Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Keefektifan Counter Preassure Massage terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif Persalinan di Puskesmas Rawat Inap Langgam Kabupaten Pelalawan Isrowiyatun Daiyah
EMBRIO Vol 12 No 1 (2020): EMBRIO (MEI 2020)
Publisher : Program Studi S1 Kebidanan - Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.654 KB) | DOI: 10.36456/embrio.v12i1.2386

Abstract

The highest degree of pain in the process of childbirth among other pains. About 36.35% mothers experienced obstetric complications in Langgam Health Center with 14.1 being caused by prolonged labor. One of natural techniques to relieve labor pain to women in labor is by offering Counter Pressure Massage. This study aimed to analyze the impact of Counter Pressure Massage on the intensity of labor pain in active phase of the first stage of labor. This research was pre experimental with One Group Pretest and Posttest design. The population was 45 people and the sample was 15 people. The research was conducted at Langgam Inpatient Health Center in February-June 2017. Data analysis used dependent samples t-test. This study found that there was a significant decrease in the intensity of labor pain after the treatment of Counter Pressure Massage (p = 0.000). This study concluded that Counter Pressure Massage technique is very influential to reduce the intensity of labor pain. Health workers are expected to apply this massage as one of delivery services in reducing pain
FAKTOR RISIKO TERJADINYA STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UMBAN SARI PEKANBARU TAHUN 2016 JURAIDA ROITO HARAHAP; ISROWIYATUN DAIYAH
JURNAL PROTEKSI KESEHATAN Vol 5 No 2 (2016): JURNAL PROTEKSI KESEHATAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.236 KB) | DOI: 10.36929/jpk.v5i2.61

Abstract

Stunting dapat disebabkan kemiskinan dan pola asuh atau pemberian makanan yang kurang baik dari sejak anak dilahirkan yang mengakibatkan anak menjadi pendek. Data Riskesdas 2013 menunjukan prevalensi pendek secara nasional adalah 37,2% yang terdiri dari 18,0% anak sangat pendek dan 19,2% anak pendek. Dampak dari Stunting adalah tidak hanya pada fisik yang lebih pendek, Tetapi juga pada fungsi kognitifnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis factor Risiko terjadinya Stunting pada balita usia 25-36 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Umban Sari Pekanbaru Tahun 2016. Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis observasional dengan desain cros sectional. variabel dalam penelitian ini adalah tinggi badan ibu, berat badan lahir, pemberian ASI Ekslusif, pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI), Inisiasi Menyusui Dini (IMD), lamanya pemberian ASI, Pendidikan ibu. Populasi dalam penelitian ini adalah balita usia 25-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Umban Sari Pekanbaru tahun 2016, dilaksanakan mulai bulan April – November 2016. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengukuran. Analisa data dilakukan secara univariat, bivariat, dengan menggunakan Uji Chi Square dan analisa multivariat dengan Uji Regresi Logistik Ganda (Multiple Regresi Logistik). Hasil penelitian ditemukan ada hubungan antara pemberian ASI < 6 bulan dan pemberian MP-ASI < 6 bulan dengan terjadinya stunting. Hasil uji Multivariat ditemukan faktor yang paling berpengaruh terhadap resiko terjadinya stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Umban Sari adalah pemberian MP-ASI. Diharapkan kepada pimpinan Puskesmas Umban Sari untuk merencanakan program 1000 hari pertama kehidupan dimulai dari masa kehamilan sampai dengan masa nifas agar ibu-ibu memberikan ASI Eklusif dan pemberian MP-ASI > 6 Bulan.
PENGARUH PENDAMPINGAN PEMBERIAN ASI TERHADAP SEKRETORI IMUNOGLOBULIN A (sIg A) PADA NEONATUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RUMBAI PEKANBARU 2017 Isrowiyatun Daiyah; Hj. Juraida Roito Hrp
JURNAL PROTEKSI KESEHATAN Vol 7 No 1 (2018): JPK: Jurnal Proteksi Kesehatan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.877 KB) | DOI: 10.36929/jpk.v7i1.127

