Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Preservasi dan Konservasi Fasade Bangunan Kolonial di Jalur Belanda Kota Singaraja Bali untuk Pelestarian Kawasan Kota Lama Agus Kurniawan; I Nyoman Nuri Arthana
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 6 No. 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1249.07 KB) | DOI: 10.22225/undagi.6.2.1021.90-96

Abstract

The city of Singaraja in North Bali as one of the old cities in Bali that has many cultural heritage, including the Dutch Line. The Dutch colonial government, built this path after controlling Bali in 1846. Throughout this route, city facilities were built, such as offices, trade, public service facilities and official houses. Since it was proclaimed as an object of tourism, this area has undergone many changes and even destroyed buildings. The purpose of this study was to find out the conservation approach that was carried out on the facade of colonial buildings on the Dutch Line in the City of Singaraja. The research method uses a combination method, sequential explanatory model. Conservation methods and techniques that are carried out physically are preservation and conservation. The non-physical method carried out is restoration in an intangible context. This study also states that ancient buildings need to be more empowered supported by mechanisms such as legal protection and penalties, loans and subsidies, adaptive reuse, and sale development right. Kota Singaraja di Bali Utara sebagai salah satu kota lama di Bali yang banyak memiliki warisan budaya, diantaranya Jalur Belanda. Pemerintah kolonial Belanda, membangun jalur ini setelah menguasai daerah Bali pada tahun 1846. Sepanjang jalur ini, dibangun fasilitas kota, seperti perkantoran, perdagangan, fasilitas pelayanan umum dan rumah-rumah dinas. Sejak dicanangkan sebagai obyek pariwisata, kawasan ini telah banyak mengalami perubahan dan bahkan terjadi penghancuran pada bangunan-bangunan tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui upaya pendekatan konservasi yang dilakukan pada fasade bangunan kolonial di Jalur Belanda Kota Singaraja. Metode penelitian menggunakan metode kombinasi, model sequential explanatory. Metode dan teknik konservasi yang dilakukan secara fisik yaitu preservasi dan konservasi. Metode non fisik yang dilakukan adalah restorasi dalam konteks intangible. Penelitian ini juga menyatakan bahwa bangunan kuno perlu lebih diberdayakan yang didukung dengan mekanisme seperti: legal protection (perlindungan hukum) dan penalties (hukuman), pinjaman dan subsidi, adaptive-reuse, dan sale development right.
Perencanaan Dan Perancangan Pelabuhan Penumpang Wisata Di Labuhan Lalang, Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng I Gede Yogi Adnyana Puspita Riana; I Nyoman Nuri Arthana; Ni Wayan Nurwasih
