Rahmayati, El
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Pelaksanaan Pelayanan Antenatal pada Masa Pandemi Covid-19 Mugiati, Mugiati; Rahmayati, El
Jurnal Kesehatan Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jk.v12i1.2523

Abstract

Pregnant and lactating women are susceptible to viral infections including Covid-19. One of the reasons is low immunity due to hormonal changes during pregnancy and breastfeeding. the Ministry of Health has made guidelines for pregnant women, childbirth, and newborns during the Covid-19 pandemic. The purpose of this study was to describe the implementation of antenatal care services during the Covid-19 Pandemic. This study analysis of this research sample of pregnant women and midwives in the Puskesmas Way Kandis work area which were taken purposively. the study began by conducting interviews with 4 midwives to get an overview of the implementation of antenatal services, then online data collection was carried out on pregnant women, the analysis was carried out with a systems approach theory. Analysis of the implementation of antenatal services during the Covid-19 pandemic was seen from the input factors, namely characteristics, with the results that 86,6% of respondents were of healthy reproductive age and 72,2% were multiparous. Process: midwives conduct home visits to guide pregnant women in studying the MCH handbook. Output factor: the results of the analysis of the knowledge of the mother, 43% have sufficient knowledge, and 35% have less knowledge. The obstacle for midwives is the non-compliance of the community, especially pregnant women and cadres, in implementing protocols when visiting health services. It is recommended that Puskesmas be more intensive in providing education to pregnant women and their families as well as fostering health cadres to comply with the implementation of health protocols.
Penurunan Kecemasan Hospitalisasi Pada Anak Pra Sekolah Dengan Bermain Coloring Clay rahmayati, el; Handayani, Ririn Sri; Trianisa, Mulya; Purwati, Purwati; Kohir, Dedek Saiful
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung (JKPBL) Vol 12 No 1 (2024): JKPBL Vol 12 No 1 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panca Bhakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47218/jkpbl.v12i1.302

Abstract

Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2018, 87% anak yang dirawat di rumah sakit di berbagaiwilayah mengalami kecemasan. Menurut data Survei Kesehatan Nasional (SUSENAS) tahun 2014, 35 persendari 100 anak yang dirawat di rumah sakit mengalami kecemasan. Hasil survei peneliti menunjukkan bahwatujuh dari sepuluh anak berusia antara 3 dan 6 tahun yang berada di rumah sakit dan sedang menjalanipembedahan mengalami kecemasan. Distraksi melalui terapi bermain adalah salah satu pengobatannonfarmakologi untuk anak-anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana terapi bermainwarna clay memberikan dampak terhadap penurunan kecemasan hospitalisasi pada anak prasekolah yang dirawatdi ruang rawat bedah anak RSUD Dr. H. Abdul Moeloek pada tahun 2023. Penelitian jenis ini adalah kuantitatif.Penelitian ini menggunakan metode pra eksperimen dengan rancangan satu kelompok pretest-posttest. Jumlahsampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 45.
Pengaruh Hand Massage Minyak Zaitun Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Preoperasi Laparotomy Udani, Giri; Amperaningsih, Yuliati; Rahmayati, El; Sari, Putri Kurnia
JURNAL WACANA KESEHATAN Vol 8, No 1 (2023): Juli
Publisher : AKPER Dharma Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52822/jwk.v8i1.514

Abstract

Laparotomy merupakan pembedahan pada lapisan dinding perut. World Health Organization (WHO) tahun 2017 mendata ada 140 juta pasien diseluruh rumah sakit dunia melakukan tindakan operasi, di Indonesia tahun 2017 mencapai 1,2 juta jiwa. Sebelum operasi laparotomi biasanya pasien mengalami kecemasan. Salah satu upaya mengatasi kecemasan pada pasien pre operasi laparotomi non farmakologi dapat dilakukan intervensi hand massage menggunakan minyak zaitun. Penelitian bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh hand massage dengan minyak zaitun terhadap tingkatan kecemasan pada pasien preoperasi laparotomi. Desain penelitian pre eksperimen dengan rancangan one grup pre test dan post test pada 30 orang responden. Penilaian kecemasan menggunakan kuesioner (SAS/SRAS). Uji statistika hasil penelitian menggunakan uji Wilcoxson Signed Ranks Test didapatkan penurunan tingkat kecemasan sebesar 5,46 dengan nilai p-value = 0,000 É‘ (<0,05), maka disimpulkan ada pengaruh hand massage dengan minyak zaitun terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operasi laparotomy. Peneliti menyarankan perawat dalam mengatasi cemas pasien pre operasi laparotomi dapat menggunakan Pemijatan pada tangan atau hand massage dengan minyak zaitun sebagai terapi non farmakologi
Efektivitas program positive deviance terhadap peningkatan status gizi balita melalui kegiatan pos gizi: Literature review Sugiarti , Sugiarti; Sunarsih, Sunarsih; Kohir, Dedek Saiful; Rahmayati, El; Purwati, Purwati
THE JOURNAL OF Mother and Child Health  Concerns Vol. 3 No. 1 (2023): June Edition 2023
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mchc.v3i1.336

