Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Pro Kontra ‘Aul Dalam Kewarisan Islam: Studi Komparatif Antara Pandangan Sunni dan Syiah Bachri, Syabbul
De Jure: Jurnal Hukum dan Syari'ah Vol 10, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1193.466 KB) | DOI: 10.18860/j-fsh.v10i2.6707

Abstract

Kewarisan mendapat perhatian yang besar dalam Islam karena adanya ayat-ayat dalam al-Quran yang secara terperinci menjelaskan konsep dasar kewarisan. Meskipun demikian, terdapat beberapa permasalahan yang kemudian muncul dan tidak ditemukan cara penyelesaiannya dalam al-Quran dan Hadits. Oleh karena itu, ulama mengambil jalan ijtihad untuk memecahkan masalah tersebut. Diantara permasalahan tersebut adalah masalah kelebihan bagian waris atau kekurangan harta waris untuk dibagikan kepada ahliwaris sesuai dengan fard. Tujuan dari studi ini adalah untuk menjelaskan bagaimana ulama’ Sunni dan Syiah menyelesaikan permasalahan tersebut serta menjelaskan apa yang melatarbelakangi pandangan dari keduanya. Studi ini merupakan kajian normatif komparatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data primer diambil dari buku-buku referensi Sunni dan Syiah. Sedangkan data sekunder berasal dari artikel-artikel jurnal dan buku-buku terkait dengan topik pembahasan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Sunni menyelesaikan kasus kekurangan harta dengan cara‘aul dengan mengurangi porsi bagian ahliwaris secara merata. Sedangkan Syiah menentang konsep tersebut dengan alasan kemustahilan bagi Allah untuk menentukan bagian fard ahliwaris untuk harta yang tidak mencukupi bagian fard tersebut.Inheritance receives great attention in Islam due to the existence of verses in the Koran which explains in detail the basic concept of it. Nevertheless, there are several problems which arise and aren't found ways to resolve them in the Koran and Hadith. Therefore, scholars took independent reasons (ijtihad) to solve the problems. Among these problems is the problem of excess portion of inheritance or lack of inheritance to be distributed to the heirs according to fard (Koranic portion). The purpose of this study is to explain how Sunni and Shi'a scholars solve the problem and explain what lies behind the views of both. This study is a comparative normative one with a qualitative approach. Primary data is taken from Sunnite and Shiite books. While secondary data comes from journal articles and books related to the topic of discussion. The results of the study showed that Sunniite resolved cases of property shortages by means of ‘aul that is by reducing the portion of the heirs equally. Whereas the Shiites opposed the concept with the excuse of the impossibility for Allah to determine fard to the heirs for assets that did not cover the portions.
REVITALIZING PRODUCTIVE ZAKAT IN THE COVID-19 PANDEMIC ERA IN EAST JAVA Sudirman, Sudirman; Ramadhita, Ramadhita; Bachri, Syabbul
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah Vol 12, No 2 (2021): Jurisdictie
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v12i2.14089

