Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengembangan media belajar peserta didik menggunakan video pada pembelajaran batik tulis di sekolah menengah kejuruan negeri 8 Padang Fadhillah, Fadhillah; Efi, Agusti
JPGI (Jurnal Penelitian Guru Indonesia) Vol 7, No 3 (2022): JPGI
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/022373jpgi0005

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media belajar peserta didik menggunakan video yang praktis dan valid pada pembelajaran batik tulis. Serta mengetahui validitas, praktikalitas, dan efektivitas media pembelajaran menggunakan video pada pembelajaran batik tulis. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan 4D mengacu pada teori Thiajaragan yaitu define, design, develop, dan disseminate. Sedangkan kualitas kelayakan media pada penelitian sudah melalui uji validitas para ahli, angket respon guru dan peserta didik (Kurniawan, 2017:14). Hasil penelitian menunjukkan bahwa media video yang dikembangkan untuk peserta didik pada pembelajaran batik tulis  kelas XI SMK telah memenuhi kriteria valid dari segi pendekatan isi/materi, media, dan kebahasaan, begitu juga dari respon guru dan peserta didik terhadap media video sudah valid dan praktis, sehingga siap untuk diuji coba skala besar dikelas XI SMK.
ANALISIS PROGRAM TEPAT DAYA DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN PRASEJAHTERA DI PT BTPN SYARIAH MEDAN Fadhillah, Fadhillah; Asnawi, M; zulkarnain, Mierna
Journal Economic Management and Business Vol 3, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/jfeb.v3i1.4661

Abstract

Economic empowerment of underprivileged women requires an approach that includes various aspects, ranging from education, skills training, access to resources, to institutional support. This research aims to analyze the Bapa Daya program implemented by PT BTPN Syariah in the economic empowerment of underprivileged women, focusing on the MMS Medan Marelan branch office as a case study. The research method used is descriptive analysis with a qualitative approach. Data was collected using in-depth interviews, observations, with related parties at PT BTPN Syariah Medan as well as documentation studies related to the Bapa Daya program. Research respondents consisted of branch managers, Precise Daya Platfom (TDP) officers, and MSME voters who had utilized the Precise Daya Platfom (TDP) from BTPN Syariah. The research results show that the Bapa Daya program provided by BTPN Syariah has made a significant contribution in increasing the economic independence of underprivileged women in Medan Marelan. This program provides assistance and training in various fields, such as financial management and business skills, which improves women's ability to manage their micro and medium enterprises. Apart from that, this program also facilitates underprivileged women's access to sharia financial services which enable them to develop their businesses sustainably. However, there are still several obstacles faced by program participants, such as limited access to capital and a lack of understanding of sharia financial principles. Therefore, further efforts are needed to increase the effectiveness of the Bapa Daya program, including increasing access to capital and deepening understanding of sharia financial principles for program participants.
Singapore And Sustainable Finance: Successful Models In Policy Implementation And Best Practices, Compare With Indonesia Fadhillah, Fadhillah; Agung, Wahyu Dwi
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam Vol 12, No 2 (2024)
Publisher : SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM SEBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35836/jakis.v12i2.748

Abstract

Singapore stands out among ASEAN countries for its notable accomplishments in sustainable finance. Singapore is the sole ASEAN country featured in the top 15 rankings of the thirteenth edition of the Global Green Finance Index. Therefore This study aims to find the determining factors for Singapore's success in the implementation of sustainable finance. This research uses qualitative methods and literature review approaches. Upon examining the reports and official websites from the Financial Services Authority (OJK) (Indonesia) and the Monetary Authority of Singapore (MAS) (Singapore), it is evident that Singapore has implemented similar initiatives as Indonesia in addressing its three key issues; lack of knowledge and involvement in the financial sector, standardization of green categorization, and support and collaboration for business opportunities. Both countries have implemented national campaigns, published green taxonomies, and fostered public-private partnership to address these issues. In this study, a new finding was revealed in terms of culture financial understanding. Singapore lacks particular rules pertaining to the promotion of financial literacy. However, Singapore boasts a far greater financial literacy rate compared to other ASEAN countries. The high level of financial literacy certainly has positive influences on the implementation of sustainable finance. Singapura menjadi negara ASEAN terbaik karena prestasinya dalam hal keuangan berkelanjutan. Singapura adalah satu-satunya negara ASEAN yang masuk ke dalam peringkat 15 besar berdasarkan Global Green Finance Index edisi ketiga belas. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor penentu kesuksesan Singapura dalam implementasi keuangan berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan literatur rview. Berdasarkan laporan dan situs web resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (Indonesia) dan Otoritas Moneter Singapura (MAS) (Singapura) terbukti bahwa Singapura telah menerapkan strategi serupa seperti Indonesia dalam mengatasi tiga masalah utamanya; kurangnya pengetahuan dan keterlibatan di sektor keuangan, standardisasi kategori hijau, serta dukungan dan kolaborasi untuk peluang bisnis. Kedua negara tersebut telah menerapkan kampanye nasional, menerbitkan taksonomi hijau, dan membina kemitraan publik-swasta untuk mengatasi masalah ini. Dalam penelitian ini, sebuah temuan baru terungkap dalam hal budaya terkait pemahaman keuangan. Singapura tidak memiliki aturan khusus yang berkaitan dengan promosi literasi keuangan. Namun, Singapura memiliki tingkat literasi keuangan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Tingginya tingkat literasi keuangan tentunya memberikan pengaruh positif terhadap penerapan keuangan berkelanjutan.
ANALISIS PENGARUH PERNIKAHAN USIA DINI DALAM PERSPEKTIF ETIKA AKADEMIK DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN GIZI REMAJA Nurhayati, Nurhayati; Arianti, Fika; Alifio, Fadila; Shofa, Ghaitsa Zahira; Hasibuan, Nurhafivi Hafiz; Fadhillah, Fadhillah; Harahap, Indah Intani
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 8 No. 2 (2025): Volume 8 No. 2 Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v8i2.48294

Abstract

Pernikahan usia dini, yang didefinisikan sebagai pernikahan sebelum usia 19 tahun, tetap menjadi tantangan besar di Indonesia, dengan dampak signifikan terhadap etika akademik dan kesehatan gizi remaja perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pernikahan usia dini terhadap akses pendidikan dan status gizi remaja, serta mengidentifikasi faktor sosial, budaya, dan ekonomi yang memperkuat dampak negatifnya. Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain korelasional, penelitian ini melibatkan 300 remaja perempuan berusia 15-19 tahun yang telah menikah di wilayah dengan prevalensi pernikahan dini tinggi. Data dikumpulkan melalui kuesioner, pengukuran antropometri, dan analisis laboratorium (kadar hemoglobin). Hasil menunjukkan bahwa pernikahan usia dini berkorelasi signifikan dengan tingginya angka putus sekolah (p=0,001; OR=3,2) dan peningkatan risiko anemia (p=0,003; OR=2,8) serta IMT rendah (p=0,003; OR=2,5). Faktor sosial (tekanan keluarga), budaya (norma perkawinan muda), dan ekonomi (pendapatan rendah) memperburuk dampak tersebut. Penelitian ini merekomendasikan kebijakan pendidikan inklusif, penguatan layanan kesehatan remaja, dan intervensi berbasis komunitas untuk meminimalkan praktik pernikahan dini serta meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan remaja.