Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Analysis of Economic Potential of Lebak Indonesia Regency Based on Leading Sector Puspita, Mutiara Eka; Handayani, Aniek Sri; Ratnawati, Ratnawati; Medtry, Medtry
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 5, No 1 (2022): Budapest International Research and Critics Institute February
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v5i1.4166

Abstract

Lebak Regency has the largest area in Banten Province, Indonesia with an area of 3426.56 km or 35.46% of the total area of Banten province. With this landscape, Lebak has development potential which is indicated by the existence of national strategic projects such as the construction of the Serang-Panimbang toll road, the construction of the Karian dam which is the third largest in Indonesia and the development of the new city of Maja. The realization of investment in Lebak Regency for 2 consecutive years in 2019 and 2020 has always been above the target. This is inseparable from the strong commitment of the Lebak Regency Government to improve a conducive investment climate. An analysis of the economic potential is needed to determine the comparative advantage of the location so that the promotion strategy to bring in investment can run effectively. From the results of the comparison of the Gross Regional Domestic Product (GRDP) of Lebak Regency with the Provincial Gross Regional Domestic Product, it was found that the Location Quotient (LQ) value was relatively stable and consistent in 2020 (LQ value> 1), namely the agriculture, forestry and fisheries sub-sectors (3, 30), mining and quarrying sub-sector (6.64), provision of accommodation and food and drink (1.47), government administration, defense and compulsory social security (2.00), educational services (1.38), and other services ( 1.15).
Analisis Quality Function Deployment di Setiap Service Area PT Garuda Indonesia (Persero) Mutiara Eka Puspita
JURNAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (IPTEK) Vol. 1 No. 1 (2016): Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Publisher : Institut Teknologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31543/jii.v1i1.64

Abstract

Industri penerbangan dunia tengah mengalami tantangan yang hebat selama dekade terakhir. Menghadapi isu global tersebut, negara-negara Asia Tenggara mencoba untuk menerapkan kebijakan liberalisasi penerbangan ASEAN (ASEAN Open Sky) agar dapat menciptakan kompetisi yang ketat antar maskapai untuk meningkatkan keunggulan bersaing. Kebijakan ASEAN Open Sky tersebut menyebabkan banyak maskapai asing, tidak terkecuali Singapore Airlines, menjadikan Indonesia sebagai target pasar utama. Oleh sebab itu, Garuda Indonesia perlu melakukan perbaikan disegala bidang mengingat pesaing utama pada ASEAN Open Sky, Singapore Airlines, dinilai memiliki performansi yang sangat baik di mata dunia. Metode untuk membantu melakukan perbaikan kualitas adalah Quality Function Deployment dengan alat yang digunakan House of Quality (HOQ). Dengan HOQ dapat dihasilkan rancangan layanan baru berbasis pelanggan yang barmanfaat bagi perbaikan kualitas layanan demi keunggulan bersaing. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1).Mengetahui tingkat kepuasan pelanggan PT Garuda Indonesia (Persero) dibandingkan dengan Singapore Airlines dan tingkat kepentingan atribut layanan yang terdapat pada HOQ; (2).Mengetahui bagaimana rancangan perbaikan layanan dengan HOQ PT Garuda Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta kemampuan perusahaan. Hasil penelitian menyatakan bahwa responden lebih puas pada pelayanan Singapore Airlines dengan nilai rata-rata 3.54 dibandingkan Garuda Indonesia dengan nilai rata-rata 3.0683 dari skala 4. Sesuai hasil rancangan House of Quality, layanan yang menjadi prioritas dilakukan perbaikan dan peningkatan kualitas berdasarkan nilai absolute weight adalah (1).penanganan bagasi; (2).kehandalan layanan ticketing; (3).kebersihan dan fungsi toilet; (4).ketanggapan karyawan dalam penanganan keluhan pelanggan; dan (5).kesesuaian harga yang ditetapkan dengan service yang diterima. Sedangkan prioritas utama karakteristik teknik yang dapat dilakukan perusahaan adalah (1).pemilihan mitra outsource yang terbaik; (2).implementasi boarding management berdasarkan rekomendasi Skytrax; (3).peningkatan attitude karyawan untuk bersikap empati dan ramah; (4).penyediaan staf yang memadai; serta (5).penentuan & pemenuhan service standar bagi frontliner. Kata Kunci : Quality Function Deployment, House of Quality, Kualitas
Pengelolaan Penilaian Kinerja Karyawan Menggunakan Metode Kompetensi Spencer-PDI Sebagai Dasar Pemberian Insentif Mutiara Eka Puspita
JURNAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (IPTEK) Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Publisher : Institut Teknologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31543/jii.v1i1.102