Abstract

COVID-19 has brought significant changes in people’s lives, especially in the economic sector. As a financial tool for the people, Zakat is expected to be a source of community welfare in the pandemic era. Well-managed zakat is expected to be able to provide jobs for the affected community. This article aims to describe the revitalization of productive zakat in zakat management institutions in East Java during the COVID-19 pandemic. It is a juridical-empirical research. The study’s primary data were the results of semi-structured interviews with the Zakat Managers at BAZNAS East Java, Nurul Hayat Malang, and YDSF Malang. This study indicates that the mentioned zakat institutions have distributed zakat productively, although it has not run optimally. The problems include the lack of understanding and assistance, as well as the less varied productive zakat program. This will be easily overcome by managing productive zakat professionally involving partner institutions that are consistent in mentoring and development. This article may enrich the literature of productive zakat management and provide some recommendations to implement the zakat management more effective.COVID-19 membawa perubahan signifikan dalam kehidupan masyarakat, khususnya di sektor ekonomi. Zakat sebagai piranti keuangan umat diharapkan mampu menjadi sumber kesejahteraan masyarakat di era pandemi. Zakat yang dikelola secara produktif diharapkan mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang terdampak. Artikel ini bertujuan mendeskripsikan revitalisasi zakat produktif di institusi pengelola zakat di Jawa Timur pada masa pandemi COVID-19. Artikel ini berdasarkan hasil penelitian yuridis-empiris. Data primer penelitian adalah hasil wawancara dengan para manajer zakat di BAZNAS Jawa Timur, Nurul Hayat Malang, and YDSF Malang. Studi ini menunjukkan bahwa lembaga zakat yang disebutkan telah mendistribusikan zakat secara produktif, meskipun belum berjalan secara maksimal. Persoalan yang dihadapi antara lain adalah lemahnya pemahaman dan rendahnya pendampingan, serta program zakat produktif yang kurang variatif. Hal tersebut akan mudah diatasi dengan pengelolaan zakat produktif secara profesional yang melibatkan lembaga mitra yang konsisten dalam pendampingan dan pengembangan. Artikel ini dapat memperkaya literatur pengelolaan zakat produktif dan memberikan beberapa rekomendasi untuk melaksanakan pengelolaan zakat secara lebih efektif.
Teknik Pembagian Waris Dengan Menggunakan Asal Masalah 24 dan Tabel Waris Syabbul Bachri
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol 8, No 01 (2020): Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.654 KB) | DOI: 10.30868/am.v8i1.762

Abstract

Islam mengharuskan peralihan harta dari si mati atau pewaris kepada ahli warisnnya sesuai dengan hukum Allah yang tertuang dalam teks Alquran dan Hadis. Ketentuan kewarisan yang bersumber dari teks-teks suci tersebut dirumuskan oleh ulama dalam suatu ilmu pengetahuan yang disebut ilmu farâiḍ atau ilmu mawârits. Terlepas dari perintah dan dorongan yang diberikan untuk mempelajari ilmu kewarisan, disiplin ilmu ini kurang diminati, bahkan ilmu tersebut dianggap sulit dipelajari apalagi untuk dilaksanakan. Faktor yang menjadikan ilmu tersebut sulit diantaranya adalah mengenai teknis penentuan asal masalah dan penentuan bagian masing-masing ahli waris. Penelitian ini bertujuan untuk menghilangkan hambatan-hambatan tersebut. Penelitian ini merupakan jenis penelitian normatif dengan pendekatan konseptual. Data primer diambil dari referensi kitab kewarisan Islam khususnya kewarisan Sunni sementara data sekunder berasal dari artikel jurnal dan buku terkait dengan kajian penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan tabel waris kesulitan penentuan bagian ahli waris dapat diatasi secara mudah tanpa harus membaca diberbagai bab yang dijelaskan secara terpisah dalam kitab farâiḍ. Sementara itu, penentuan asal masalah dapat dilakukan dengan mudah dengan menggunakan sistem asal masalah 24 untuk semua kewarisan tapa harus berpikir panjang apakah akan menggunakan cara al-tamâtsul, al-tadâkhul, al-tawâfuq, atau al-tabâyun.
Dysfunction of Muslim’s Public Resource: A Study of Waqf Land Disorganization in Indonesia Sudirman Sudirman; Irwan Abdullah; Saifuddin Zuhri Qudsy; Fakhruddin Fakhruddin; Syabbul Bachri
De Jure: Jurnal Hukum dan Syari'ah Vol 14, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j-fsh.v14i1.16240