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 9 No. 2 (2021): UNDAGI : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelabuhan wisata merupakan suatu area kawasan fasilitas pendukung aktivitas penyeberangan wisata menuju ke area destinasi pariwisata maupun aktivitas di dalam area pariwisata itu sendiri. Labuhan Lalang merupakan satu – satunya kawasan pelabuhan wisata resmi yang digunakan untuk aktivitas penyeberangan ke pulau menjangan, pulau menjangan sendiri merupakan salah satu destinasi wisata di kabupaten Buleleng, dengan potensi wisata yaitu area bawah laut dengan spot diving dan area darat pulau yang menjadi habitat asli menjangan serta kawasan wisata religius bagi umat hindu. Dalam pemenuhan fungsinya sebagai pelabuhan wisata maka pergerakan wisatawan harus ditunjang dengan fasilitas yang memadai untuk memperoleh kenyamanan dan keamanan ketika menggunakannya, dimana hal tersebut saat ini merupakan permasalahan yang terjadi di Labuhan Lalang terutama pada area sirkulasi, fasilitas utama dan penunjang pelabuhan wisata, serta area kawasan sekitar pelabuhan yang saat ini tidak sesuai dengan standar nasional. Permasalahan diatas akan diselesaikan dengan melakukan perencanaan serta perancangan yang menggunakan metode penelitian berupa pengumpulan data melalui kajian teori, perbandingan preseden, serta wawancara pengguna fasilitas dengan harapan hasil rancangan yang berupa desain perencanaan dan perancangan dalam bentuk gambar kerja serta gambaran 3d kawasan akan mampu memenuhi kebutuhan fasilitas, standar fasilitas, serta aspek visual yang telah ditetapkan melalui hasil data dari metode pengumpulan data diatas.
Redesain Pasar Hewan Dan Pasar Umum Beringkit Di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali Ni Putu Krisna Dewi; I Wayan Parwata; I Nyoman Nuri Arthana
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 9 No. 2 (2021): UNDAGI : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasar1tradisional1merupakan tempat terjadinya transaksi1jual-beli antara pedagang dan pembeli dengan menerapkan sistem tawar1menawar yang menjadi ciri1khas pasar tradisional. Banyak masyarakat bergantung dengan keberadaan pasar1tradisional. Terutama bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah. Pasarlhewan dan pasarlumumlberingkit merupakan salah satu pasar terbesar di kecamatanlmengwi yang memiliki dua fungsi yaitu Pasar Khususl (Hewan) dan PasarlUmum. Pada PasarlHewan dan PasarlUmumlBeringkit, permasalahannya yaitu pada pintu keluar masuk kendaraan, angkutan hewan dan pengunjung masih menggunakan satu jalur, yang menyebabkan kemacetan. Selain itu penataan ruang dagang yang belum terkelompok, dan permasalahan dari limbah kotoran hewan. Redesainlbertujuan agar menampilkan pasarltradisional yang lebih modern dan mengikuti trend. Hal ini dapat meningkatkan minat kunjungan masyarakat ke PasarlHewan dan PasariUmumlBeringkit, dan dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat menjadi lebih baik. Dari permasalahan-permasalahan yang ada, maka perlu adanya RedesainlPasarlHewan dan PasarlUmumlBeringkit, agar dapat mewadahi fungsi dengan baik yang dikemas dalam tampilan pasar yang baru, bersih, nyaman dan memperhatikan sirkulasi lebih optimal.
Merdeka Belajar Di Bali Utara I Nengah Kresna Dana; Regan Otto Citra; I Made Agus Brastama Andhiriksa; I Nyoman Gede Maha Putra; Nyoman Nuri Arthana
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 9 No. S1 (2021): UNDAGI: Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa (Special Issue
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/undagi.9.S1.4288.1-7