Abstract

PT XYZ merupakan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang menjalankan usaha di bidang manufaktur kosmetik dan memasarkan hasil produksinya baik ke pasaran domestik maupun ekspor. Selama ini PT XYZ khususnya di Depertement Purchasing belum menerapkan sistem penilaian kinerja yang komprehensif untuk karyawannya. Sistem penilaian PT XYZ masih dilakukan secara subjektif sehingga pemberian insentif untuk setiap karyawannya menjadi kurang objektif sehingga berakibat pada ketidakpuasan karyawan dan menurunnya produktivitas kerja. Dalam jurnal ini dilakukan perancangan form penilaian kinerja dengan berbasis kompetensi Spencer dan PDI untuk level staff Purchasing. Adapun langkah-langkah proses perancangan form penilaian kinerja dimulai dari penentuan kriteria penilaian, penentuan tingkat kepentingan tiap kriteria dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), dan penyusunan form penilaian kinerja. Penentuan kriteria penilaian dilakukan dengan menggabungkan antara kriteria penilaian yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan serta aspek kompetensi yang ada di dalam kamus kompetensi (Spencer-PDI). Berdasarkan pengolahan data, didapatkan hasil pembobotan untuk masing-masing kriteria penilaian kinerja yaitu keterampilan administratif sebesar 13.72%, pengetahuan organisasi sebesar 21.87%, strategi organisasi sebesar 15.59%, komunikasi sebesar 21.60%, kemampuan interpersonal sebesar 6.71%, kepeminpinan sebesar 5.23%, kemampuan berfikir sebesar 6.55%, motivasi diri sebesar 4.37%, dan motivasi sebesar 4.37%. Sistem pemberian insentif memiliki range penilaian untuk hasil penilaian kinerja dengan nilai akhir sangat kurang dan kurang tidak diberikan insentif, untuk nilai akhir cukup diberikan insentif sebesar 0.5 kali gaji, untuk nilai akhir baik diberikan insentif sebesar 1 kali gaji, dan untuk nilai akhir sangat baik diberikan insentif sebesar 2 kali gaji sesuai dengan budget maksimal yang diberikan perusahaan.    Kata kunci : Penilaian kinerja, Kompetensi, Analytical Hierarchy Process (AHP), Insentif
Studi Komparasi Pengukuran Efisiensi pada Dual Banking Systems di Indonesia Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis Mutiara Eka Puspita
JURNAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (IPTEK) Vol. 3 No. 1 (2019): Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Publisher : Institut Teknologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31543/jii.v3i1.136

