Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PRODUKSI TEPUNG UBI JALAR UNGU DENGAN PROSES BLANCHING UNTUK MENJAGA STABILITAS SENYAWA FUNGSIONALNYA Laga, Amran; Budyghifari, Laras; K. Sukendar, Nandi; Syarifuddin, Adiansyah
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 5, No 5 (2020): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.607 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v5i5.15082

Abstract

ABSTRACTPurple sweet potato as a potential food source, apart from being a source of calories, also has various functional compounds that play an important role in health aspects. Purple sweet potato has bioactive compounds such as beta-carotene, vitamin A, anthocyanins, and phenolic compounds that work together to determine antioxidant activity. In this study, a blanching technique was used before the drying process to minimize the damage to bioactive compounds due to enzymatic activity during processing. The slices of sweet potato were blanched using the steaming method and boiled in boiling water. Then, they were dried at 60 oC for 16 hours with sampling every four hours. The results obtained by the drying process of purple sweet potato flour with and without blanching show that the optimal drying time was achieved at 8 hours with a moisture content of 7.49%. Blanching treatment in the process of making purple sweet potato flour gave significant anthocyanin levels, which were 1.43 mg/g (boiled blanching) and 1.19 mg/g (steamed blanching), while the without blanching treatment had an anthocyanin level of 0.57 mg/g. The drying process of purple sweet potato flour which begins with the blanching process can increase or stabilize the anthocyanin levels and the brightness of the flour, but the antioxidant activity becomes very weak at 8-16 hours of drying. The blanching process with the boiled method resulted in very weak antioxidant activity (IC50 290.39 ppm) compared to steamed blanching with IC50 activity of 187.05 ppm (weak).Keywords: sweet potato, blanching, flour, anthocyanin, antioxidants.ABSTRAKUbi jalar ungu sebagai salah satu sumber pangan potensial, selain sebagai sumber kalori juga memiliki berbagai senyawa fungsional yang mempunyai peranan penting dalam aspek kesehatan. Ubi jalar ungu memiliki senyawa bioaktif seperti beta-karoten, vitamin A, antosianin dan senyawa fenol yang bersinergi dalam menentukan aktivitas antioksidan. Pada penelitian ini dilakuakn teknik blanching sebelum proses pengeringan untuk meminimalkan kerusakan senyawa bioaktif akibat aktivitas enzimatik selama pengolahan. Irisan ubi diblanching dengan metode kukus dan rebus dalam air mendidih. Selanjutnya dikeringkan pada suhu 60 oC selama 16 jam dengan pengambilan sampel setiap empat jam. Hasil yang diperoleh proses pengeringan tepung ubi jalar ungu baik dengan perlakuan blanching maupun tanpa blanching optimal tercapai pada lama pengeringan 8 jam dengan kadar air 7,49 %. Perlakuan blanching pada proses pembuatan tepung ubi jalar ungu memberikan hasil kadar antosianin yang signifikan yakni 1,43 mg/g (blanching rebus) dan 1,19 mg/g (blanching kukus), sedangkan perlakuan tanpa blanching 0,57 mg/g. Pengeringan tepung ubi jalar ungu yang diawali dengan proses blanching dapat meningkatkan atau menstabilkan kadar antosianin dan kecerahan warna tepung , tetapi aktivitas antioksidan menjadi
PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DI DESA TALABANGI MELALUI KEGIATAN DIVERSIFIKASI PANGAN OLAHAN BERBASIS Syarifuddin, Adiansyah
Jurnal Abdimas Vol 24, No 2 (2020): September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat khususnya ibu rumah tangga dapat dilibatkan pada program ketahanan pangan dengan memanfaatkan pangan lokal yang tersedia. Potensi pisang di desa Talabangi Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang dapat dimanfaatkan untuk mendukung perekonomian keluarga dikarenakan produksi buah pisang dapat mencapai 508.914 kuintal/tahun atau sebesar 52,48% dari seluruh produksi buah. Salah satu produk diversifikasi pisang yang berpotensi dikembangkan oleh ibu rumah tangga adalah pisang sale cokelat aroma butter. Tujuan dari kegiatan ini adalah (1) Memanfaatkan potensi buah pisang yang melimpah, (2) Memberikan pemahaman mengenai diversifikasi buah pisang menjadi pisang sale cokelat aroma butter agar dapat mendukung ketahanan pangan dan ekonomi keluarga.Metode dalam pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini meliputi (1) sosialisasi kegiatan, (2) pemetaan masalah, (3) penyelenggaraan pelatihan dengan melibatkan warga pada yang memanfaatkan olahan pisang, (4) pendampingan masyarakat berupa pembuatan pisang sale cokelat aroma butter.Output kegiatan pengabdian ini  antara lain, (1) peningkatan kemampuan masyarakat dalam melakukan diversifikasi pisang; (2) peningkatan keterlibatan dan jangkauan perguruan tinggi dalam program pengabdian kepada masyarakat; (3) peningkatan adopsi kemanfaatan hasil kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DI DESA TALABANGI MELALUI KEGIATAN DIVERSIFIKASI PANGAN OLAHAN BERBASIS Syarifuddin, Adiansyah
Jurnal Abdimas Vol 24, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/abdimas.v24i2.16135

