Dianita, Rike
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perbandingan Determinan Kejadian Kusta pada Masyarakat Daerah Perkotaan dan Pedesaan Dianita, Rike
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 4 No Special 3 (2020): HIGEIA: November 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v4iSpecial 3.39719

Abstract

Abstrak Kusta adalah penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae. Jumlah angka kejadian Kusta di Kabupaten Brebes pada tahun 2018 di Kecamatan larangan mengalami peningkatan menjadi 58 kasus tertinggi pertama, sedangkan pada Kecamatan Wanasari juga mengalami peningkatan menjadi 41 kasus tertinggi kedua. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan faktor risiko kejadian kusta serta faktor yang berhubungan degan kejadian kusta pada masyarakat daerah pedesaan di wilayah kerja Puskesmas Larangan dan perkotaan di wilayah kerja Puksesmas Wanasari tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif studi perbandingan (komparasi) dengan pendekatan case control. Penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel 30 kasus dan 30 kontrol pada daerah pedesaan dan perkotaan. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Data diolah menggunakan uji Chi-Square, uji Fisher, dan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan faktor risiko kejadian kusta berdasarakan tingkat pendidikan (0,001), status ekonomi (0,006), sumber air (0,023), personal hygiene (0,006), peran tenaga kesehatan (0,043), jarak rumah ke pelayanan kesehatan (0,001), suhu rumah (0,001) dan kepadatan hunian (0,001) pada masyarakat pedesaan dan perkotaan. Saran penelitian ini adalah penempatan dan pemerataan tenaga kesehatan, perlu ditingkatkannya sosialisasi tentang kusta dan rumah sehat serta melakukan koordinasi lintas sektoral. Abstract Leprosy is a chronic infectious disease caused by Mycobacterium leprae. The number of leprosy incidence in Brebes Regency in 2018, in the Larangan sub-district has increased cases to 58 the first highest case, Also in Wanasari sub-district has increased to 41 the second highest case. The purpose of this study was to determine the differences risk factors for leprosy and determine risk factor that related to leprosy incidence in rural area in working area of public health centers of Larangan and in urban area in working area of public health centers of Wanasari in 2020. This research uses a quantitative research method of comparative studies with a case-control appoarch. The study used a simple random sampling technique with 30 cases and 30 controls in eah rural and urban area. Data analysis uses univariate and bivariate analysis. Data analyze using chi square test, fisher test, and mann whitney test. The result showed there were differences in risk factors for leprosy incidence based level of education (0,001), ekonomic status (0,006), water sources (0,023), personal hygiene (0,006), the role of helath workers (0,043), home distance to health care privider (0,001), house temperature (0,001) dan occupancy density (0,001) in rural and urban communities. The suggestions form this research are the placement and equitable distribution of helath workers, need to increase socialization about leprosy and healthy homes and cross-sectoral coordination.
Perbandingan Determinan Kejadian Kusta pada Masyarakat Daerah Perkotaan dan Pedesaan Dianita, Rike
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 4 No Special 3 (2020): HIGEIA: November 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v4iSpecial 3.39719

Abstract

Abstrak Kusta adalah penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae. Jumlah angka kejadian Kusta di Kabupaten Brebes pada tahun 2018 di Kecamatan larangan mengalami peningkatan menjadi 58 kasus tertinggi pertama, sedangkan pada Kecamatan Wanasari juga mengalami peningkatan menjadi 41 kasus tertinggi kedua. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan faktor risiko kejadian kusta serta faktor yang berhubungan degan kejadian kusta pada masyarakat daerah pedesaan di wilayah kerja Puskesmas Larangan dan perkotaan di wilayah kerja Puksesmas Wanasari tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif studi perbandingan (komparasi) dengan pendekatan case control. Penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel 30 kasus dan 30 kontrol pada daerah pedesaan dan perkotaan. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Data diolah menggunakan uji Chi-Square, uji Fisher, dan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan faktor risiko kejadian kusta berdasarakan tingkat pendidikan (0,001), status ekonomi (0,006), sumber air (0,023), personal hygiene (0,006), peran tenaga kesehatan (0,043), jarak rumah ke pelayanan kesehatan (0,001), suhu rumah (0,001) dan kepadatan hunian (0,001) pada masyarakat pedesaan dan perkotaan. Saran penelitian ini adalah penempatan dan pemerataan tenaga kesehatan, perlu ditingkatkannya sosialisasi tentang kusta dan rumah sehat serta melakukan koordinasi lintas sektoral. Abstract Leprosy is a chronic infectious disease caused by Mycobacterium leprae. The number of leprosy incidence in Brebes Regency in 2018, in the Larangan sub-district has increased cases to 58 the first highest case, Also in Wanasari sub-district has increased to 41 the second highest case. The purpose of this study was to determine the differences risk factors for leprosy and determine risk factor that related to leprosy incidence in rural area in working area of public health centers of Larangan and in urban area in working area of public health centers of Wanasari in 2020. This research uses a quantitative research method of comparative studies with a case-control appoarch. The study used a simple random sampling technique with 30 cases and 30 controls in eah rural and urban area. Data analysis uses univariate and bivariate analysis. Data analyze using chi square test, fisher test, and mann whitney test. The result showed there were differences in risk factors for leprosy incidence based level of education (0,001), ekonomic status (0,006), water sources (0,023), personal hygiene (0,006), the role of helath workers (0,043), home distance to health care privider (0,001), house temperature (0,001) dan occupancy density (0,001) in rural and urban communities. The suggestions form this research are the placement and equitable distribution of helath workers, need to increase socialization about leprosy and healthy homes and cross-sectoral coordination.
Penurunan Angka Kematian Ibu dan Anak di Kabupaten Brebes: Sebuah Narrative Review Strategi Daerah Dianita, Rike; Bambang Budi Raharjo; Nuke Prasetyani Nurhayati
Antigen : Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Gizi Vol. 3 No. 4 (2025): November: Antigen : Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Gizi
Publisher : LPPM STIKES KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/antigen.v1i4.873

Abstract

Maternal and child mortality remains a major public health challenge in Indonesia, with Brebes Regency identified as one of the regions with a relatively high burden. This study aims to provide a narrative review of strategies implemented to reduce maternal and child mortality in Brebes, while highlighting their relevance within the broader Indonesian health policy framework. Literature from peer-reviewed journals indexed in Scopus and Web of Science, published between 2019 and 2024, was reviewed. The findings indicate that strategic planning at the district level emphasizes strengthening the role of midwives, improving access to primary health services, and integrating local programs with national policies. Behavioral nutrition interventions, such as the Baduta Program, and community-based innovations, such as “Buaian Services,” have shown potential in improving maternal and child health outcomes. However, challenges persist in the form of limited resources, disparities in service quality, and cultural barriers to health-seeking behavior. This review underscores the importance of combining top-down policy approaches with bottom-up community-driven initiatives. Future research is recommended to adopt mixed-method designs for a more comprehensive evaluation of program effectiveness.