Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DARI BERBAGAI RUMPUT RAWA DI POLIBAG Sakalena, Firnawati
Klorofil: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Pertanian Vol 10, No 1 (2015): Klorofil
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jk.v10i1.189

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari respon pertumbuhan dan produksi tanaman Jagung Manis (Zea mays saccarata Sturt) di polybag terhadap pemberian jenis dan takaran pupuk organik rumput rawa. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan petani di Desa Lebak Kajang Kecamatan Belitang Madang Raya Kabupaten OKU Timur. Waktu penelitian dari Bulan Februari sampai Mei 2014. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial, dengan 10 kombinasi perlakuan dengan 3 kelompok sebagai ulangan. Setiap kombinasi perlakuan terdiri dari 5 populasi dan 3 tanaman contoh. Adapun masing-masing tingkat perlakuan adalah Jenis Pupuk Organik Rumput Rawa (J) : J1 : Pupuk Organik rumput purun, J2 : Pupuk Organik rumput bakung. Dan perlakuan kedua Takaran Pupuk Organic Rumput Rawa (R) : R0 : 0 ton/ha (0 gram/polybag), R1 : 20 ton/ha (100 gram/polybag), R2 : 40 ton/ha (200 gram/polybag), R3 : 60 ton/ha (300 gram/polybag), R4 : 80 ton/ha (400 gram/polybag). Hasil penelitian didapatkan bahwa Jenis Pupuk Organik rumput bakung memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis (Zea mays saccaharata Sturt) di polybag. Takaran Pupuk Organik rumput bakung 60 ton/ha (300 g/polybag) berpengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis (Zea mays saccaharata Sturt) di polybag. Kombinasi jenis rumput rawa bakung dan takaran kompos 60 ton/ha (300 g/polybag) berpengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis (Zea mays saccaharata Sturt)di polybag.
Pola Pertumbuhan Bibit Anggrek (Dendrodium sp.) Dalam Tahapan Aklimatisasi Pada Pengaruh Naungan dan Media Tanam Diana, Susanti; Sakalena, Firnawati; Danial, Ekawati; Yulhasmir, Yulhasmir; Yasa, Adiran Putra; Meiwinda, Eka Rizki; Zairani, Fitri Yetty; Sebayang, Nico
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 24 No 4 (2024)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jppt.v24i4.3718

Abstract

The research was conducted at the Experimental Garden of the Faculty of Agriculture, Baturaja University. Ogan Komring Olu Regency. The materials used were: Dendrobium sp orchid seedlings, charcoal, ferns, coconut fiber. The tools used were plastic/paranet, 7 cm diameter plastic pots. ruler, pot rack, treatment labels, stationery, and cameras. The study used a Randomized Block Design (RAK). The factorial treatment consisted of a combination of Shade (N), and planting media composition (M), the combination of Shade (N) consisted of 3 levels and the composition of the planting media consisted of 3 levels, the treatment was repeated three times so there were 27 combinations. Each treatment consisted of 5 plants with five sample plants. The variables observed were the percentage of growth, plant height, number of leaves, number of roots, root length, and wet weight of the plant. From the results, it was obtained that the average vegetative appearance of dendrobium orchid seedlings from the shade and planting media treatments showed more vigorous growth than without shade. The average growth of shaded seedlings was higher than without shade. Growth was higher in 50% shade. The average growth of orchid seedlings was higher in coconut fiber, fern, and rice husk charcoal (1:1:1) planting media except for leaf chlorophyll content. Correlation regression testing of the percentage of survival determined plant height by 0.55. number of leaves 0.19, dry plant weight 0.57, root length 0.005, number of roots 0.63, and leaf chlorophyll content 0.41. Based on the coefficient of determination (R2), the percentage of plant growth correlated with the number of roots, dry plant weight and plant height. The conclusion of this study is based on the plant growth pattern, the use of 50% shade and the use of coconut fiber, fern, and rice husk charcoal (1:1:1) planting media is a better treatment for the growth of Dendrobium sp. Orchids. The percentage of survival determined plant height by 0.55. number of leaves 0.19, dry plant weight 0.57, root length 0.005, number of roots 0.63, and leaf chlorophyll content 0.41. From the results of the determination coefficient (R2), it can be seen that the percentage of plant growth is correlated with the number of roots, dry weight of the plant and plant height.
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Dalam Optimalisasi Nilai Tambah Singkong Menjadi Singkong Mustofa di Desa Talang Aman Kabupaten Ogan Komering Ulu Pusvita, Ema; Lestari, Windi; Rosmawati, Henny; Lastinawati, Endang; Ogari, Putri Ayu; Septianita, Septianita; Purwadi, Purwadi; Gribaldi, Gribaldi; Nurlaili, Nurlaili; Sakalena, Firnawati; Danial, Ekawati; Saputra, Doris
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan Vol 5, No 1 (2025): JPM: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpm.v5i1.1124