Abstract

Masyarakat khususnya ibu rumah tangga dapat dilibatkan pada program ketahanan pangan dengan memanfaatkan pangan lokal yang tersedia. Potensi pisang di desa Talabangi Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang dapat dimanfaatkan untuk mendukung perekonomian keluarga dikarenakan produksi buah pisang dapat mencapai 508.914 kuintal/tahun atau sebesar 52,48% dari seluruh produksi buah. Salah satu produk diversifikasi pisang yang berpotensi dikembangkan oleh ibu rumah tangga adalah pisang sale cokelat aroma butter. Tujuan dari kegiatan ini adalah (1) Memanfaatkan potensi buah pisang yang melimpah, (2) Memberikan pemahaman mengenai diversifikasi buah pisang menjadi pisang sale cokelat aroma butter agar dapat mendukung ketahanan pangan dan ekonomi keluarga.Metode dalam pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini meliputi (1) sosialisasi kegiatan, (2) pemetaan masalah, (3) penyelenggaraan pelatihan dengan melibatkan warga pada yang memanfaatkan olahan pisang, (4) pendampingan masyarakat berupa pembuatan pisang sale cokelat aroma butter.Output kegiatan pengabdian ini  antara lain, (1) peningkatan kemampuan masyarakat dalam melakukan diversifikasi pisang; (2) peningkatan keterlibatan dan jangkauan perguruan tinggi dalam program pengabdian kepada masyarakat; (3) peningkatan adopsi kemanfaatan hasil kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Smart Packaging for Chicken Meat Quality: Absorbent Food Pad and Whatman Paper Applications Dirpan, Andi; Iqbal, Muhammad; Yumeina, Diyah; Prahesti, Kusumandari Indah; Djalal, Muspirah; Syarifuddin, Adiansyah; Bahmid, Nur Alim; Bastian, Februadi; Salengke, Salengke; Suryono, Suryono
Indonesian Food Science and Technology Journal Vol. 7 No. 1: Volume 7. Number 1, December 2023 |IFSTJ|
Publisher : Department of Technology of Agricultural product (THP) Jambi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/ifstj.v7i1.30894

Abstract

Quality and shelf-life extension are major concerns in the development of meat packaging systems. The purpose of this study was to determine the effectiveness of absorbent food pads combined with intelligent packaging as well as to determine the correlation between active packaging and smart indicator labels. The active packaging applied absorbent food pads as carriers of active ingredients from basil and lemongrass, which are expected to extend the shelf life of chicken meat and maintain its quality. Meanwhile, intelligent packaging employs Whatman paper treated with Phenol Red (PR), providing real-time information on the quality of chicken meat. Various chicken meat spoilage test parameters such as thiobarbituric acid (TBA), total volatile base nitrogen (TVBN), total bacteria of total plate Count (TPC), and pH were tested at chiller temperature (4oC) every 3 × 24 hours. The results of this study indicated that absorbent food pad with lemongrass essential oil can extend the shelf life of chicken meat by 3 days while, the intelligent indication label’s color profile changed from yellow at the beginning of application to red during chicken spoilage. Therefore, smart packaging from a combination of an absorbent food pad as active packaging and phenol red indicator label as intelligent packaging can potentially extend the shelf life of chicken and monitor the condition of chicken meat during storage.
DIVERSIFIKASI USAHA OLAHAN RUMPUT LAUT MELALUI PEMBUATAN EKADO Syarifuddin, Adiansyah; Laban, Sartika; Arsyad, Muhammad; Abdullah, Nurlaila; Bilang, Mariyati; Tahir, Mulyati Muhammad
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 4 No. 1 (2018): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 4 NO. 1 OKTOBER 2018
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v4i1.5276

