Librarians' interpersonal communication plays a crucial role in enhancing the quality of library services. This study aims to analyze the forms of interpersonal communication used by librarians and their impact on user satisfaction at the Library and Archives Office of Enrekang Regency. This research employs a qualitative descriptive approach, with data collected through direct observation and interviews with librarians. Data analysis was conducted through data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The findings reveal that effective interpersonal communication involves the use of clear verbal language, direct face-to-face interaction, and an empathetic attitude in service delivery. However, librarians face several challenges in communicating with users, including language barriers, lack of communication skills, and impatient user attitudes. To overcome these challenges, interpersonal communication skills training, such as customer service workshops and effective communication training, has been shown to improve the quality of librarian-user interactions. This study concludes that librarians with strong communication skills can foster better relationships with users, enhance user satisfaction, and strengthen the library’s reputation as a professional and inclusive information center. Abstrak Komunikasi interpersonal pustakawan memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas layanan perpustakaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh pustakawan serta dampaknya terhadap kepuasan pemustaka di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Enrekang. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara langsung dengan pustakawan. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal yang efektif melibatkan penggunaan bahasa verbal yang jelas, komunikasi langsung (tatap muka), serta sikap empati dalam memberikan layanan. Namun, beberapa kendala yang dihadapi pustakawan dalam berkomunikasi dengan pemustaka meliputi perbedaan bahasa, kurangnya keterampilan komunikasi, dan sikap pemustaka yang kurang sabar. Untuk mengatasi tantangan ini, pelatihan keterampilan komunikasi interpersonal, seperti workshop layanan pelanggan dan pelatihan komunikasi efektif, terbukti dapat meningkatkan kualitas interaksi pustakawan dengan pemustaka. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa pustakawan yang memiliki keterampilan komunikasi yang baik dapat mempererat hubungan dengan pemustaka, meningkatkan kepuasan pengguna, serta memperkuat citra perpustakaan sebagai pusat informasi yang profesional dan inklusif.