.000 jenis tumbuhan obat, tapi baru 1000 jenis saja yang sudah didata, sedangkan baru sekitar 300 jenis yang sudah dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional (Arief, 2004). Salah satu tanaman obat tersebut adalah tanaman Delima (Punica granatum L) yang diketahui berkhasiat sebagai antidiare, cacingan, antipiretik, antiinflamasi, antimikroba dan lain-lain. (Alfath, 2013). Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah kulit kayu, kulit akar, kulit buah, daun, biji dan bunganya. Kulit buah delima mengandung senyawa Flavonoid dan alkaloid yang berpotensi sebagai antijamur (Nauli, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antijamur krim ekstrak kulit buah Delima (Punica granatum) terhadap Candida albicans.. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen, yang diawali dengan mengekstrasi kulit buah delima dengan metode maserasi. Kemudian esktrak kulit buah delima diformulasikan sebagai bentuk sediaan krim. Metode yang digunakan dalam uji daya antijamur adalah difusi metode sumuran. Pada pengujian antijamur, sampel penelitian yang digunakan adalah jamur Candida albicans menggunakan media Mc Conkey dengan konsentrasi krim 5%, 10%, dan 20% . Stabilitas dan Evaluasi krim berdasarkan persyaratan SNI meliputi uji organoleptis, pH, daya sebar, daya lekat dan homogenitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa krim ekstrak kulit buah delima (Punica granatum) pada konsentrasi 20% mempunyai aktivitas antijamur paling baikterhadap Candida albicans. Krim ekstrak kulit buah delima (Punica granatum L.) dapat memenuhi uji mutu sediaan yang baik dan dapat stabil dalam penyimpanan.
The Role of Effective Communication in Reducing Medication Errors in Pharmacy Practice Zakiah, Fitri; Nuari, Ris Ayu; Hermawan, Asep
Journal La Medihealtico Vol. 5 No. 4 (2024): Journal La Medihealtico
Publisher : Newinera Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37899/journallamedihealtico.v5i4.1441

Abstract

Medication errors or errors in administering medications are serious health problems that occur in various health care facilities such as hospitals, clinics, and pharmacies. These errors can occur at the stage of writing prescriptions by doctors, providing and preparing drugs by pharmacists, to administering drugs to patients by nurses or patients themselves. Medication errors can lead to a variety of negative consequences, ranging from mild side effects to life-threatening events. This study aims to examine the role of effective communication in reducing medication errors in pharmacy practice. The research method used is a qualitative approach with an exploratory case study at the Salsabilah pharmacy in Leuwikujang Village, Leuwimunding District, Majalengka Regency and the Salsabilah 2 pharmacy in Trajaya Village, Palasah District, Majalengka Regency. The research sample consisted of health workers (pharmacists and doctors) at the Salsabilah pharmacy in Leuwikujang Village, Leuwimunding District, Majalengka Regency and the Salsabilah 2 pharmacy in Trajaya Village, Palasah District, Majalengka Regency, as well as patients who received services at the pharmacy. The results of the study show that effective communication between health workers and patients can improve patient safety by reducing the risk of medication errors. Good communication helps patients understand the treatment they are receiving, so they can follow instructions correctly and report any other side effects or problems immediately.