Abstract

Abstract:Waqf land (donated land) is a property for people’s welfare that has not been remarkably managed in Indonesia. Poor administration and regulation of the waqf system cause dysfunction of this Muslim's most extensive resource. The waqf studies usually focus on issues around the misuse of waqf land, the swapping of waqf land, or the strategy for managing productive waqf land. Research on the disorganization of the waqf land remains unnoticed by researchers. This study complements previous writings' shortcomings by examining the patterns of waqf land disorganization and its consequences for the Muslims, including the waqf's low productivity, the waqf land position as a disputed source, and the waqf land as a lost-risk Muslim property. This study is empirical waqf research with interviews as the primary data and documents from online news website sources as the secondary data. This study indicates that the disorganization of waqf land is not only due to the absence of an administrative system and a lack of institutional commitment to waqf management. It is also rooted in Muslims' cosmological structure, who believe that waqf is the doer's afterlife savings. This belief resulted in the neglect of the waqf administration process, which led to the dysfunction of the community's resources. This study suggests further research on the contemporary waqf with its variants and waqf's practice from the doers’ and the managers' perspective to more comprehensively portray the problem of waqf land disorganization.Keywords: resource dysfunction; disorganization; waqf land; nazhir.Abstrak:Wakaf merupakan properti sumber kesejahteraan umat yang belum dikelola secara serius. Sistem administrasi dan regulasi wakaf yang buruk menyebabkan disfungsi sumber daya terbesar umat. Sejauh ini kajian wakaf terfokus pada isu sekitar penyalahgunaan tanah wakaf,  tukar-guling tanah wakaf, atau strategi pengelolaan tanah wakaf produktif. Kajian seputar disorganisasi tanah wakaf masih luput dari perhatian para peneliti. Studi ini melengkapi kekurangan pelbagai tulisan terdahulu dengan mengkaji secara rinci pola disorganisasi tanah wakaf dan akibatnya bagi umat meliputi produktifitas wakaf yang masih dinilai rendah, posisi tanah wakaf sebagai sumber sengketa, dan tanah wakaf sebagai muslim property yang berisiko hilang. Kajian ini termasuk studi  wakaf empiris dengan data primer dalam bentuk wawancara dan data sekunder yang diperoleh melalui dokumen dari sumber website berita online. Hasil studi ini menunjukkan bahwa disorganisasi tanah wakaf bukan hanya tidak tersedianya sistem administrasi dan rendahnya komitmen kelembagaan dalam pengelolaan wakaf, namun ternyata mengakar dalam sistem kosmologi kaum muslim yang meyakini wakaf sebagai  tabungan akherat bagi wakif. Hal ini mengakibatkan pengabaian proses administrasi wakaf yang pada akhirnya menyebabkan disfungsi sumberdaya umat. Studi ini menyarankan penelitian lanjutan tentang wakaf kontemporer dengan berbagai variannya dan praktik wakaf perspektif wakif-nazhir untuk memotret problem disorganisasi tanah wakaf secara lebih komprehensif.Kata Kunci: Disfungsi sumber daya; disorganisasi; wakaf tanah; nazhir.
Keabsahan Saksi Testimonium De Auditu Pada Perkara Penetapan Ahli Waris Menurut Prespektif Hukum Acara Perdata Dan Hukum Islam Miftahul Rahmah; Syabbul Bachri
Sakina: Journal of Family Studies Vol 6 No 2 (2022): Sakina: Journal of Family Studies
Publisher : Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jfs.v6i2.1769