Abstract

The independent learning program created by the Ministry of Education and Culture carried out by the Warmadewa University Architecture Study Program is located in the North Bali area. The Merdeka Learning Program in North Bali is the Merdeka Campus program which was first implemented by the Warmadewa University Architecture Study Program with the theme of learning outside the classroom or outside the campus. There are two independent learning programs implemented in the North Bali area, including WAVI-PD, namely research/research on villages in northern Bali and WAVI-PK. WAVI-PK aims to help rural communities who have physical disabilities in the North Bali area.
Perencanaan dan Perancangan Pusat Olahraga Bulutangkis di Kabupaten Buleleng Singaraja Gede Semara Arta Arta; I Nyoman Gede Maha Putra; I Nyoman Nuri Arthana
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 10 No. 1 (2022)
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/undagi.10.1.5408.73-83

Abstract

Badminton field is one of the facilities to accommodate several people who carry out sports activities as well as holding competitions for badminton. The Badminton Court is able to become a training ground for the younger generation who are starting to like badminton, and can further hone the skills of the young athletes candidates and open an opportunity to become Badminton Athletes. Aims as adequate facilities for a place to practice and able to accommodate the activities of badminton competitions held both at the national and international levels. The location chosen as the Badminton Court is in Buleleng Regency – Singaraja City. This location has criteria that can be considered as a place to build a badminton court. Singaraja City is an Education City, broadly speaking, there are more and more prospective young athletes who like badminton. By making this field more attractive to demand as a means for badminton, the design of the badminton court does not only provide facilities other than sports/badminton workshops, but there is a gathering place or a place to relax (communal space), food court, cafeteria, and mess . by applying the Hightech Architecture Trend, with the concept of Sportive Solidarity that attracts the attention of the public. With the context of trend development and also adapting high-tech modern architectural style.
Perencanaan dan Perancangan Aquarium Megatank di Kawasan Pantai Amed Kabupaten Karangasem, Bali I Made Rama Sukma Pramana; I Nyoman Nuri Arthana; I Ketut Sugihantara
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 10 No. 2 (2022)
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/undagi.10.2.5260.264-272

Abstract

Karangasem Regency is one of the regencies that has many beautiful natural attractions from the mountains to the underwater, it is evident that many local and foreign tourists visit Karangasem Amed. This Megatank Aquarium is a facility that can overcome problems related to the arrangement and decline of the ecosystem. underwater biota. By making a conservation effort with aspects of preservation, protection, and utilization, utilization is a conservation effort that becomes an attraction and new innovation related to tourism and for the sustainability of the Indonesian underwater biota ecosystem, especially in the Amed coastal area. With facilities consisting of a Marine Aquarium, Deep Sea Aquarium, Coral Reef Aquarium, Touch Pool, Snorkeling Pool, and many more. This Megatank Aquarium has the concept of "Environment and Technology" which means that marine biota ecosystems develop even though inside buildings with this technology can help for development without having to damage the environment, especially underwater biota. With the theme of Eco-Tech Architecture in environmentally friendly buildings with the utilization of natural potential.
Konsep Memanusiakan Manusia Lewat Budaya Pada Pengembangan Panti Asuhan Di Kabupaten Tabanan I Putu Angga Setiawan; I Nyoman Nuri Arthana; Agus Kurniawan
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 11 No. 1 (2023): UNDAGI : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa (Juni)
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/undagi.11.1.6924.27-36

Abstract

An orphanage is a place to care for and care for orphans or orphans, less fortunate children. According to data from the social Ministry, currently. orphans in Indonesia is 4,023,622, consisting of 20,000 children who have been abandoned by their parents due to Covid-19; 45,000 children cared for by LKSA, and 3,978,622 children are cared for by poor families. planning and design of this orphanage, 2 main design problems were faced including (1) atmosphere (2) facilities, as a place for shelter and a place to educate children, to accommodate abandoned children, by providing care for the role of substitute parents through the care of Foster Mothers and Foster Fathers, and with the Development carried out to Increase the Capacity of Actors and Facilities and Add to the fulfillment of the Educational Function at the Orphanage, which is realized by Informal Schools to develop children's education, then this orphanage accommodates 2 main functions (1) Residential Functions realized by Orphanages and (2) Educational Functions realized by Informal Schools. Tabanan Regency was choosing because the object Development of the Orphanage was in that location, correctly in Tabanan Regency, Selemadeg Timur District, Bantas Village name Sos Children's Bali Orphanage.
Konsep Skematik Desain Pada Revitalisasi Museum Subak Di Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali: Bahasa Indonesia I Kadek Rama Adhi Aryana; I Kadek Merta Wijaya; I Nyoman Nuri Arthana
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 11 No. 1 (2023): UNDAGI : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa (Juni)
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/undagi.11.1.6933.126-133

Abstract

The Subak Museum which was created to maintain and strengthen Subak is not assessed at a level consistent with the appreciation experienced by Subak in 2012. The Subak Museum opened 40 years ago, but due to several circumstances, tourist visit data for the last six years fluctuated but tended to fall, therefore it is necessary to have a movement to restore visitor interest in visiting the Subak Museum by revitalizing it. In the Revitalization of the Tabanan Subak Museum, it is hoped that it can become a means of education and other supporting facilities such as research, protection and also recreation because the Subak Museum currently only facilitates exhibition halls. rice fields, along with the development of technology and the times.