Pengaruh Penayangan Video terhadap Tingkat Pengetahuan Penggunaan Vitamin pada Masyarakat di Perumahan Nuansa Majasem Kecamatan Kesambi Kota Cirebon Zuniarto, Ahmad Azrul; Zakiah, Fitri; Yuniuswoyo, Wirsad; Suharmono, Soni; Karlina, Elis
Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 6 No 1 (2022): Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.252 KB) | DOI: 10.58365/ojs.v6i1.185

Abstract

Vitamin merupakan golongan zat gizi esensial dalam tubuh yang terlibat dalam banyak fungsi fisiologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penayangan video terhadap tingkat pengetahuan penggunaan vitamin, untuk mengetahui tingkat pengetahuan penggunaan vitamin sebelum dan setelah penayangan video, dan untuk mengetahui perbandingan pengaruh penayangan video terhadap tingkat pengetahuan penggunaan vitamin di Perumahan Nuansa Majasem Kecamatan Kesambi Kota Cirebon berdasarkan data demografi. Penelitian ini menggunakan desain pre-eksperimen one group pretest posttest. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dengan sampel 94 responden. Penelitian dilakukan pada Januari-Februari 2022. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dan video. Hasil pengujian menggunakan uji T paired sample test dengan nilai sig (2-tailed) <0,05. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,000. Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penayangan video terhadap tingkat pengetahuan penggunaan vitamin pada Masyarakat Perumahan Nuansa Majasem Kecamatan Kesambi Kota Cirebon. Tingkat pengetahuan meningkat setelah penayangan video dengan nilai pretest 70% dan posttest 85%. Berdasarkan data demografi, kelompok yang paling berpengaruh paling tinggi adalah jenis kelamin yaitu Laki-laki dengan nilai selisih 0,93.
UJI FORMULASI ANTIOKSIDAN SEDIAAN GEL DARI EKSTRAK BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill) DENGAN VARIASI KONSENTRASI HPMC (Hidroksipropil metilselulosa) DENGAN METODE DPPH (2,2–diphenyl–l- picrylhydrazil) , stf1; Zakiah, Fitri; Karsidin, Bambang; Muslimah, Fitri Nisa
Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 4 No 2 (2021): Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang uji formulasi antioksidan gel ekstrak biji Alpukat dengan variasi konsentrasi HPMC dengan metode DPPH. Biji Alpukat banyak digunakan masyarakat untuk mengatasi penyakit seperti hipertensi, gangguan pencernaan, dan salah satunya sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formulasi dan stabilitas fisik yang baik, daya antioksidan dan adanya pengaruh perbedaan HPMC terhadap antioksidan.Pengujian antioksdian dilakukan dengan metode DPPH menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Biji alpukat diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan etanol 70%. Evaluasi gel meliputi organoleptik, homogenitas, daya sebar, daya lekat, pH, viskositas, sineresis dan uji iritasi.Hasil penelitian ekstrak biji alpukat memiliki nilai IC50 sebesar 26,46 ppm Konsentrasi ekstrak yang digunakan pada gel sebesar 2,5% dengan konsentrasi HPMC 1% (F1), 1,5% (F2) dan 2% (F3) dengan nilai IC50 sebesar 38,20 ppm (F1), 56,43 ppm (F2), 128,26 ppm (F3). Sediaan gel yang memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi pada F1. Semua formula memiliki stabilitas fisik yang baik. Berdasarkan uji regresi linier menggunakan aplikasi SPSS menunjukan adanya pengaruh perbedaan HPMC terhadap viskositas dan daya antioksidan.
Uji Efektifitas Salep Ekstrak Daun Handeuleum (Graptophyllum pictum L.) Sebagai Antiinflamasi Terhadap Luka Sayat Pada Tikus Putih Jantan Zakiah, Fitri; Karlina, Lina
Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 2 No 2 (2019): Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman Handeuleum adalah tanaman obat yang dikenal memiliki khasiat penyembuhan untuk luka dalam dan luka luar seperti jerawat, wasir, luka akibat senjata tajam dan luka bakar. Telah dilakukan pemeriksaan ekstrak etanol daun Handeuleum hasil maserasi dengan etanol 96% yang meliputi susut pengeringan, pemeriksaan kadar air, pemeriksaan kadar abu, dan golongan senyawa kimia. Sebelunya dari uji pendahuluan dikethui bahwa ekstrak daun Handeulem efektif sebagai antiinflamasi pada konsentrasi 5%. Sebagai pengembangan dari ekstrak tersebut maka dibuat dan diformulasikan sediaan topikal yaitu salep dengan basis tertentu untuk diuji antiinflamasi terhadap luka sayat pada tikus jantan.. Salep dibuat dengan konsentrasi ekstrak daun Handeuleum 2,5 %, 5% dan 10 %, dengan basis yang digunakan adalah hidrokarbon dan serap. Selanjutnya dilakukan evaluasi salep meliputi organoleptik, pH, viskositas, sifat alir, daya sebar, aktivitas antibakteri dan uji iritasi. Hasil ekstrak kental daun Handeulem berwarna hijau dengan rendemen 27,67 %, dengan bentuk kental berwarna hijau kehitaman dan golongan senyawa kimianya flavanoid, fenol, saponin dan tanin. Salep ekstrak daun Handeuleum efektif sebagai antiinflamasi terhadap luka sayat pada tikus jantan. Evaluasi sediaan, pH dan daya sebar memenuhi syrat sedian salep,homogenitas dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit. Hasil uji stabilitas menyatakan bahwa sediaan tersebut stabil dalam pengujian pada suhu kamar dan 40℃ selama 3 bulan.Pengolahan data menggunakan statistik dengan software SPSS v19.0.