Abstract

emberian air susu ibu (ASI) merupakan salah satu strategi utama untuk memenuhi kecukupan gizi, mencegah penyakit dan kematian. Salah satu kandungan dari ASI adalah kolostrum yang sangat berguna bagi bayi dimana terkandung zat kekebalan terutama sekretori immunoglobulin A (sIgA) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi seperti diare. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendamping pemberian ASI terhadap kadar sekretori imunoglobulin A (sIg A) pada neonatus di Wilayah Kerja Puskesmas Rumbai Pekanbaru 2017. Desain penelitian adalah quasy eksperiment dengan pendekatan Pretest dan Posttest Control Group. Sampel pada penelitian ini dilakukan pada 15 orang neonatus untuk kelompok yang diberikan pendampingan pemberian ASI dan 15 orang neonatus yang tidak dilakukan pendampingan pemberian ASI di wilayah kerja Puskesmas Rumbai Pekanbaru, Mei – Oktober 2017. Sampel dipilih berdasarkan Consecutive Sampling. Pemeriksaan kadar sIgA dilakukan dilaboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Unand dengan Metode Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) Capture Test. Uji normalitas data dengan Shapiro-Wilk, uji perbedaan kadar Sekretori Imunoglobulin A (sIg A) pada neoonatus yang dilakukan pendampingan pemberian ASI dengan yang tidak dilakukan pendampingan pemberian ASI, menggunakan uji T Independen. Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan yang signifikan rata-rata atau mean kadar sIg A neonatus sebelum (hari ke-1) dan setelah (hari ke-28) tidak dilakukan pendampingan dan dilakukan pendampingan pemberian ASI (p=0,000); (p=0,004), kemudian tidak ada perbedaan yang signifikan antara kadar sIg A dari neonatus yang dilakukan pendampingan pemberian ASI dibandingkan dengan neonatus yang tidak dilakukan pendampingan pemberian ASI (p=0.625). Kesimpulan penelitian ini adalah pendampingan pemberian ASI akan berpengaruh terhadap peningkatan kadar sIg A sehingga disarankan bagi para bidan dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat khususnya ibu menyusui agar memberikan ASI ekslusif serta tetap melakukan pendampingan pemberian ASI pada ibu menyusui, terutama pendampingan dari keluarga.
Pelatihan Teknik Pijat Perah Dan Teknik Pijat Oksitoksin Pada Kader Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Astambul Isrowiyatun Daiyah; Magdalena; Megawati; Norlaila Sofia
Ekobis Abdimas Vol 1 No 2 (2020): Desember
Publisher : Fakultas Ekonomi, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/ekobisabdimas.1.2.3024

Abstract

Kader merupakan bagian dari masyarakat yang bersedia bekerja sukarela dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di lingkungannya sendiri. Peningkatan kualitas yang dapat terasa pada bayi baru lahir adalah pemberian air susu ibu (ASI) yang maksimal. karena di dalam ASI mengandung sel darah putih, zat kekebalan, enzim, hormon dan protein yang cocok untuk bayi. Berdasarkan data yang didapatkan bahwa masih rendahnya cakupan ASI bahkan setiap tahunnya terjadi penurunan. Penurunan cakupan ini dikarenakan beberapa sebab salah satunya kurangnya motivasi ibu sehingga rangsangan dalam produksi ASI menjadi kurang yang pada akhirnya mengakibatkan ASI tidak keluar. Salah satu cara dalam merangsang ASI dapat keluar adalah dengan melakukan pijatan dengan teknik pijat perah dan teknik pijat oksitoksin. Setelah dilakukan pelatihan pijat perah dan oksitoksin terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan para kader dalam Malakukan tindakan tersebut. Kata kunci : Teknik Pijat Perah, Teknik Pijat Oksitoksin, ASI
PELATIHAN KADER KESEHATAN DALAM DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN STUNTING DI WILAYAH PUSKESMAS KARANG INTAN 2 KABUPATEN BANJAR Megawati, Megawati; Isrowiyatun Daiyah
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 6: Nopember 2024
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Reducing the prevalence of stunting is a priority of the Sustainable Development Goals (SDG's) in Indonesia until 2030 to reduce as much as 40% of the number of stunted toddlers (Kemenkes RI, 2018; WHO, 2018). The national target for stunting prevalence is set at l4% (fourteen percent) by 2024 (PP RI, 2021). To detect and prevent stunting, cooperation from various stakeholders is needed, especially those related to child nutrition and health. The relevant stakeholders are not only health workers but also health cadres. Posyandu cadres as people who are also close to the community and are an extension of health workers in terms of dealing with maternal and child health problems found in the community can be very strategic to be used as parties who can help overcome the problem of stunting according to their capacity. Based on this, we intend to intervene with health cadres as promoters of stunting prevention and early detection in Karang Intan Sub-district as a sub-district with a high stunting rate in Banjar District. Health cadres will be provided with training, and then they are expected to apply their knowledge to the community, especially prospective mothers, new mothers and mothers with toddlers to care about stunting and prevent stunting
EDUKASI DAN PENDAMPINGAN IBU HAMIL KEK PADA KELOMPOK IBU HAMIL DI DESA AWANG BANGKAL BARAT Suhrawardi, Suhrawardi; Januarsih, Januarsih; Isrowiyatun Daiyah
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 6: Nopember 2024
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

If a pregnant woman experiences anemia and SEVERITY, she will be at risk during her pregnancy, childbirth and the baby that will be born. During pregnancy, pregnant women who experience anemia and SEVERITY are at risk of abortion, impaired growth of fetal brain cells, the distribution of nutrients from mother to fetus will also be severely disrupted, so that it will make the baby born potentially experience Low Birth Weight Babies (LBW) which if the condition is not handled will continue to stunting, fetal growth abnormalities and others. During childbirth, pregnant women who experience anemia and SEZ are at risk of bleeding during childbirth and in the last ten years, bleeding has always coexisted with Preeclampsia in the top two contributors to the Maternal Mortality Rate in Indonesia. Stunting in toddlers is influenced by maternal nutritional history such as chronic energy deficiency (CED) and iron nutritional anemia (AGB). The nutritional status of the mother before and during pregnancy can affect fetal growth. If the mother's nutritional status is normal before and during pregnancy, it is likely that she will give birth to a healthy, full-term baby with normal weight. Poor fetal growth of pregnant women with SEZ will result in low birth weight (LBW) babies. A pregnant woman will give birth to a healthy baby if her health and nutrition levels are in good condition