Abstract

Perkembangan sektor perbankan dunia menunjukkan bahwa pengukuran efisiensi dengan rasio keuangan dan indikator profitabilitas seperti Return on Assets (ROA) atau  Return on Equity (ROE) tidak cukup untuk menunjukkan performansi bank. Saat mengukur  profitabilitas, harus dianalisis juga risiko yang terkait dengan indikator profitabilitas. Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) maka risiko dapat dimasukan kedalam pengukuran efisiensi dengan tetap mempertimbangkan profitabilitas. Selain itu DEA memungkinkan benchmark efisiensi pada Dual Banking Systems seperti yang diterapkan di Indonesia. DEA juga memungkinkan pengukuran efisiensi dengan multiple input dan output sehingga banyak faktor yang dapat dipertimbangkan dalam pengukuran. Dengan DEA, dilakukan pengukuran efisiensi dengan 4 model yang berbeda. Model pertama adalah NIM dengan input DEA berupa risiko likuiditas dan risiko pembiayaan dengan output berupa NIM. Model kedua adalah model ROA dengan input berupa risiko operasional dan output ROA, model ketiga adalah model ROE dengan input berupa risiko leverage dengan output ROE, model terakhir adalah model ALL dengan input semua risiko pada ketiga model dan output semua indikator profitabilitas pada ketiga model.  Setelah diukur efisiensi ketiga model dilakukan uji beda Mann Whitney untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada keempat model tersebut.Hasil pengukuran membuktikan bahwa antara bank syariah dan konvensional tidak terdapat perbedaan  signifikan  pada model NIM, terdapat perbedaan signifikan pada model ROA yang disebabkan oleh perbedaan total aset, terdapat perbedaan pada model ROE yang disebabkan oleh perbedaan total ekuitas, dan tidak terdapat perbedaan pada model ALL. Kata Kunci: Efisiensi, Risiko, Profitabilitas, Data Envelopment Analysis (DEA)
ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT LAYANAN INKUBATOR BISNIS DENGAN SINERGI BALANCE SCORECARD DAN STRATEGI BISNIS SUN TZU Mutiara Eka Puspita; Matsuani Matsuani
Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis Vol 27, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (928.508 KB) | DOI: 10.35760/eb.2022.v27i2.3318

Abstract

Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia melaporkan peningkatan jumlah inkubator bisnis mencapai 150 inkubator di tahun 2019. Peningkatan jumlah yang signifikan harus diimbangi dengan peningkatan kualitas inkubator. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis layanan inkubator apa saja yang harus diperbaiki sesuai keinginan tenant sebagai pengguna serta membandingkannya dengan karakteristik teknis yang harus dimiliki oleh sebuah lembaga inkubator. Penelitian menggunakan mix method research dengan sequential explanatory menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD). Formulasi strategi QFD dikombinasikan dengan Balance Score Card (BSC) dan strategi Sun Tzu’s. BSC berada pada sumbu vertikal untuk mengetahui layanan apa yang diinginkan tenant dan bagaimana kepuasannya. Pada sumbu horizontal strategi Sun-Tzu’s digunakan untuk menjawab bagaimana inkubator memenuhi keinginan tersebut. Diperoleh lima layanan inkubator yang perlu diperbaiki yaitu tersedianya mentoring yang bermutu (31,2%), tersedianya akses ke network inkubator yang memiliki peluang kerjasama (30,4%), tersedianya SDM dan pendamping yang handal dan tersertifikasi (30,4%), tersedianya layanan pemasaran yang membantu tenant (30,16%), tersedianya akses ke angel investor/Venture Capital (29,84%). Lima prioritas perbaikan yang harus dilakukan inkubator adalah menyusun business dan action plan inkubator bisnis (12,423%), evaluasi terhadap kinerja inkubator bisnis (11,660%), melaksanakan kegiatan operasional inkubasi (11,439%), penetapan kebijakan (policy) dan Sistem Operasional Prosedur (SOP) pekerjaan inkubator (11,424%), melakukan kegiatan promosi inkubator bisnis (9,774%).
PELATIHAN BUDIDAYA LIDAH BUAYA DI KELURAHAN PAKU JAYA SERPONG UTARA Katri Widayani; Mutiara eka Puspita; Edward Sahat Tampubolon; Nunie Nurida
Jurnal Abdi Insani Vol 9 No 1 (2022): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v9i1.485