Abstract

The abundant cassava commodity resources in Talang Aman Village are an opportunity to empower the Women Farmers Group (KWT) to play an important role in increasing the added value of cassava-based local products, one of which is through processing into Mustofa cassava. This service was carried out in Talang Aman Village, Batu Kuning Village, Ogan Komering Ulu Regency, with the aim of increasing the capacity of KWT in the processing, packaging, and marketing process of Mustofa Cassava. The approach used is participatory descriptive with training, mentoring, and evaluation methods for KWT members. The results of the Service show that this empowerment program has succeeded in improving the technical skills of KWT members in processing cassava into quality Mustofa Cassava, improving packaging designs and materials, and expanding marketing networks through digital media. In addition, there was an increase in KWT members' income by 30% after the program was implemented. The conclusion of this service is that empowerment based on intensive training and mentoring can increase the added value of local commodities and encourage women's economic independence in rural areas.ABSTRAKSumber daya komoditi singkong yang banyak di Desa Talang Aman menjadi peluang pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk berperan penting dalam meningkatkan nilai tambah produk lokal berbasis singkong, salah satunya melalui pengolahan menjadi Singkong Mustofa. Pengabdian ini dilakukan di Desa Talang Aman, Kelurahan Batu Kuning, Kabupaten Ogan Komering Ulu, dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas KWT dalam proses pengolahan, pengemasan, dan pemasaran Singkong Mustofa. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif partisipatif dengan metode pelatihan, pendampingan, dan evaluasi terhadap anggota KWT. Hasil Pengabdian menunjukkan bahwa program pemberdayaan ini berhasil meningkatkan keterampilan teknis anggota KWT dalam mengolah singkong menjadi Singkong Mustofa yang berkualitas, memperbaiki desain dan bahan kemasan, serta memperluas jaringan pemasaran melalui media digital. Selain itu, terjadi peningkatan pendapatan anggota KWT sebesar 30% setelah program dilaksanakan. Kesimpulan dari Pengabdian ini adalah bahwa pemberdayaan berbasis pelatihan dan pendampingan secara intensif dapat meningkatkan nilai tambah komoditas lokal serta mendorong kemandirian ekonomi perempuan di pedesaan.
Pemberian Kapur Pertanian Untuk Meningkatkan pH Tanah di Desa Tanjung Sari, Kabupaten OKU Novriani, Novriani; Pusvita, Ema; Asroh, Ardi; Gribaldi, Gribaldi; Nurlaili, Nurlaili; Danial, Ekawati; Yulhasmir, Yulhasmir; Diana, Susanti; Dewi, Nurmala; Sakalena, Firnawati; Fatmanurshanti, Dora; Lastinawati, Endang; Rosmawati, Henny; Ogari, Putri Ayu; Lestari, Windi
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan Vol 5, No 5 (2025): JPM: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpm.v5i5.2041

Abstract

Acidic soils are one of the major constraints in agricultural development in tropical regions, including in Tanjung Sari Village, Ogan Komering Ulu (OKU) Regency. Field surveys indicated that most farmlands in this village have soil pH ranging from 4.5 to 5.0, which is categorized as acidic. This condition negatively affects nutrient availability, microbial activity, and the productivity of food and horticultural crops. One of the recommended practices to overcome this problem is the application of agricultural lime (liming). This activity aimed to improve farmers’ knowledge and skills regarding the benefits, dosage, and techniques of lime application, as well as to directly improve soil pH through field demonstration. The method consisted of three stages: preparation (survey and soil analysis), implementation (training, extension, and field practice), and evaluation (measurement of soil pH and assessment of farmers’ knowledge improvement). The training materials included soil pH concepts, its influence on crop growth, types of agricultural lime, calculation of lime requirements, and proper application techniques. The results of this activity indicated an increase in farmers’ understanding of the importance of liming and an improvement in soil pH in demonstration plots after lime application. In conclusion, liming practices in Tanjung Sari Village proved beneficial for improving soil quality and supporting sustainable agricultural productivity. It is expected that farmers will be able to apply this technology independently in the future, with continuous support from local government through the provision of agricultural lime.ABSTRAKTanah masam merupakan salah satu kendala utama dalam pengembangan pertanian di daerah tropis, termasuk di Desa Tanjung Sari, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar lahan pertanian di desa ini memiliki pH tanah berkisar antara 4,5–5,0, yang tergolong masam dan berdampak negatif terhadap penyerapan unsur hara, aktivitas mikroorganisme, serta produktivitas tanaman pangan dan hortikultura. Salah satu upaya untuk memperbaiki kondisi tersebut adalah melalui pemberian kapur pertanian atau pengapuran. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani mengenai manfaat, dosis, dan teknik aplikasi kapur pertanian, sekaligus memperbaiki pH tanah melalui penerapan langsung di lahan. Metode kegiatan meliputi tahap persiapan (survei dan analisis tanah), pelaksanaan (penyuluhan, pelatihan, dan praktik lapangan), serta evaluasi (pengukuran pH tanah dan peningkatan pengetahuan peserta). Materi kegiatan mencakup konsep pH tanah, pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman, jenis kapur pertanian, perhitungan dosis kapur, serta teknik aplikasi di lapangan. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman petani mengenai peran kapur pertanian, serta adanya perbaikan pH tanah di lahan percontohan setelah pengapuran. Dengan demikian, kegiatan pengapuran di Desa Tanjung Sari terbukti bermanfaat dalam meningkatkan kualitas tanah dan mendukung produktivitas pertanian berkelanjutan. Ke depan, diharapkan petani dapat menerapkan teknologi ini secara mandiri dan pemerintah daerah dapat memberikan dukungan melalui penyediaan kapur pertanian secara berkelanjutan.