GAMBARAN SWAMEDIKASI TERHADAP RHEUMATOID ARTHITIS PADA MASYARAKAT KABUPATEN MAJALENGKA Zakiah, Fitri; Azmi, Laela
Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 1 No 2 (2018): Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyaknya obat-obatan yang dijual di pasaran memudahkan seseorang melakukan pengobatan sendiri terhadap keluhan penyakitnya, karena relatif lebih cepat, hemat biaya, dan praktis tanpa perlu periksa ke dokter. Namun untuk melakukan pengobatan sendiri dibutuhkan informasi yang benar agar dapat dicapai mutu pengobatan sendiri yang baik, yaitu tersedianya obat yang cukup dengan informasi yang memadai akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu pengobatan sendiri yang sering dilakukan oleh masyarakat adalah Rheumatoid Arthitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan alasan masyarakat melakukan pengobatan sendiri terhadap Rheumatoid Arthitis dan untuk mengetahui tingkat persentase pengetahuan penggunaan pengobatan sendiri terhadap Rheumatoid Arthitis. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisa deskriptif. Gambaran pengetahuan alasan ini mengenai pengetahuan tentang obat, dosis, waktu konsumsi, efek samping, dan sumber informasi yang diperoleh. Adapun cara yang dilakukan adalah dengan observasi partisipasi terhadap 44 responden. Hasilnya adalah pengaruh pengetahuan masyarakat dalam melakukan pengobatan sendiri sebagian besar berdasarkan informasi obat yang didapat dari orang-orang terdekat yang sudah membeli obat Rheumatoid Arthitis sebelumnya dan lebih dari 50% jumlah responden berjenis kelamin wanita yang mengerti dan paham akan obat, dosis, waktu konsumsi, dan efek samping yang benar. Simpulan yang didapatkan adalah sebagian masyarakat mengetahui akan obat, dosis, waktu konsumsi, dan efek samping dari obat Rheumatoid Arthitis tetapi sayangnya informasi tersebut tidak didapatkan dari tenaga kesehatan.