Abstract

Tanaman lidah buaya Pontianak dan Afrika menjadi salah satu tanaman yang memiliki nilai ekonomi serta keunggulan produksi. Tanaman ini memiliki berat sekitar 0,8 – 1,2 kilogram setiap pelepahnya dan dapat dipanen setiap bulan sejak bulan ke 10 -12 setelah penanaman hingga masa tanam lima tahun. Mutu panen setiap pelepah sebagian besar tergolong mutu A, tanpa cacat serta tahan terhadap serangan hama penyakit daun. Oleh sebab itu, diadakan penyuluhan untuk membudidayakan lidah buaya pada Ibu-Ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Pemuda Karang Taruna di kelurahan Paku Jaya Serpong Utara. Masyarakat disini belum mengetahui cara pembudidayaan tanaman lidah buaya padahal memiliki lahan tidak produktif yang bisa memiliki nilai ekonomi jika dikelola. Metode pengabdian dilakukan dengan pendekatan model participatory rural appraisal (PRA), community Development, persuasif serta edukatif dengan tahapan kegiatan berupa sosialisasi awal, pemberian bibit, pelatihan tata cara budidaya lidah buaya, hingga pelatihan tata cara panen lidah buaya. Setelah pengabdian dilakukan, Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Pemuda Karang Taruna sekarang telah memiliki ketrampilan pembudidayaan lidah buaya serta pengetahuan mengoptimalkan bibit yang diberikan untuk dijadikan bibit kembali. Dengan ketrampilan tersebut, lahan tidak produktif di kelurahan Paku Jaya dapat termanfaatkan. Kedepannya, setelah lidah buaya dapat dipanen, tim pengabdian masyarakat akan melanjutkan penyuluhan terkait pembuatan produk turunan berbahan dasar lidah buaya.
RANCANGAN DAN ANALISIS CAPAIAN KOMPETENSI LULUSAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT Mutiara Eka Puspita
JURNAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (IPTEK) Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Publisher : Institut Teknologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31543/jii.v6i2.202

Abstract

Perancangan  capaian kompetensi  tambahan lulusan seringkali  dibuat oleh  lembaga  pendidikan  secara  satu  pihak  saja  tanpa  mengadakan  pengkajian  kepada pengguna  lulusan  mengenai  apa saja sebenarnya  yang dibutuhkan  pada dunia kerja maupun  terlalu fokus pada apa yang diharapkan   pengguna  lulusan  tanpa  memperhatikan apakah  kekuatan  internal  institusi  dan  lulusan  dapat  memenuhinya.  Capaian  kompetensi lulusan yang didapatkan di lingkungan pendidikan pun seharusnya tidak hanya berupa teori yang   hanya   menilai   sisi  intelektual   seseorang   (IQ).   Namun   juga   harus   menyangkut kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ). Oleh sebab itu, sangat penting diadakan  penelitian  dalam perancangan  capaian kompetensi  lulusan  yang  mempertimbangkan   kekuatan  internal  lulusan  dan  kebutuhan pengguna lulusan berlandaskan IQ, EQ dan SQ. Penelitian  ini  menggunakan metode  penelitian  kualitatif  dengan  teknik  pengumpulan  data  dilakukan  dengan  tiga cara yakni  wawancara,  observasi  dan  studi  dokumentasi.  Pemilihan  metode  kualitatif  dengan Quality Function Deployment dengan alat analisis berupa House of Quality. Melalui metode tersebut, capaian kompetensi lulusan dan kebutuhan pengguna lulusan dapat diintegrasikan sehingga menghasilkan suatu rancangan capaian kompetensi lulusan yang sesuai. Terdapat 5 karakteristik teknis yang perllu mendapat perhatian yaitu organisasi mahasiswa (16,52%), dosen yang handal (15,58%), komunikasi yang baik (15,52%), Kurikulum yang terintegrasi (12,77%) dan aktivitas spiritual (7,23%).  
KEEFEKTIFAN KEGIATAN KOLABORATIF MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA (MBKM) PADA SKEMA MENGAJAR DI SATUAN PENDIDIKAN Estuti Rochimah; Refranisa Refranisa; Titieandy Lie; Intan Findanavy Ridzqo; Aliviana Demami; Mutiara Eka Puspita
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Vol. 15 No. 1 (2022)
Publisher : Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, BSKAP, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpkp.v15i1.552

