Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Supply Liquid Organic Fertilizer NASA and Rice Husk Ash To The Chemical Properties Of The Soil On The Tomato Plant Fitra Syawal Harahap; Rahmaniah; Roswita, Oesman; Iman, Arman
International Journal of Science, Technology & Management Vol. 1 No. 3 (2020): September 2020
Publisher : International Journal of Science, Technology & Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46729/ijstm.v1i3.42

Abstract

Efforts to improve tomato production can be done with the use of organic fertilizers derived from agricultural waste, manure, green manure, manure-human waste, and compost as a substitute source of nutrients. This study aims To determine the best combination between provision of organic fertilizer POC and Rice Husk Ash On the Chemical Properties of the Soil On the Tomato Plant. This research used randomized block design factorial consisting of 2 treatment factors, namely : the Concentration of POC NASA (N) consists of 4 levels, namely: N0 = 0% ( control), N1 = 1 cc/ liter of water, N2 = 2 cc/ liter of water, N3 = 3 cc/ liters of water. Organic fertilizer Rice Husk Ash (A) which consists of 3 levels, namely :A0 = 0 tons/ ha, A1 = 15 tons/ha (158 g/polybag), A2 = 30 ton/ha (316 g/polybag). The test map used is the Duncan Multiple Range Test (DMRT). As for the observed parameters, namely soil chemical properties include soil pH Methods Elektrometri, C-organic (%) Method of Walkley and Black, P-Available (%) Method of Bray II. The results showed that the Provision of Liquid Organic Fertilizer NASA and as much as 2 cc/ liter of water is able to increase the soil pH and C-organic. Provision of 30 ton/ha or equivalent to 316 g/polybag Rice Husk Ash is able to increase P-available and C-organic.
EFEKTIVITAS MEDIA ANIMASI DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA PESERTA DIDIK KELAS V UPT SPF SDN PAMPANG KOTA MAKASSAR Yulia Nurmasita Devi; Asdar; Rahmaniah
EMBRIO PENDIDIKAN: JURNAL PENDIDIKAN DASAR Vol. 8 No. 1 (2023): Embrio Pendidikan: Jurnal Pendidikan Dasar
Publisher : Lembaga Jurnal FKIP Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52208/embrio.v8i1.648

Abstract

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas media animasi dalam pembelajaran tematik pada peserta didik kelas V UPT SPF SDN Pampang Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimen dengan desain penelitian One Group Pretest-Posttest Design, yaitu memberikan tes sebelum adanya perlakuan, kemudian memberikan tes setelah adanya perlakuan dengan menggunakan media animasi. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas V sebanyak 27 orang. Penelitian dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi dan tes yang dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media animasi efektif digunakan dalam pembelajaran tematik bagi peserta didik kelas V UPT SPF SDN Pampang Kota Makassar. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil analisis diperoleh rata-rata nilai sebelum diberi perlakuan menggunakan media animasi soal pretest rendah dan setelah diberi perlakuan menggunakan media animasi soal posttest meningkat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Media Animasi efektif digunakan dalam pembelajaran tematik bagi peserta didik kelas V UPT SPF SDN Pampang Kota Makassar. Kata kunci: Media animasi, hasil belajar tematik peserta didik.
HUBUNGAN USIA PENGENALAN MP-ASI TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA BALITA KELURAHAN RANGAS KECAMATAN BANGGAE KABUPATEN MAJENE Rahmaniah; Mayangsari, Riska; Fauziah; Kasma, Andi Sri Rahayu; Kasma, Andi Yulia
Nutrition Science and Health Research Vol 2 No 1 (2023): Nutrition Science and Health Research
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/nutrition.v2i1.2810

Abstract

Stunting is one of the nutritional problems experienced by several countries in the world, especially developing countries including Indonesia. The prevalence of stunting in Majene Regency reaches 35.7%. The purpose of this study was to determine the relationship between the age at which complementary foods were introduced and the incidence of stunting. The population in this study were toddlers aged 24-59 months. The sample in this study was obtained using a saturated sample technique, namely the entire population was sampled. To analyze the test data used the chi-square test. The results of the statistical test showed a p value (0.038) <0.05, which means that there is a relationship between the age of introduction of breastfeeding and the incidence of stunting in toddlers. Toddlers with an earlier introduction of weaning food have a risk of 2.595 times experiencing stunting compared to toddlers whose introduction of weaning food is on time Keywords: stunting; weaning food; toddlers.
Pembuatan Kompos Dari Sampah Rumah Tangga dan Sampah Kota Rahmaniah; Oesman, Roswita; Sibuea, Nunti; Siti Aisyah; Sinta Diana
Jurnal Visi Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Visi Pengabdian Kepada Masyarakat : Edisi Februari 2024
Publisher : LPPM Universitas HKBP Nommensen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51622/pengabdian.v5i1.2027