Abstract

Rumput laut merupakan salah satu komoditas hasil laut yang diunggulkan dikarenakan memiliki kandungan yodium yang tinggi. Tingginya kandungan yodium yang dimiliki rumput laut membuat komoditas ini dapat dikembangkan menjadi produk subsitusi tepung terigu menjadi produk pangan olahan khususnya ekado. Ekado merupakan makanan yang dibungkus dengan adonan kulit pangsit. Adonan kulit pangsit terbuat dari tepung terigu dengan penambahan rumput laut. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok usaha Matahari dalam menghasilkan ekado; (2) Meningkatkan pengetahuan kelompok usaha Matahari mengenai aspek keamanan pangan dan pemilihan jenis kemasan yang tepat; (3) Meningkatkan pengetahuan manajemen dan strategi pemasaran produk. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian yang dilakukan meliputi penyuluhan dan pelatihan. Metode penyuluhan dan pelatihan dilakukan untuk menjelaskan tentang manfaat ekado, cara membuat ekado, keamanan pangan dan pengetahuan manajemen dan strategi pemasaran. Sementara itu metode pelatihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan ibu-ibu kelompok usaha Matahari membuat ekado dan mengemas vakum produk olahan rumput laut. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian ini adalah ibu-ibu kelompok usaha Matahari banyak memperoleh pemahaman diversifikasi olahan rumput laut seperti ekado. Selain itu peserta menyadari pentingnya keamanan pangan dalam proses produksi, pemilihan jenis kemasan yang tepat dan mengetahui cara penggunaan kemasan vakum. Bahkan, peserta juga menyadari pentingnya kemasan yang menarik dalam memasarkan produk olahan dan cara memasarkan produk olahan ekado. Kata kunci: diversifikasi, rumput laut, ekado, kemasan, keamanan pangan, promosi.
DIFUSI TEKNOLOGI PEMBUATAN EDIBLE FILM BERBASIS KARAGENAN/PATI SEBAGAI KEMASAN PRIMER DODOL RUMPUT LAUT DI KABUPATEN TAKALAR Syarifuddin, Adiansyah; Dirpan, Andi; Rahman, Andi Nur Faidah
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 5 No. 1 (2019): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 5 NO. 1 OKTOBER 2019
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v5i1.8116

Abstract

ABSTRAKKabupaten Takalar merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang kaya akan komoditi hasil perikanan dan pertanian, utamanya rumput laut yang dapat diolah menjadi karagenan dan umbi-umbian yang dapat diolah menjadi pati sebagai sumber bahan baku edible film. Edible film merupakan kemasan primer yang dapat dimakan dan ramah lingkungan yang telah banyak diaplikasikan pada produk pangan olahan. Salah satu produk olahan yang potensi untuk diaplikasikan edible film adalah dodol yang banyak diproduksi di Kabupaten Takalar. Tujuan umum dari kegiatan pengabdian ini adalah memberdayakan mitra ibu-ibu kelompok usaha Matahari untuk memanfaatkan produk turunan dari rumput laut dan umbi-umbian seperti karagenan dan pati menjadi edible film dan mengaplikasikan pada dodol. Mitra ini telah memiliki pengalaman memproduksi dodol rumput laut namun belum memiliki pengetahuan tentang kemasan primer yang baik, aspek keamanan pangan dan, belum memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang produksi kemasan primer dan aplikasinya pada pangan olahan basah seperti dodol. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian yang dilakukan meliputi penyuluhan dan pelatihan. Metode penyuluhan dan pelatihan dilakukan untuk menjelaskan tentang manfaat edible film, cara membuat edible film, dan aspek keamanan pangan pada pembuatan dan aplikasi edible film. Sementara itu metode pelatihan diberikan untuk meningkatkan keterampilan ibu-ibu kelompok  Matahari membuat edible film dan menerapkan kemasan primer pada dodol. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian ini adalah ibu-ibu kelompok usaha Matahari banyak memperoleh pemahaman dan keterampilan tentang edible film dan aplikasinya pada dodol. Selain itu peserta menyadari pentingnya keamanan pangan dalam proses produksi, pemilihan jenis bahan baku edible film dan cara penggunaan edible film pada dodol.Kata kunci: edible film, karagenan, pati, kemasan, keamanan pangan. ABSTRACTTakalar Regency, one of the districts in South Sulawesi Province, is rich in commodities of fisheries and agriculture. Carrageenan and starch, the derivative products of seaweed and tubers, are the raw materials of edible film. Edible films/coatings is a thin layer which is formed directly on the food surface or between different layers of components with many function such as a barrier of moisture, oxygen, and solute into the food and as a carrier ofaroma compounds. The objective of the community services is to empower the housewife of Matahari community to produce carageenan/starch based-edible film and its application to dodol, a processed food which is fabricated by Matahari community, a small entreprises in Takalar regency. Matahari community has experience producing dodol but they did not yet have good knowledge to produce edible film  and apply edible film to dodol  as well as lack of food safety aspects. The method used in the implementation knowledge and skills transfer to community were lecture and training. The lecture method was conducted to provide an explanation of the benefits of edible film, how to produce edible film and its application to dodol in-house scale, and how to keep the food safety. The community were very responsive to follow the training as well as the lecture. The community was very eager to follow the training activities and conducting practice edible film. After participating in these activities, the skill of the Matahari community to produce edible film in-house scale improved. In addition, awareness of food safety and proper packaging greatly enhanced. Keywords: edible film, carrageenan, starch, packaging, food safety.
PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DI DESA TALABANGI MELALUI KEGIATAN DIVERSIFIKASI PANGAN OLAHAN BERBASIS PISANG Syarifuddin, Adiansyah; Dirpan, Andi; Rukka, Rusli Muhammad; Latief, Rindam
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 5 No. 2 (2020): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 5 NO. 2 MEI 2020
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v5i2.10140

