Membakar lahan merupakan salah satu usaha yang paling ekonomis dalam pembukaan lahan. Selain itu, masyarakat di Kalimantan Barat memiliki tradisi Gawai Serentak, yaitu persiapan musim tanam dengan membuka lahan dengan cara membakar. Saat musim kemarau, budaya membuka lahan ini sangat beresiko terhadap terjadinya kebakaran lahan gambut yang luas serta sulit dipadamkan. Tujuan dari kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) ini adalah untuk mengedukasi dan menyosialisasikan pembukaan dan pengolahan lahan tanpa bakar (PLTB) kepada masyarakat Desa Simpang Kasturi. Kegiatan ini diikuti oleh 20 peserta, yang merupakan anggota Masyarakat Peduli Api (MPA) dan kelompok tani, dengan menggunakan metode ceramah yang dilanjutkan dengan demonstrasi penggunaan alat pemadam ringan (APAR) dan traktor tangan. Dalam kegiatan itu juga dibagikan APAR dan traktor tangan. Monitoring dan evaluasi kegiatan dilaksanakan sepanjang kegiatan melalui diskusi dua arah, dan tes di awal dan di akhir kegiatan yang berisi tentang pemahaman dari materi ceramah dan demonstrasi yang dilakukan. Mengacu pada hasil pretest dan posttest, tingkat pemahaman masyarakat mengenai penyebab karhutla di lahan gambut susah dipadamkan, upaya efektif pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla), sanksi membuka lahan dengan membakar, serta cara menggunakan APAR dan traktor tangan, menunjukkan kemajuan. Burning land is one of the most economical ways to clear the lands. Besides that, people in West Kalimantan have the Gawai Serentak tradition, which is a tradition of preparing for the planting season by clearing land through burning. During the dry season, this culture of clearing land is very risky for large peatland fires that are difficult to extinguish. The purpose of this community service activity (PPM) is to educate and socialize about clearing and processing of plantation land without burning (PLTB) to the Simpang Kasturi villagers. This activity was attended by 20 participants who were members of fire care community (MPA) and farmer groups, using the lecture method followed by demonstrations of light fire extinguishers (APAR) and hand tractors usage. In this activity, APAR and hand tractor were also distributed. Monitoring and evaluation of activities is carried out throughout the activity through Two-way discussions, pretest and posttest about the understanding of the lecture material and demonstrations conducted. Referring to the results of the pretest and posttest, the level of public understanding of the causes of peatland forest fires that are difficult to extinguish, effective efforts to control forest fires, sanctions for clearing land by burning, as well as how to use fire extinguishers and hand tractors, indicate improvement.