Abstract

Kompos adalah produk mikrobia yang mengubah bahan organik dan menghasilkan kompos dengan nisbah C/N yang rendah. Mengaktifkan kegiatan mikrobia untuk mempercepat proses dekomposisi bahan organik dikenal sebagai pengomposan. Di sana ada bakteri, jamur, dan jasad renik lainnya. Bahan baku kompos ini terdiri dari jerami, sampah kota, limbah pertanian, kotoran hewan dan ternak, serta sampah rumah tangga. Kompos membantu memperbaiki struktur tanah dan menyediakan zat makanan yang diperlukan tumbuhan. Dengan banyaknya bahan baku, terutama sampah perkotaan, dan teknologi pengomposan yang tepat, kompos adalah alternatif pengolahan limbah padat organik yang dapat digunakan di Indonesia. Proses pengomposan akan menghasilkan panas karena aktivitas mikroba, yang terkait erat dengan kelengasan. Kelembaban yang cukup, baik basah maupun kering, sangat memengaruhi aktivitas dan kehidupan mikrobia. Aerasi timbunan terkait erat dengan kelengasan. Bakteri yang terlalu anaerob mati atau terhambat pertumbuhannya karena aerasi. Disarankan agar temperatur tidak terlalu tinggi (60oC). Sebagian besar, proses pengomposan menghasilkan asam-asam organik, yang mengakibatkan penurunan pH, efek netralisasi kemasaman, dan neutralisasi kemasaman, yang sering dilakukan dengan membuat bahan pengapuran. Studi tentang limbah dari manajemen limbah di pusat pengelolaan limbah dan tempat penghapusan limbah dapat membantu mengurangi limbah ekonomi dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk pengurusan limbah, dengan demikian mempromosikan kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Hubungan Umur Ibu dan Paritas dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Totoli Tahun 2017 Rahmaniah
Journal of Health Education and Literacy Vol 2 No 1 (2019): Journal of Health, Education and Literacy (J-Healt)
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.041 KB) | DOI: 10.31605/j-healt.v2i1.442

Abstract

Anemia pada ibu hamil masih menjadi prioritas penanganan masalah kesehatan oleh kementerian kesehatan. Hal ini terlihat dari masih dilakukannya intervensi pemberian tablet zat besi pada ibu hamil. Banyak faktor yang mempengaruhi anemia diantaranya jarak antara kehamilan sebelumnya dan berikutnya yang pendek dan juga paritas. Di Indonesia prevalensi anemia pada tahun 2016 sebanyak 37%. Di Sulawesi Barat Angka Kematian Ibu pada tahun 2014 sebanyak 358 per 100.000 kelahiran dan umumnya kematian tersebut disebabkan oleh anemia dan komplikasi pada masa kehamilan. Di wilayah kerja Puskesmas Totoli pada Januari sampai April 2017 terdapat 195 ibu hamil dengan anemia berat 18.9% dan anemia sedang 49.2%. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan umur ibu dan paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Jenis penelitian observasional dengan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Totoli. Data umur dan paritas didapatkan menggunakan kuesioner, sedangkan data anemia didapatkan dari data sekunder. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa umur ibu berhubungan dengan anemia (p=0.002) dan paritas juga berhungan dengan anemia (p=0.049). Berarti p< α= 0,05, sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan antara umur ibu dan paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Disarankan terhadap ibu hamil untuk sering memeriksakan kesehatannya minimal 4 kali selama kehamilan dan bagi petugas kesehatan agar dapat mengoptimalkan perannya berupa pemberian edukasi gizi terhadap pasangan usia subur dan ibu hamil terkait dengan pencegahan masalah anemia.
Hubungan Frekuensi Pemberian Makanan dan Riwayat ASI Eksklusif Dengan Kejadian Stunting pada Baduta di Desa Parappe Rahmaniah
Journal of Health Education and Literacy Vol 2 No 2 (2020): Journal of Health, Education and Literacy (J-Healt)
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.146 KB) | DOI: 10.31605/j-healt.v2i2.617