Abstract

Communities, especially housewives, may be involved in food security programs by utilizing local based food materials. Banana is potentially to be developed in Talabangi district due to its production can reach 508,914 quintals/year or 52.48% of all fruit production in Pinrang Regency. Flavored banana sale with butter aroma is one of the derivative products of banana that has been potentially to be developed by the housewives at the district. The objectives of this community service were: (1) Developing local based food materials such as banana into flavored banana sale with butter aroma; 2) Providing an understanding of the diversification of to support food security and family economy. Methods in the implementation of community service programs included: (1) Socialization of the activity; (2) Problem mapping; (3) Organizing training involving residents; and (4) Community assistance in the term of banana processing. The outputs of this service are among others: (1) Enhancing the capacity of the community in diversifying banana-based businesses; (2) Increasing the involvement and reach of universities in the community service program; and (3) Increased adoption of the benefits of the results of research activities and community service.Keywords: Banana, banana sale, talabangi village, flavor.ABSTRAKMasyarakat khususnya ibu rumah tangga dapat dilibatkan pada program ketahanan pangan dengan memanfaatkan pangan lokal yang tersedia. Potensi pisang di Desa Talabangi Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang dapat dimanfaatkan untuk mendukung perekonomian keluarga dikarenakan produksi buah pisang dapat mencapai 508.914 kuintal/tahun atau sebesar 52,48% dari seluruh produksi buah. Salah satu produk diversifikasi pisang yang berpotensi dikembangkan oleh ibu rumah tangga adalah pisang sale cokelat aroma butter. Tujuan dari kegiatan ini adalah: (1) Memanfaatkan potensi buah pisang yang melimpah; (2) Memberikan pemahaman mengenai diversifikasi buah pisang menjadi pisang sale cokelat aroma butter agar dapat mendukung ketahanan pangan dan ekonomi keluarga. Metode dalam pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini meliputi: (1) Sosialisasi kegiatan; (2) Pemetaan masalah; (3) Penyelenggaraan pelatihan dengan melibatkan warga yang memanfaatkan olahan pisang; dan (4) Pendampingan masyarakat berupa pembuatan pisang sale cokelat aroma butter. Output kegiatan pengabdian ini  antara lain: (1) Peningkatan kemampuan masyarakat dalam melakukan diversifikasi pisang; (2) Peningkatan keterlibatan dan jangkauan perguruan tinggi dalam program pengabdian kepada masyarakat; dan (3) Peningkatan adopsi kemanfaatan hasil kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.Kata kunci: Pisang, pisang sale, Desa Tabalangi, flavor.