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengkaji mengenai keabsahan alat bukti saksi testimonium de auditu pada perkara penetapan ahli waris dalam putusan hakim nomor 98/Pdt.P/2021/PA.Dgl menurut prespektif hukum acara perdata dan hukum Islam, serta alasan diterimanya keterangan saksi yang kurang sempurna sebagai saksi. Artikel ini merupakan hasil penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa keabsahan pembuktian saksi testimonium de auditu dalam perkara kematian menurut prespektif hukum acara perdata berbeda dengan prespektif hukum Islam. Dimana dalam hukum acara perdata kesaksian ini tidak digunakan sebagai alat bukti langsung tetapi dikonstruksi sebagai alat bukti persangkaan. Sedangkan dalam hukum Islam syahadah al-istifadah dapat dijadikan alat bukti langsung atau bukti yang sah karena kesaksiannya diperoleh melalui informasi yang akurat, sehingga menepis kemungkinan berbuat kebohongan. Alasan pertimbangan hakim yang menerima keterangan saksi testimonium de auditu dalam perkara ini sebagai suatu kesaksian adalah karena saksi de auditu dapat dibenarkan dalam hal kematian dan karena kesaksian kedua saksi telah memenuhi dua syarat, yaitu merupakan kabar yang telah tersebar secara umum, tidak ada bantahan akan kebenaran berita tersebut, merupakan informasi yang disampaikan kepada saksi de auditu dari orang yang bersangkutan atau orang lain yang telah meninggal sehingga kesaksian de auditu dibenarkan dan diakui secara eksepsional sebagai alat bukti.
Efek Penggunaan Whatsapp dan Facebook Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga Pasangan Muda Perspektif Psikologi Keluarga Islam Nikmatul Jazilah; Syabbul Bachri
Sakina: Journal of Family Studies Vol 6 No 2 (2022): Sakina: Journal of Family Studies
Publisher : Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di era serba modern, sosial media baik Whatsapp maupun Facebook adalah jembatan untuk bertukar kabar saat suami atau istri tidak sedang bersama dalam satu ruang, Karena itulah berbagai resiko bisa didapatkan saat suami ataupun istri bermain Whatsapp atau Facebook salah satu hal buruk yang sering terjadi adalah kesalah pahaman saat melakukan komunikasi melalui Whatsapp atau Facebook. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai efek penggunaan Whatsapp dan Facebook terhadap keharmonisan rumah tangga pasangan muda. Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer yang diperoleh melalui wawancara dan sumber data sekunder yang diperoleh melalui buku, artikel, jurnal dan penelitian terdahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Efek dari penggunaan Whatsapp dan Facebook terhadap keharmonisan rumah tangga dibagi pada beberapa efek yaitu dalam keagamaan atau religinya, personalitynya, psikologi serta ekonomi. Efek dari penggunaan Whatsapp dan Facebook perspektif Psikologi keluarga Islam dan Hukum Islam sudah masuk dalam kriteria menjaga keluarga yang harmonis karena keharmonisan rumah tangga pasangan muda di Desa Karangkendal Kapetakan Cirebon sudah masuk pada kriteria menurut psikologi keluarga Islam mengenai komunikasi yang baik serta Hukum Islam mengenai tiga landasan keluarga harmonis yaitu, sepaham, toleransi serta bersikap wajar.
PESANTREN TANGGUH AS MODERATE ISLAMIC EDUCATION INSTITUTION DURING THE COVID-19 PANDEMIC Rosidin Rosidin; Syabbul Bachri; Masyithah Mardhatillah; Akhmad Nurul Kawakip; Handoko Ja’far
Analisa: Journal of Social Science and Religion Vol 7, No 1 (2022): Analisa Journal of Social Science and Religion
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18784/analisa.v7i1.1639

Abstract

The Covid-19 pandemic divides the attitudes of pesantren residents into three categories: very strict, very loose and moderate (tawassut). This moderate attitude is found in Pesma Al-Hikam and Pesantren Sabilurrosyad in Malang City. This article uses a qualitative approach, then analyzed from the perspective of Pierre Bourdieu’s capital theory. The purpose is to describe how the attitudes, mindset, and residents’ behavior of Pesantren Tangguh related to symbolic, cultural, social, and economic modalities, to control the pandemic crisis. The findings of this article are Pesma Al-Hikam and Pesantren Sabilurrosyad as Pesantren Tangguh are representations of moderate Islamic educational institutions during the Covid-19 pandemic in terms of Bourdieu’s capital theory. First, the nationalist-religious; adaptive and inclusive; and philosophical-rational character in terms of symbolic capital. Second, the theological view that combines destiny and endeavors harmoniously; an elastic and comparative view of Islamic law; and Sufistic behavior that combines ritual and social worship in terms of cultural capital. Third, the behaviour of pesantren residents who remain active in carrying out activities at the pesantren but are disciplined in complying with health protocols in terms of social capital. Fourth, the economic independence of the pesantren in fulfilling the needs and social assistance to the peripheral community in terms of economic capital. In summary, the residents of Pesantren Tangguh show moderate character in aspects of attitude, mindset, and behavior related to symbolic, cultural, social, and economic modalities, enabling the pesantren residents to be able to control the Covid-19 pandemic crisis well.
Fenomena Gerakan Indonesia Tanpa Feminisme di Media Sosial Miftahudin Azmi; Syabbul Bachri
Sakina: Journal of Family Studies Vol 3 No 3 (2019): Family Issue
Publisher : Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (971.036 KB)