Abstract

Stunting pada baduta merupakan masalah gizi kronis yang masih menjadi perhatian di Indonesia. Stunting mengindikasikan efek kumulatif dari kekurangan atau ketidakcukupan asupan energi, zat gizi makro dan mikro dalam jangka panjang atau hasil dari infeksi kronis atau infeksi yang terjadi berulang kali. Diantara faktor yang mempengaruhi kejadian stunting adalah frekuensi pemberian makanan dan riwayat ASI eksklusif. Di Indonesia Prevalensi stunting tahun 2013 sebesar 37,2%, di Sulawesi Barat sebesar 47,0% dan Sulawesi Barat menempati prevalensi kedua tertinggi setelah Nusa Tenggara Timur. Di Polewali Mandar jumlah stunting sebanyak 300 balita. Wilayah kerja Puskesmas Campalagian berada diurutan kedua tertinggi stunting setelah Tutar dengan jumlah balita stunting 53 balita, yang terdiri dari 35 baduta dan 18 diatas baduta. Di Kecamatan Campalagian dari 13 desa yang ada, Desa Parappe merupakan desa dengan persentase tertinggi stunting baduta. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan frekuensi pemberian makanan dan riwayat Asi eksklusif dengan kejadian stunting pada baduta. Jenis penelitian observasional dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh baduta sebanyak 193 di wilayah kerja Puskesmas Campalagian. Sampel penelitian adalah baduta di Desa Parappe sebanyak 65. Data frekuensi pemberian makanan dan riwayat ASI eksklusif didapatkan menggunakan kuesioner, sedangkan data stunting didapatkan dari hasil pengukuran. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis data dengan uji chi-square. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa frekuensi pemberian makanan dengan stunting (p=0.12) dan riwayat ASI eksklusif dengan stunting (p=0.10). Berarti p>α= 0,05, sehingga disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara frekuensi pemberian makanan dan riwayat ASI eksklusif dengan kejadian stunting baduta. Disarankan terhadap petugas gizi di Puskesmas Campalagian agar meningkatkan penyuluhan kesehatan kepada ibu yang memiliki anak usia 6-23 bulan tentang pentingnya pemberian Makanan Pendamping ASI (MP ASI) dari segi kualitas maupun kuantitas dan pola pemberian MP ASI yang sesuai dengan umur anak.
Determinan Pemberian ASI Non-Eksklusif Pada Bayi Terdampak Gempa Majene Rahmaniah; Fauziah, Fauziah; Masniati, Masniati; Evawaty
Journal of Health Education and Literacy Vol 4 No 1 (2021): Journal of Health, Education and Literacy (J-healt)
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/j-healt.v4i1.1001

Abstract

ASI eksklusif mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan bayi usia dibawah 6 bulan dan seharusnya tetap dapat diberikan meskipun dalam keadaan darurat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan pemberian ASI non-eksklusif pada bayi terdampak gempa Majene. Penelitian bersifat kualitatif melalui pendekatan fenomenologi. Informan penelitian adalah ibu yang memberikan ASI non-eksklusif kepada bayi 0-6 bulan yang diambil melalui metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara. Analisis data melalui tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan hasil wawancara. Hasil penelitian menunjukkan ibu bayi memberikan ASI non-eksklusif sebelum gempa bumi terjadi, karena kurangnya pengetahuan tentang pentingnya ASI eksklusif. Mayoritas ibu mendapatkan dukungan dari petugas kesehatan dan keluarga, tetapi masih melakukan praktik pemberian ASI non-eksklusif. Bahkan pasca gempa bumi, bantuan susu formula ke pengungsian tidak terkendali. Sehingga, diharapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Majene untuk membuat pemodelan guna keberhasilan pemberian ASI eksklusif dalam berbagai situasi karena Majene termasuk daerah rentan gempa bumi. Kata Kunci: ASI non-eksklusif, Bayi, Gempa Bumi
EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE SOROGAN DALAM MEMAHAMI KITAB KUNING: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE SOROGAN DALAM MEMAHAMI KITAB KUNING Rahmaniah; mahmud, basri; Sudirman
Jurnal Ilmiah Tarbiyah Umat Vol. 14 No. 2 (2024): Jurnal Ilmiah Tarbiyah Umat
Publisher : IAI DDI POLEWALI MANDAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36915/jitu.v14i2.378