F UJI EFEKTIVITAS SALEP EKSTRAK SERBUK BAMBU TALI (Gigantochloa apus) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) ZAKIAH, FITRI; NURPAHLA, SRI SUSANTI
Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 3 No 1 (2019): Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Bambu dengan berbagai jenis dan varietasnya banyak ditemukan sebagai tumbuhan liar yang banyak tumbuh di wilayah Indonesia. Penelitian sebelumnya menyatakan Bambu memiliki banyak manfaat namun publikasi yang mengungkap tentang penggunaan Bambu dalam dunia pengobatan masih sedikit bila dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya. Bambu diantaranya digunakan sebagai obat tradisional penyembuh luka sayat dengan cara ditaburkan pada luka sehingga beberapa hari luka tersebut menjadi kering dan sembuh. Salep merupakan salah satu sediaan topikal yang mudah digunakan dan efektif untuk pengobatan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh salep ekstrak serbuk Bambu tali terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus putih jantan, dan kandungan kimia yang potensi sebagai penyembuh luka sayat serta stabilitas sediaannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan melakukan pengujian di laboraorium, serbuk bambu tali dikerok sebanyak 200 g lalu di maserasi dengan etanol 70% selama 7 hari. Maserat diuapkan dengan evaporator kemudian dilakukan analisis senyawa aktif secara kualitatif dan ditemukan senyawa flavonoid, tannin dan saponin. Pada tahap selanjutnya, pembuatan salep ekstrak serbuk bambu tali dengan konsentrasi 5 %, 15% dan 25 % b/b. Evaluasi dan uji stabilitas sediaan dengan metode cycling test meliputi uji organoleptik, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat, uji homogenitas dan uji iritasi. Uji efektivitas penyembuh luka sayat dilakukan pada tikus jantan dengan panjang luka 2 cm dan kedalaman luka 2 mm. Salep ekstrak serbuk Bambu tali dengan konsentrasi 15% menunjukan yang paling efektif terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus putih jantan. Salep ekstrak Serbuk bambu tali pada semua konsentrasi relatif stabil selama penyimpanan pada suhu dan waktu tertentu. ABSTRACT Bamboo with various types and varieties are found as wild plants that grow in many parts of Indonesia. Previous research states that Bamboo has many benefits, but publications that reveal the use of bamboo in the world of medicine are still small when compared to other types of plants. Bamboo is used as a traditional medicine to heal wounds by sprinkling them on the wound so that the wound becomes dry and healed for several days. Ointment is one of the topical preparations that is easy to use and effective for the treatment of wounds. The aim of this study was to determine the effect of bamboo rope extract ointment on wound healing in male white rats, and the potential chemical content as a wound heal wound and the stability of the preparation. The method used in this study was an experiment by conducting testing in a laboratory, 200 g of bamboo rope scraped and then maceration with 70% ethanol for 7 days. The maserate was evaporated with an evaporator then analyzed the culaitative active compounds and found flavonoids, tannins and saponins. In the next step, making bamboo extract powder ointment with a concentration of 5%, 15% and 25% w / w. Evaluation and stability test of the preparations using the cycling test method include organoleptic test, pH test, dispersion test, adhesion test, homogeneity test and irritation test. The effectiveness test for wound healings was performed on male mice with a wound length of 2 cm and a wound depth of 2 mm. Ointment bamboo powder extract ointment with a concentration of 25% showed the most effective against healing cuts in male white rats. The bamboo powder extract ointment at a concentration of 15% is relatively stable during storage at a certain temperature and time.
UJI AKTIVITAS TABIR SURYA GEL EKSTRAK KULIT BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) Karsidin, Bambang; Zakiah, Fitri; Biaskawati, Listiya
Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 4 No 1 (2020): Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Caricaceae.Tanaman tersebut diketahui memiliki berbagai macam manfaatyaitu sebagai tabir surya. Kandungan senyawa kimia yang terdapat pada kulit buah Pepaya (Carica papaya L.) yang berkhasiat sebagai tabir surya yaitu senyawa fenolik khususnya golongan flavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas tabir surya gel ekstrak kulit buah pepaya (Carica papaya L.), dan pada konsentrasi berapa yang paling efektif sebagai tabir surya, serta untuk mengetahui evaluasi dan stabilitas sediaan gel ekstrak kulit buah Pepaya (Carica papaya L.) selama pengujian pada suhu dan waktu tertentu. Dalam penelitian ini proses ekstraksi kulit buah Pepaya (Carica papaya L.) menggunakan cara maserasi dengan pelarut etanol 70%, diperoleh rendemen 43%. Sediaan gel dibuat dengan konsentrasi 5%,10%, dan 15%.Uji sediaanyang di lakukan yaitu uji organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat, sineresis, dan uji iritasi pada kelinci. Hasil evaluasi sediaan menunjukan semua formulasi memenuhi persyaratan gel, begitu pula dari hasil uji stabilitas dengan metode cycling test pada suhu 4˚C dan 40˚C selama 6 siklus (12 hari). Hasil pengukuran persentasi eritema menunjukkan nilai sesuai standar persyaratan (<1%) dan pada pengukuran persentasi pigmentasi menunjukan memiliki nilai dibawah batas standar persyaratan (3-4%), sedangkan pengukuran nilai SPF menunjukkan bahwa gel ekstrak kulit buah pepaya (Carica papaya L.) masuk dalam kategori tingkat kemampuan minimal tabir surya (2-4) pada konsentrasi 10%, dan 15%.