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang gerakan Indonesia tanpa feminisme yang bertebaran di media sosial. Paradigma gerakan Indonesia tanpa feminisme yang begitu masif, bukan hanya sekedar kreativitas tanpa tujuan atau hanya mengisi ruang kosong di dunia maya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebab kemunculan dan tujuan dari gerakan Indonesia tanpa feminisme di media sosial. Kajian ini menggunakan metode konstruktivisme dan analisis wacana, kemudian seluruh datanya dianalisa menggunakan konten analisis melalui proses eksplorasi, seleksi, klasifikasi dan interpretasi. Sebagai kajian sosial-keagamaan, setidaknya ada tiga fakta di balik fenomena gerakan Indonesia tanpa feminisme. Pertama, menyuguhkan paham kelompok tekstualis ditengah kontestasi keberagamaan di media sosial, utamanya vis a vis dengan kelompok kontekstualis dalam memahami teks agama tentang relasi antara laki-laki dengan perempuan atau suami dengan isteri. Kedua, wujud resistensi kelompok tekstualis menolak paham feminisme sekaligus mengajak masyarakat menolak paham tersebut. Ketiga, merespon ghirah keberagamaan masyarakat di era revolusi industri 4.0 yang salah satunya ditandai dengan kemudahan mengakses literatur keagamaan melalui website, media sosial atau yang lainnya.
PESANTREN TANGGUH AS MODERATE ISLAMIC EDUCATION INSTITUTION DURING THE COVID-19 PANDEMIC Rosidin Rosidin; Syabbul Bachri; Masyithah Mardhatillah; Akhmad Nurul Kawakip; Handoko Ja’far
Analisa: Journal of Social Science and Religion Vol 7, No 1 (2022): Analisa Journal of Social Science and Religion
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.593 KB) | DOI: 10.18784/analisa.v7i1.1639

Abstract

The Covid-19 pandemic divides the attitudes of pesantren residents into three categories: very strict, very loose and moderate (tawassut). This moderate attitude is found in Pesma Al-Hikam and Pesantren Sabilurrosyad in Malang City. This article uses a qualitative approach, then analyzed from the perspective of Pierre Bourdieu’s capital theory. The purpose is to describe how the attitudes, mindset, and residents’ behavior of Pesantren Tangguh related to symbolic, cultural, social, and economic modalities, to control the pandemic crisis. The findings of this article are Pesma Al-Hikam and Pesantren Sabilurrosyad as Pesantren Tangguh are representations of moderate Islamic educational institutions during the Covid-19 pandemic in terms of Bourdieu’s capital theory. First, the nationalist-religious; adaptive and inclusive; and philosophical-rational character in terms of symbolic capital. Second, the theological view that combines destiny and endeavors harmoniously; an elastic and comparative view of Islamic law; and Sufistic behavior that combines ritual and social worship in terms of cultural capital. Third, the behaviour of pesantren residents who remain active in carrying out activities at the pesantren but are disciplined in complying with health protocols in terms of social capital. Fourth, the economic independence of the pesantren in fulfilling the needs and social assistance to the peripheral community in terms of economic capital. In summary, the residents of Pesantren Tangguh show moderate character in aspects of attitude, mindset, and behavior related to symbolic, cultural, social, and economic modalities, enabling the pesantren residents to be able to control the Covid-19 pandemic crisis well.
Model of Zakat Utilization in the Covid-19 Pandemic Era: Perspective of Maqashid Sharia Ramadhita Ramadhita; Sudirman Sudirman; Syabbul Bachri
AL-ISTINBATH : Jurnal Hukum Islam Vol 7 No 1 May (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (779.922 KB) | DOI: 10.29240/jhi.v7i1.4462

Abstract

The Covid-19 pandemic brought significant changes in human social life. One of the most affected sectors is the economy. One of the financial institutions that can be used to alleviate poverty is zakat. This article aims to describe the utilization of zakat in East Java province and analyze it using the principles of Maqashid Sharia. This article is based on empirical research using a conceptual approach. Primary data was generated from interviews with Badan Amil Zakat East Java, Yayasan Dana Sosial Al-Falah Malang, Nurul Hayat Malang, and Baitul Mal Hidayatullah Malang. This study shows that zakat management institutions have distributed productive zakat. There are three models of the productive distribution of zakat: the provision of Business Capital, Revolving Funds, and scholarships. Productive management of zakat can be maximized through mentoring and monitoring the program. Assistance to mustahiq beneficiaries can improve the quality of religious knowledge, reason, and economic income as stated in maqashid syariah.