Abstract

This study aims to evaluate the performance of the Sorogan method in understanding the Kitab Kuning at Pondok Pesantren Salafiayah Parappe, located in Campalagian District, Polewali Mandar Regency. The Sorogan method, which involves students learning directly in front of a teacher, has proven to be effective in helping students understand classical texts, Arabic language, tafsir, fiqh, and hadith. This research uses a qualitative approach with a case study, collecting data through interviews, observations, and document analysis. The findings indicate that this method accelerates students' understanding of the Kitab Kuning due to the direct interaction between students and teachers. However, challenges such as heavy academic workloads, differences in students' abilities, and limited numbers of teachers are present. Despite these challenges, the Sorogan method has proven effective in enhancing students' understanding at this pesantren.
The Essence of the Curriculum Ruslan; Nurhidayah Da’te; Andi Fitriani Djollong; Rahmaniah; Abdul Assam
International Journal of Health, Economics, and Social Sciences (IJHESS) Vol. 7 No. 2: April 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/ijhess.v7i2.7255

Abstract

The curriculum is the heart of the education system which has a function as a frame of reference in organizing the learning process. In essence, a curriculum is not just a written document containing a list of subjects, but a comprehensive design that includes the entire learning experience planned and guided by an educational institution. The curriculum is dynamic because it is easily adapted to circumstances and adaptive to the development of the times, reflecting the philosophical, sociological, psychological, and pedagogical values embraced in the education system of a country. As a tool to achieve educational goals, the curriculum contains four main interrelated components: objectives, material or content, learning strategies or methods, and evaluation. The objectives of the curriculum are derived from the objectives of national education which reflect the aspirations of the community. Curriculum materials are selected and designed to achieve these goals. Learning strategies determine the approaches, methods, and techniques used in implementing the curriculum. As for evaluation, it serves to measure the success rate of achieving goals and provide feedback for curriculum improvement. In terms of implementation, the curriculum has three forms: the written curriculum (intended curriculum), the implemented curriculum (implemented curriculum), and the experienced curriculum (experienced curriculum). The gap between these three forms of curriculum is often a challenge in achieving educational effectiveness. Therefore, curriculum development needs to be carried out systematically, scientifically, and involving various stakeholders to ensure the relevance, sustainability, and significance of the curriculum in facilitating the optimal development of students' potential.
Karakteristik Mineralogi Sedimen Banjir Bandang di Sungai Masamba Menggunakan Metode X-Ray Diffraction (XRD) Amardika; Rahmaniah; Said L, Muh
JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Vol 13 No 1 (2025)
Publisher : Pendidikan Fisika UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jpf.v13i1.56017

Abstract

This study was conducted to analyse the sediment characteristics transported by flooding in the Masamba River, North Luwu Regency, using the X-Ray Diffraction (XRD) method. The characteristics analysed include the crystal structure and mineral content of the sediment transported after the flash flood on 13 July 2020. Sampling was carried out randomly at three points along the Masamba Riverbank at depths of 0 cm (surface), 50 cm, and 100 cm. The results of the study showed that the crystal structure of the sediment varied greatly at each point. At point A, the crystal structure at depths of 0 cm and 50 cm was Orthorhombic, while at a depth of 100 cm it was Monoclinic. At point B, all samples at depths of 0 cm, 50 cm, and 100 cm exhibited a Trigonal (hexagonal-axes) crystal structure. Meanwhile, at point C, the crystal structure at a depth of 0 cm was Triclinic (anorthic), whereas at depths of 50 cm and 100 cm it was Orthorhombic. Regarding mineral content, at point A, sediments at depths of 0 cm and 50 cm contained Titanium(IV) Oxide Phosphate (O20P4Ti5), while at a depth of 100 cm they contained (C20Cl10N6). At point B, all samples (0 cm, 50 cm, and 100 cm) were dominated by Quartz (O2Si). At point C, sediments at a depth of 0 cm contained (B3H3N12), sediments at a depth of 50 cm contained (Cs3F6Ga), and sediments at a depth of 100 cm contained (Bi38Mo7O78). These results indicate that the flash flood had a significant impact on the sediment characteristics in the Masamba River.