Abstract

The effectiveness of school-university collaboration through the teaching assistance scheme as part of the Emancipated Learning Emancipated Campus (Merdeka Belajar Kampus Merdeka - MBKM) program. This research aims to analyze factors that influence the effectiveness of the MBKM program through the teaching assistant schemes in schools. The research was conducted using multiple linear regression method with SPSS as the tool. The independent variables were students’ interest and learning facilities, and the dependent variable was effectiveness. The result of the f test showed that students’ interest and learning facilities jointly affect 60.4% of the effectiveness of the MBKM implementation. Based on the results of the t test, interest had an influence of 40.221% on the effectiveness of MBKM implementation and learning facilities had an influence of 20.2176% on the effectiveness of MBKM implementation. From the results, it can be concluded that the teaching assistant scheme in schools had an influence of 60.4%, consisting of 40.2% students’ interest in SMKN 4 of South Tangerang towards MBKM activities and 20.2% learning facilities provided by mentors as teachers.
KEEFEKTIFAN KEGIATAN KOLABORATIF MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA (MBKM) PADA SKEMA MENGAJAR DI SATUAN PENDIDIKAN Estuti Rochimah; Refranisa Refranisa; Titieandy Lie; Intan Findanavy Ridzqo; Aliviana Demami; Mutiara Eka Puspita
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Vol. 15 No. 1 (2022)
Publisher : Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, BSKAP, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpkp.v15i1.552

Abstract

The effectiveness of school-university collaboration through the teaching assistance scheme as part of the Emancipated Learning Emancipated Campus (Merdeka Belajar Kampus Merdeka - MBKM) program. This research aims to analyze factors that influence the effectiveness of the MBKM program through the teaching assistant schemes in schools. The research was conducted using multiple linear regression method with SPSS as the tool. The independent variables were students’ interest and learning facilities, and the dependent variable was effectiveness. The result of the f test showed that students’ interest and learning facilities jointly affect 60.4% of the effectiveness of the MBKM implementation. Based on the results of the t test, interest had an influence of 40.221% on the effectiveness of MBKM implementation and learning facilities had an influence of 20.2176% on the effectiveness of MBKM implementation. From the results, it can be concluded that the teaching assistant scheme in schools had an influence of 60.4%, consisting of 40.2% students’ interest in SMKN 4 of South Tangerang towards MBKM activities and 20.2% learning facilities provided by mentors as teachers.
Persepsi Pelaku Usaha terhadap Kebijakan Insentif dan Kemudahan Berusaha di Kabupaten Lebak Mutiara Eka Puspita; Aniek Sri Handayani; Ratnawati Ratnawati
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.897 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i2.6173

Abstract

Investasi yang berkelanjutan merupakan salah satu program yang tercantum padafase awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.Target utama pada RPJMN 2020-2024 adalah Indonesia menjadi salah satu negaraupper-middle income dengan pertumbuhan ekonomi diharapkan meningkat dengannilai rarta-rata 5,7-6,0 persen. Untuk merealisasikan hal tersebut, perlu dukungandari pemerintah daerah untuk meningkatkan investasi sehingga disahkan PeraturanPemerintah No 24 tahun 2019 tentang Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasidi daerah. Setiap pemerintah daerah dapat menerapkan jenis kebijakan insentif dankemudahan investasi dengan menyesuaikan karakteristik daearah. Analisiskebijakan insentif dan kemudahan investasi dari sisi pelaku usaha perlu dilakukanagar kebijakan insentif dan kemudahan investasi yang diterapkan dapat tepatsasaran serta efektif dalam mendorong pertumbuhan investasi daerah. Dengan mixmethod melalui focus group discussion dan penyebaran kuesioner, diperolehperingkat jenis kebijakan insentif dan kemudahn berusaha yang dapat diterapkan diKabupaten Lebak.