Abstract

Background: Toddlers are a risk population. Toddlers are a group that is at risk of experiencing malnutrition due to age and their dependence on parents in fulfilling their nutrition, including the lack of control from parents and society against all forms of health threats to toddlers. Positive deviance/Hearth is a community-based intervention that identifies the main challenges contributing to malnutrition in the community and finds local solutions to address them by observing positive behaviors practiced in “positive deviance”, children from poor households with better nutritional outcomes better than families who have the same problem in society. Purpose: To identify the effectiveness of the positive deviation program in improving the nutritional status of toddlers through nutrition post activities. Method: Writing articles using a systematic literature study. Articles were searched for and collected from online databases using: Google Scholar, Scopus, Science Direct, Google Scholar, ProQuest and Elsivier. Literature is limited to the range of 2016 to 2022. Results: It was found that poverty is not the main cause of malnutrition in children under five. This is corroborated by the finding that there are positive behaviors in poor families that can cause toddlers to continue to grow normally, and this activity can be exemplified through the positive deviation approach. The results showed that there was a relationship between the participation of mothers in nutrition post activities and the nutritional status of toddlers. This is due to the positive feeding practices and good care during the nutrition post session practiced by the mother of the toddler. Positive deviation activities carried out in the community require good planning, so that the implementation of the program can bring benefits in accordance with the goal of improving the nutritional status of children under five. Because an evaluation is needed in this program so that the nutritional status of toddlers who have improved can be maintained. Conclusion: Poor nutritional status of children under five is a very complex health problem and requires treatment through both intensive and sensitive efforts, positive deviation is a very effective program to implement.   Keywords: Effectiveness; Positive Deviance, Increase; Toddler Nutrition.   Pendahuluan: Balita adalah populasi berisiko. Balita merupakan kelompok yang berisiko mengalami kurang nutrisi karena faktor usia dan ketergantungannya terhadap orang tua dalam pemenuhan nutrisinya termasuk kurangnya kontrol dari orang tua dan masyarakat terhadap segala bentuk ancaman kesehatan terhadap balita. Positive deviance/Pos Gizi adalah intervensi berbasis masyarakat yang mengidentifikasi tantangan utama yang berkontribusi terhadap kekurangan gizi di masyarakat dan menemukan solusi lokal untuk mengatasinya dengan mengamati perilaku positif yang dipraktikkan dalam “penyimpangan positif”, anak-anak dari rumah tangga miskin dengan hasil gizi yang lebih baik dibandingkan keluarga yang memiliki masalah yang sama di masyarakat. Tujuan: Untuk mengidentifikasi efektifitas program positive deviance terhadap peningkatan status gizi balita melalui kegiatan pos gizi. Metode: Penulisan artikel menggunakan studi literatur tersistematis. Artikel dicari dan dikumpulkan dari online database yaitu menggunakan: Google scholar , Scopus, Science Direct, Google Cendikia, ProQuest dan Elsivier.  Literatur terbatas pada rentang tahun 2016 sampai 2022. Hasil: Ditemukan bahwa kemiskinan bukan menjadi penyebab utama kejadian gizi kurang pada balita. Hal ini dikuatkan dengan temuan bahwa terdapat perilaku yang positif pada keluarga miskin yang dapat menyebabkan balita tetap bertumbuh dengan normal, dan kegiatan ini dapat dicontoh melalui pendekatan positive deviance. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara keikutsertaan ibu dalam kegiatan pos gizi dengan status gizi balita. Hal ini disebabkan karena praktik pemberian makan yang positif dan pengasuhan yang baik selama sesi pos gizi dipraktikkan oleh ibu balita.  Kegiatan positive deviance yang dilakukan dalam masyarakat, membutuhkan perancanaan yang baik, sehingga pelaksanaan program bisa membawa manfaat sesuai dengan tujuan yaitu meningkatkan status gizi balita. Karena diperlukan adanya evaluasi dalam program ini sehingga status gizi balita yang telah membaik dapat dipertahankan. Simpulan: Status gizi balita yang kurang merupakan masalah kesehatan yang sangat kompleks dan membutuhkan penanganan baik melalui upaya intensif maupun sensitif, positive deviance adalah salah satu program yang sangat efektif untuk dilakukan.
Bounding Attachment dan Postpartum Blues Pada Pasien Pasca Operasi Sectio Caesarea Anita, Anita; Febriany, Anggita; Rahmayati, El
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 12 (2024): Volume 6 Nomor 12 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i12.17859

