Rahmat, Fadhlan Basiluddin
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISA LAJU SEDIMENTASI DITELUK KRUENG RAYA DAN SEKITARNYAKABUPATEN ACEH BESAR Rahmat, Fadhlan Basiluddin; Saputro, Siddhi; Handoyo, Gentur
Journal of Oceanography Vol 6, No 3 (2017)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1179.049 KB)

Abstract

Sedimentasi selalu menjadi permasalahan di Pelabuhan Malahayati.  Sedimentasi yang terjadi  di  sekitar pelabuhan akan berdampak pada alur pelayaran menjadi dangkal. Data laju sedimentasi sangat penting untuk memberikan informasi terkait seberapa besar pengaruh kecepatan sedimentasi yang terendap terhadap pendangkalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya nilai laju sedimentasi dan pendangkalan pada lokasi kajian. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 September – 4 Oktober 2016 di Perairan Pelabuhan Malahayati, Kabupaten Aceh Besar. Data yang digunakan adalah arus lapangan, data pasang surut, data batimetri skala 1:25.000 tahun 2016 dan peta batimetri skala 1:25.000 tahun 2010. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai laju sedimentasi tertinggi berada di stasiun 3 yaitu di muara sungai dengan nilai laju sedimentasi adalah 55,7113 g/cm2/hari sedangkan nilai laju sedimentasi terkecil pada stasiun 1 yang berada di sisi kanan pelabuhan dengan nilai sebesar 4,2887 g/cm2/hari. Nilai debit sedimen tertinggi terdapat pada stasiun 3 yaitu dengan nilai 68,033 cm3/hari dan nilai debit sediemen terkecil terdapat pada stasiun 1 dengan nilai 4,187 cm3/hari. Jenis sedimen yang berada di perairan Pelabuhan Malahayati yaitu pasir (sand), dan lanau (silt). Faktor oseanografi yang mempengaruhi laju sedimentasi yaitu pasang surut harian ganda, dan arus laut dengan kecepatan maksimum sebesar 0,22 m/det, kecepatan minimum sebesar 0,018 m/det, dan kecepatan rata-rata sebesar 0,041 m/det. Dari analisa profil melintang didapatkan nilai pendangkalan paling besar. Selisih perbedaan kedalaman pada kontur batimetri tahun 2010 dan 2016 berkisar antara 1,22 meter hingga 21,69 meter yang mengindikasikan adanya pendangkalan yang diakibatkan oleh sedimentasi di Pelabuhan Malahayati.
EVALUASI MULTITEMPORAL INDEKS KESEHATAN KARANG DI KAWASAN KONSERVASI PULAU PIEH DAN LAUT SEKITARNYA (2021-2024): ANALISIS BIOFISIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGELOLAAN BERBASIS EKOSISTEM Noferya, Efi; Bengen, Dietriech Geoffrey; Zamani, Neviaty Putri; Ismet, Meutia Samira; Muslim, Ryan Adhitia; Arisandi, Defrian Marza; Rahmat, Fadhlan Basiluddin; Ilham, Yuwanda; Utama, Agung Putra; Yennafri, Yennafri; Samsuardi, Samsuardi; Miswandi, Muhammad
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 17, No 1 (2025): (Mei) 2025
Publisher : Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpi.17.1.2025.59-75

Abstract

Terumbu karang merupakan ekosistem laut yang memiliki peran penting dalam menjaga biodiversitas dan ketahanan lingkungan pesisir. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, degradasi terumbu karang terus meningkat akibat aktivitas antropogenik dan perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Indeks Kesehatan Karang (Coral Health Index / CHI) di Kawasan Konservasi Pulau Pieh dan perairan sekitarnya dalam periode 2021-2024 menggunakan pendekatan biofisik dan statistik. Analisis dilakukan terhadap 16 stasiun pengamatan, menggunakan data parameter bentik (tutupan karang hidup, resiliensi) dan biomassa ikan karang yang diperoleh melalui metode Underwater Photo Transect (UPT) dan Underwater Visual Census (UVC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai CHI berkisar antara 3 hingga 10, dengan beberapa stasiun menunjukkan tren peningkatan sementara lainnya mengalami stagnasi atau penurunan. Analisis Spearman correlation mengindikasikan bahwa parameter kualitas air (pH, DO, suhu, dan salinitas) tidak memiliki hubungan signifikan terhadap CHI pada semua tahun pengamatan (p-value > 0,05). Analisis Principal Component Analysis (PCA) menunjukkan bahwa faktor kualitas air bukan penentu utama perubahan CHI, tetapi tekanan ekologis dan aktivitas antropogenik lebih berperan dalam menentukan kondisi kesehatan terumbu karang. Hasil penelitian ini memberikan rekomendasi untuk pengelolaan berbasis ekosistem guna menjaga keberlanjutan ekosistem terumbu karang.Coral reefs are marine ecosystems that play a crucial role in maintaining biodiversity and coastal environmental resilience. However, in recent decades, coral reef degradation has continued to increase due to anthropogenic activities and climate change. This study aims to analyze the Coral Health Index (CHI) in the Pieh Island Conservation Area and its surrounding waters from 2021 to 2024 using biophysical and statistical approaches. The analysis was conducted at 16 observation stations using benthic parameters (live coral cover, resilience) and reef fish biomass data collected through the Underwater Photo Transect (UPT) and Underwater Visual Census (UVC) methods. The results indicate that CHI values range from 3 to 10, with some stations showing an increasing trend while others experience stagnation or decline. Spearman correlation analysis indicates that water quality parameters (pH, DO, temperature, and salinity) do not have a significant relationship with CHI in all observation years (p-value > 0.05). Principal Component Analysis (PCA) shows that water quality factors are not the main determinants of CHI changes; instead, ecological pressure and anthropogenic activities play a more significant role in determining coral reef health. This study provides recommendations for ecosystem-based management to ensure the sustainability of coral reef ecosystems.