Edukasi APOCIL dan 6 Langkah Cara Cuci Tangan yang Baik dan Benar Zakiah, Fitri; Jaenudin, Jejen; Aisyah, Siti; Nugraha, Yoga; Nuari, Ris Ayu; Pratama, Aldi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 3 (2024): Mei
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i3.886

Abstract

Peran Apoteker sangat penting dalam memberikan edukasi tentang obat-obatan, khususnya vitamin. Pengenalan vitamin di tingkat sekolah dasar merupakan salah satu tugas dari seorang Apoteker. Pengabdian ini dilakukan di MI Negeri 3 Majalengka dengan tema “Pengenalan Apocil (Apoteker Cilik) dan 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar di MI Negeri 3 Majalengka Desa Pegandon Kec. Dawuan, Kab. Majalengka”. Tujuan mengajarkan 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar agar dapat menjaga kebersihan diri, mencegah infeksi silang dan sebagai pelindung diri di tingkat remaja. Dengan mengenalkan sejak tingkat sekolah dasar, diharapkan dapat mengedukasi siswa bahwa obat adalah racun yang hanya dapat digunakan sesuai kondisi, jenis penyakit, dan dosis tertentu saja. Target dari kegiatan ini adalah siswa kelas 4, 5, dan 6 MI Negeri 3 Majalengka Desa Pegandon Kec. Dawuan Kabupaten Majalengka. Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan tahap persiapan, yaitu membuat instrument yang dibutuhkan (poster dan daftar presensi). Dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan, yaitu kegiatan edukasi berupa penyampaian materi, demonstrasi, dan tanya jawab. Terdapat  2 materi yang diberikan, yaitu Pengenalan Profesi Apoteker dan Edukasi 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar. Hasil kegiatan pengabdian ini didapatkan bahwa siswa mampu menerima materi pembelajaran dengan baik. Hal itu dibuktikan saat kegiatan demonstrasi dan sesi tanya jawab, semua siswa dapat mendemonstrasikan dan menjawab semua pertanyaan dengan baik dan benar
Formulasi Lotion Sari Buah Mangga (Mangifera Indica L.) Sebagai Pelembab Kulit Karphiawati, Aldilla Shalsa; Zuniarto, Ahmad Azrul; Pandanwangi TW, Siti; Karsidin, Bambang; Nafi'ah, Rahma; Zakiah, Fitri; Dewi, Komala
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol 7 No 1 (2024)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52216/jfsi.vol7no1p28-34

Abstract

Making mango juice lotion (Mangifera indica L.) using various concentration variations is expected to produce mango juice lotion (Mangifera indica L.) which meets the requirements for a good lotion and tests skin moisture against the mango juice lotion formula (Mangifera indica L.). This study aims to determine the best concentration of mango (Mangifera indica L.). In this study, mango juice was obtained by extortion, made in the form of lotion and tested for skin moisture using a Skin Analyzer. Data analysis in the form of SPPS (Statistical Product and Service Solution) tables. The results showed that the addition of the concentration of mango juice (Mangifera indica L.) had an effect on the resulting skin moisture. The selected formula of Mango juice lotion (Mangifera indica L.), namely formula 1 with a concentration of 5%, has a skin moisture value of 70,55%, and Mango fruit juice lotion (Mangifera indica L.).