ONTOLOGI (METAFISIKA, ASUMSI, DAN PELUANG)
…
9 pages
1 file
Sign up for access to the world's latest research
Related papers
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan hakikat mistis dari pendekatan ontologi, dan memberikan kerangka dalam memahami mistis secara argumentasi pengalaman pribadi dan secara teoritis. Dalam kehidupan ini tanpa kita pungkiri terdapat fenomena yang tidak hanya ada dalam keadaan yang nyata tetapi ada juga yang berkaitan dengan hal-hal spiritual. Hal-hal yang berkaitan dengan spiritual biasanya berkaitan dengan mistis. Mendengar istilah mistis, banyak sekali yang menilai berkaaitan dengan hal-hal gaib, negatif, ilmu hitam dan sebagainya. Namun pandangan ini adalah hanyalah sebuah argumen dari pribadi masing-masing. Bagaimana cara pandang setiap orang mengenai mistis in. Ontologi adalah cabang ilmu filsafat yang mengkaji tentang keberadaan ada dan tiada. Mistis adalah pengalaman batin yang mendalam untuk mengenal sesuatu yang melampaui dunia indera, yaitu Yang Ilahi atau Yang Transenden. Manfaat kajian ontologi meliputi pemahaman mendalam tentang konsep-konsep keberadaan, penyusunan informasi terstruktur untuk berbagi pengetahuan, dan integrasi konsep lintas domain untuk menciptakan pengetahuan yang lebih luas.
ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI PENDAHULUAN Dalam makalah ini akan memaparkan tentang cabang-cabang dalam filsafat, yang pertama di sebut landasan ontologis; cabang ini menguak tentang objek apa yang di telaah ilmu? Bagaimana ujud yang hakiki dari objek tersebut ? bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia (sepert berpikir, merasa dan mengindera) yang membuakan pengetahuan?. Kedua di sebut dengan landasan epistimologis; berusaha menjawab bagaimna proses yang memungkinkan di timbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus di perhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa yang disebut kebenaran itu sendiri? Apakah kriterianya? Cara/tehnik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?. Sedang yang ketiga, di sebut dengan landasan aksiologi; landasan ini akan menjawab, untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu di pergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/professional?
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Pada perkembangannya, ilmu terbagi dalam beberapa disiplin, yang membutuhkan pendekatan, sifat, objek, tujuan dan ukuran yang berbeda antara disiplin ilmu yang satu dengan yang lainnya. Pembahasan filsafat ilmu sangat penting karena akan mendorong manusia untuk lebih kreatif dan inovatif. Filsafat ilmu memberikan spirit bagi perkembangan dan kemajuan ilmu dan sekaligus nilai-nilai moral yang terkandung pada setiap ilmu baik pada tataran ontologis, epistemologis maupun aksiologi. Menyadari pentingnya peran dari filsafat ilmu dalam konteks pengetahuan sains maka makalah ini menyebutkan beberapa hal tentang bagaiaman proses fenomena tersebut terjadi, bagaimana hukum atau teori yang telah dikemukakan oleh para ilmuwan, dan apakah hakikat dari ilmu sains itu (ontologi, epistimologi dan aksiologi sains), bagaimana cara sains menyelesaikan masalah, dan apa sajakah manfaat sains dalam kehidupan manusia. Hal tersebut akan dibahas lebih luas dan mendalam dalam makalah ini.
Menurut ilmu antropologi “kebudayaan” adalah keseluruhan sistem gagasan,tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 2009 : 144). Manusia adalah makhluk yang berbudaya. Ia tak pernah terlepas dari situasi di mana ia tinggal; dengan siapa ia berelasi dan bagaimana ia bertahan hidup. Dalam konteks inilah manusia dibentuk menjadi manusia yang berbudaya. Ia dididik dan dibentuk berdasarkan tempat dimana dia tinggal. Dalam sejarah peradaban manusia mulai dari tingkat primitif sampai modern, manusia juga mengalami perkembangan. Perkembangan itu berawal dan menuju suatu bentuk atau pola kebiasaan yang lebih manusiawi. Bila dahulu manusia tidak berpakaian, pada zaman ini manusia sudah menggunakan pelbagai jenis pakaian. Bila dahulu manusia percaya pada kisah-kisah mitos, sekarang manusia percaya pada pikirannya. Manusia semakin berkembang dalam kebudayaannya sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman. Menanggapi hal ini Prof. Dr. C. A. van Peursen melihat usaha pembangunan dan modernisasi kita sebagai suatu pergeseran kebudayaan. Pada dasarnya perkembangan kebudayaan manusia dipengaruhi oleh alam pikiran manusia itu sendiri, alam pikiran manusia membentuk suatu kebudayaan yang baru dan melupakan kebudayaan lama. Kasus ini menjadi hal yang sangat menarik utuk kita diskusikan secara penting tentang perlunya kita mempertahankan kepribadian kita dalam menghadapi perubahan-perubhan sosial yang sanyat luas dan mendalam sekarang ini. Beliau dengan jelas menjelaskan dalam bukunya “Strategi Kebudayaan” tentang teori tiga tahap kebudayaan yakni tahap mitis, tahap ontologis dan tahap fungsional. Tahap-tahap ini tidak terjadi secara berurutan, tetepi saling berkesinambungan bahkan sampai sekarang.
Filsafat Ilmu, 2019
Cabang-cabang Ilmu filsafat banyak sekali di antaranya yang ada dalam pembahasan makalah ini adalah, aksiologi,ontologi dan epistemologi , Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu, Didalam ontologi banyak sekali yang berpendapat tentang definisi ontologi intu sendiri. Epistemologi atau teori pengetahuan adalah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan linkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Dalam pembahasan kali ini saya akan membahas beberapa point diantaranya adalah : Pengertian Epistemologi,Metode Induktif,Metode Deduktif, Metode Positivisme, Metode Kontemplatif, Metode Dialektis Dan untuk lebih jelasnya penulis telah memaparkan ini dan penjelasan yang sangat akurat dalam bab yang telah disediakan di bawah ini.
Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan berasal dari Yunani.
Abstrak Filsafat sebagai cabang ilmu tertua di antara disiplin ilmu lainnya memiliki ciri khas dalam menelaah sebuah realitas dan kebenaran. Di dalam filsafat, sebuah kebenaran dapat ditinjau dari tiga perspektif, yaitu perspektif ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ketiganya memiliki ranah masing-masing dan saling terikat satu dengan lainnya. Perspektif ontologi mempelajari hakekat ilmu sebagai karakteristik dasar dari seluruh realitas. Perspektif epistemologi mempelajari tentang sumber-sumber ilmu pengetahuan dan metode dalam menguji kebenaran. Sedangkan perspektif aksiologi mempelajari tentang nilai dari sebuah ilmu, dimana keberadaan ilmu adalah sebagai sarana dalam meningkatkan kemaslahatan hidup manusia. Maka, dalam kaitannya dengan proses berfikir, filsafat menawarkan tiga perspektif ini agar manusia dapat membuktikan kebenaran suatu realitas berdasarkan bukti yang empiris dan rasional. Kata Kunci :Ontologi, Epistemologi, Aksiologi

Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.