Abstract

ABSTRACT The prevalence of postpartum blues is 3-8% with 50% occurring in the productive age group 20-50 years. Postpartum blues cases are 26-85% in Asia, in Indonesia it will be 70-80% in 2020. Objective: to determine the relationship between bounding attachment and the incidence of postpartum blues in patients after caesarean section surgery at RSIA AMC Metro City. Method: Quantitative research type, cross sectional method. Sample of 75 respondents, purposive sampling technique, data collection tool, Edinburgh Postnatal Depression Scale questionnaire & bounding attachment observation. Chi Square test analysis. Results: Post partum mothers who did not do good bonding attachment experienced post partum blues as many as 37 (88.1%), mothers who did good bonding attachment experienced postpartum blues as many as 3 respondents (9.1%).  The results of the chi square test obtained a p-value = 0.000, so it was found that bounding attachment had a significant relationship with the incidence of postpartum blues in patients after caesarean section surgery. OR = 74,000, meaning that mothers who are not good at bonding attachment have a 74 has risk of experiencing postpartum blues. Conclusion: There is a relationship between postpartum SC mother's bounding attachment and the occurrence of postpartum blues. Post partum SC mothers are expected to strengthen their affection by increasing interactions with their babies such as Direct Breastfeeding, touch, eye contact and active communication with their babies. Keywords: Sectio Caesarea, Postpartum Blues, Bounding Attachment  ABSTRAK Prevalensi postpartum blues 3-8% dengan 50% terjadi pada usia produktif 20-50 tahun (WHO, 2021). Kasus postpartum blues 26-85% di Asia, di Indonesia menjadi 70-80% tahun 2020 (Annisa, 2022). Tujuan: untuk mengetahui hubungan bounding attachment dengan kejadian posartum blues pada pasien pasca operasi sectio caesarea di RSIA AMC Kota Metro. Metode: Jenis penelitian kuantitaif, metode cross sectional. Sampel 75 responden, teknik purposive sampling, Alat pengumpulan data kuesioner Edinburg Postnatal Depression Scale & observasi bounding attachment. analisis uji Chi Square. Hasil:  Ibu post partum yang tidak baik melakukan bounding attachment mengalami post partum blues sebanyak 37 (88,1%), Ibu yang melakukan bounding attachment yang baik mengalami postpartum blues sebanyak 3 responden (9,1%) .  Hasil uji chi square diperoleh nilai p-value = 0,000, sehingga didapat bounding attachment memiliki hubungan signifikan terhadap kejadian postpartum blues pada pasien pasca operasi sectio caesarea. OR = 74.000, artinya Ibu yang tidak baik melakukan bounding attachment berisiko 74 kali mengalami postpartum blues Kesimpulan: Terdapat hubungan antara bounding attachment ibu post partum SC dengan terjadinya post partum blues. Ibu Post partum SC diharapkan mempererat kasih sayang dengan memperbanyak interaksi dengan bayi seperti Direct Breastfeeding, sentuhan, kontak mata dan berkomunikasi aktif kepada bayinya. Kata Kunci: Sectio Caesarea, Postpartum Blues, Bounding Attachment